💦 💦 QANA'AH 💦💦
Contoh kesederhanaan Hidup Rasulullah SAW
💥 KEHIDUPAN Nabi Muhammad s.a.w. sangat sederhana. Pada suatu hari Rasulullah saw sedang beristirahat di rumahnya sambil berbaring di atas tikar yang diperbuat daripada daun-daun tamar (kurma). Tiba-tiba, seorang sahabatnya yang bernama Ibn Mas`ud datang menziarahi Rasulullah saw. Oleh kerana pada masa itu Rasulullah tidak memakai baju, maka Ibn Mas`ud melihat bekas anyaman tikar itu melekat di tubuh Rasulullah saw. Melihat keadaan yang demikian, Ibn Mas`ud bersedih dan menitiskan air mata. Beliau berkata di dalam hatinya: Tidak patut seorang kekasih Allah, seorang pemimpin negara dan seorang panglima tentera hidup dengan cara demikian.
Ibn Mas`ud pun berkata: "Ya Rasulullah, bolehkah saya membawakan tilam ke sini untuk Tuan?''
Rasulullah menjawab, "Wahai Ibn Mas`ud, apalah arti kesenangan hidup di dunia ini bagiku. "Hidup di dunia ini bagiku bagaikan seorang musafir dalam perjalanan jauh, lalu dia singgah sebentar berteduh di bawah pohon kayu yang rindang untuk berehat. Kemudian dia harus berangkat meninggalkan tempat itu untuk meneruskan perjalanan yang sangat jauh dan tidak berpenghujung.''
💥 Dalam suatu peristiwa lain pula, ialah ketika Rasulullah menikahkan puterinya, Fatimah dengan Ali bin Abi Talib. Pada masa itu Rasulullah menjemput Abu Bakar, Umar dan Usamah untuk membawakan 'persiapan' Fatimah. Mereka tertanya-tanya apakah yang disiapkan oleh Rasulullah untuk puteri tercinta dan menantunya yang tersayang itu? Ternyata, Rasulullah hanya menyiapkan gandum yang telah digiling, kulit binatang yang disamak, cerek dan sebiji pinggan. Ketika mengetahui hal itu, Abu Bakar menangis.
"Ya, Rasulullah, hanya inikah persiapan untuk Fatimah?'' tanya Abu Bakar tersedu-sedan."Ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia,'' jawab Rasulullah menenangkannya. Kemudian Fatimah keluar dari rumah dengan memakai pakaian pengantin yang cukup bagus, tetapi mempunyai 12 tambalan! Tiada perhiasan yang berharga mahal.
Setelah bernikah, Fatimah sentiasa menggiling gandum, membaca al-Quran, menafsirkan kitab suci dengan hatinya, dan menangis. Itulah sebahagian daripada kemuliaan diri Fatimah. Walimah pernikahan puteri Rasulullah itu memang sederhana karena kesederhanaan adalah sebagian kehidupan Rasulullah sendiri. Sebenarnya, Rasulullah mampu membuat walimah besar-besaran untuk pernikahan puterinya itu dengan meminta bantuan para sahabat yang kaya. Namun, sebagai manusia agung, `kemegahan' tidaklah bermakna kebendaan. Rasulullah ingin menunjukkan kesederhanaan dan sifat qanaah (puas hati), yang merupakan kekayaan yang hakiki. Dan bersikap iffah dari segala kekurangan untuk tidak meminta minta.
Rasulullah pernah bersabda: "Kekayaan yang hakiki adalah kekayaan iman dan dicerminkan dalam sifat qanaah.''
Bersifat qanaah berarti menerima ketentuan Allah dengan sabar, dan menarik diri daripada kecintaan kepada dunia. Iman, kesederhanaan dan qanaah adalah sesuatu yang tidak boleh dipisahkan. Seorang mukmin akan bersikap sederhana dalam hidupnya, dan kesederhanaan itu ditunjukkan daripada sifat qanaahnya.
