Dialogue Islamic Parenting
DIP/12/AHQ-IHQ/DK-ODOJ
====================
🔸Edisi : Rabu
🔸20 Safar 1437 H
🔸2 Desember 2015
🔲💟🔲💟🔲💟🔲💟🔲
🔲 Tanya :
Bunda Endria, mengapa ya saya merasa seperti sedang berjuang sendirian dalam mendidik anak saya, suami saya yang harusnya menjadi imam dan teladan bagi anak-anak, justru seolah-olah tidak peduli pada perkembangan anak kami. Justru dia juga layaknya anak-anak yang butuh perhatian.
Tadi dijelaskan bunda Endria, bahwa orang tua harus memberi keteladanan kepada anak, sedangkan ayahnya sendiri tidak bisa memberi teladan, dan saya pun masih jauh dari kata baik untuk menjadi teladan bagi anak-anak saya.
Yang ingin saya ketahui, hal-hal apa saja yang harus saya lakukan kepada anak, sehingga walapun dia tidak mendapat teladan baik yang langsung dari orang tuanya, minimal mereka bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar.
Bagaimana caranya agar keimanan itu bisa tumbuh dalam diri anak?
Saya tidak ingin anak-anak saya tumbuh menjadi anak yang semaunya sendiri, saya ingin mendidik mereka menjadi anak yang hatinya dipenuhi keimanan dengan segala keterbatasan yang saya miliki sebagai orang tua.
💟 Jawab :
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
🎋Mendidik anak itu hasilnya tidak bisa instant ... Perlu proses ! Dan setiap proses tersebut bisa jadi akan cukup panjang.
Karena mendidik anak bagaikan mengukir sesuatu diatas batu. Cukup sulit, selain perjuangan gigih juga perlu keterampilan dalam menetapkan strategi, kecerdasan serta kecermatan.
Jika ukiran itu terbentuk maka insyaAllah akan menghasilkan karya yang bernilai tinggi. Demikian pula mendidik anak tingkat kesulitannya tidak diragukan lagi tetapi buahnya pasti akan kita nikmati dikemudian hari, biidznillah.
Didalam proses mendidik anak, Allah sangat memperhatikan bagaimana orang tua melaksanakan amanah-Nya, sejauh mana memberikan hak-hak anaknya dan memenuhi kewajiban serta tanggung jawabnya.
Tugas utama orang tua terhadap anaknya adalah memberikan pengasuhan yang sebaik-baiknya menurut tuntunan Al-Qur'an dan Hadits Nabi shalallahu 'alaihi wassalam, walapun nanti hasil dari proses tersebut adalah mutlak ditangan Allah.
✒Perlu digarisbawahi bahwa segala proses perjuangan yang terkait dengan mendidik anak adalah merupakan amal kebaikan yang menjadi perhatian besar bagi Allah subhanahu wata'alaa.
Dia akan selalu menilai dan mencatat semua perilaku orang tua ketika mendidik anak-anak nya. Karena anak tersebut adalah milik-Nya yang dititipkan kepada orang tuanya.
📌Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam mendidik anak adalah ;
1⃣ MENTAL KEIMANAN, bahwa anak adalah amanah dari Allah yang kelak kita pasti akan dimintai pertanggung jawabannya, dengan mental keimanan seperti ini insyaAllah akan menumbuhkan rasa kesabaran diri ketika mendidik anak.
Kesabaran ini akan menyertai kesadaran orang tua bahwa anak-anak adalah titipan-Nya yang harus disampaikan pada bimbingan yang sesuai dengan petunjukNya.
2⃣ ILMU AGAMA yang memadahi, sehingga dalam proses pengasuhan anak kita terbimbing pada pola pengasuhan yang sesuai dengan kehendakNya.
Mendidik anak memang tidak bisa semaunya orang tua. Misal orang tua mempunyai idealisme yang tidak berdasar pada Aqidah dan Syariah Islam, ini tentu tidak dibenarkan dalam Agama. Oleh karena itu dengan Ilmu Agama kita akan mengetahui hal-hal apa yang harus kita jadikan pedoman dalam pengasuhan anak-anak kita.
3⃣ POLA KETELADANAN yang tepat dan konsisten. Keteladanan yang dipantulkan oleh orang tua kepada anak-anaknya akan sangat efektif dalam membentuk karakter dasarnya. Termasuk ketika orang tua bertanya bagaimana kita bisa menanamkan keimanan yang kokoh kepada anak kita. Maka jawabnya : beri contoh, sholihkan diri kita, dan ajak anak untuk mengikutinya, serta beri pemahaman kepada mereka bahwa tujuan Allah menciptakan dirinya adalah untuk beribadah kepadaNya.
Seharusnya tuntunan Qur'an dan Hadits menjadi dasar utama dari pola asuhnya, sehingga pembangungan ruhiyahnya mengarah pada penghambaan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Pembangunan Ruhiyah adalah sangat penting untuk ditanamkan dalam tumbuh kembang seorang anak agar kelak anak didalam menjalani kehidupannya dia tidak hanya mengenal Robb nya akan tetapi juga mengenal hak dan kewajibannya sebagai seorang hamba.
Kembali pada pertanyaan yang
diantaranya mengemukakan bagaimana jika salah 1 diantara pendidik ( ayah / ibu ) tidak menampilkan figur yang layak untuk menjadi seorang pendidik , atau sebaliknya , ibunda yang kurang cakap dalam mendidik anak-anak nya ? 😊
Ketika ada ketidak layakan atau ketidak cakapan orang tua dalam mendidik anak disebabkan karena kurangnya wawasan keterampilan mendidik atau parenting maka hal ini bisa menjadi sumber masalah juga.
🎯Khususnya bagi Ayah...
Perlu disadari bahwa figur Ayah memainkan peran yang tidak tergantikan untuk membantu Ibu membesarkan anak yang sehat dan bahagia, yang nantinya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan kestabilan.
Jika peran ini tidak berfungsi maka tentu akan berpengaruh besar terhadap anak.
Akan tetapi bagaimanapun kondisinya jika memang ayah tidak bisa maksimal menjalankan kepemimpinannya, ibu harus lebih ekstra dalam mencari penguatan diri baik dari mencari sumber-sumber ilmu dan juga melakukan amal-amal sholih untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya untuk bisa mengantar anak-anak nya menjadi hamba yang mulia.
Sabar dan doakan agar suami kembali tampil menjadi imam yang ideal ditengah keluarga.
Untuk bunda...
istiqomah dalam keimanan dan taqwa adalah kunci kekuatan yang insyaAllah bisa tetap terus menjadi para pendidik anak-anak yang sukses dunia dan akhiratnya.
والله أعلم بالصواب
📝Narasumber : Bunda Endria
_________________
~~~ AHQ-IHQ ~~~
🔴🔷🔶ODOJ🔶🔷🔴
_________________
🔵⚪️🔵⚪️🔵⚪️🔵⚪️🔵⚪️🔵⚪️🔵
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas commentnya