🌹 Makna dan hakikat Qana'ah
Qana’ah berasal dari kata قنع, artinya adalah merasa cukup, merasa puas, rela terhadap apa-apa yang diberikan & tidak meminta-minta.
Secara istilah qana’ah : merasa cukup atas apa yang telah dikaruniakan Allah Swt kepada diri seorang hamba.
Lawan qana'ah adalah tamak atau rakus atau serakah.
Dengan sifat qan'ah ini mampu menjauhkan seorang muslim dari sifat tamak, sifat tersebut berdasarkan pemahaman bahwa rezeki yang didapatkan sudah menjadi ketentuan Allah Swt. Apapun yang diterima dari Allah Swt merupakan karunia yang tiada terhingga.
Oleh karena itu, kita sebagai mukmin wajib bersyukur kepada-Nya.
Firman Allah Swt :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (٦)
Artinya: “Dan tidak ada sesuatu binatang melata pun di bumi ini, melainkan Allahlah yang memberi rezekinya.”(QS Hud : 6 )
Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap rezeki yang kita peroleh adalah dari Allah Swt, Akan tetapi, tidak berarti kita harus pasrah tanpa ada ikhtiar atau usaha, justru kita dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin demi meningkatkan kesejahteraan hidup.
Sifat qanaah tidak membuat orang mudah putus asa atas ujian dan cobaan yang diberikan Allah Swt, baik berupa ketakutan, kelaparan, bencana, maupun kekurangan harta benda. Akan tetapi, mereka akan tetap bersabar menerima ujian tersebut dan tidak patah semangat untuk menjalani kehidupannya kembali. Hal ini sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al qur`an surah Al Baqarah:155)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)
Artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqarah:155)
Orang yang memiliki sifat qanaah merasa cukup dengan apa yang dia dapatkan meskipun sedikit. Dengan demikian, hati kita bisa menjadi tenang dan jauh dari sifat ketamakan. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad saw, yang menjelaskan bahwa seseorang yang dapat melaksanakan hidup dengan sifat qanaah, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung.
Sabda Nabi Muhammad SAW.
عن عبدالله ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : قد افلح من اسلم ورزق كفافا وقنعه الله بما اتاه (رواه مسلم)
Artinya : “dari Abdillah bin Umar r.a berkata Rosululloh SAW, “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam mendapat rizki secukupnya dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.”(HR. Muslim)
Allah SWT berfirman,”Barang siapa yang mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan ia beriman, niscaya kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik”.(QS.An-Nahl 98)
Kebanyakan ahli tafsir mengatakan, “kehidupan yang baik di dunia adalah qana’ah”.
Dari Jabir bin Abdullah. Dia mengatakan bahwa RasuluLlah SAW bersabda, “Qana’ah adalah harta simpanan yang tidak akan pernah habis”.
Abu Hurairah ra. Menyampaikan sabda RasuluLlah SAW yang Menyatakan :" Jadilah orang yang wara’ maka engkau akan menjadi orang paling ahli ibadah. Jadilah orang qana’ah maka engkau akan menjadi orang yang paling ahli bersyukur. Cintailah orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri, maka engkau akan menjadi orang mukmin yang paling baik. Berbuatlah baik kepada tetanggamu, maka engkau akan menjadi orang Islam yang baik. Sedikitkan tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati."
Qana’ah salah satu tanda bersyukur.
Sungguh sangat banyak cara atau jalan untuk bersyukur. Salah satunya adalah dengan melazimkan dan memelihara sikap qana’ah. Rasulullah bersabda: “Wakum qani’an takun asykarannasi-Dan jadilah kalian orang yang qana’ah niscaya engkau menjadi manusia yang bersyukur. " (H.R Ibnu Majah, dari Abu Hurairah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Imam Ibnu Sunni berkata :Qana’ah adalah sikap ridha terhadap pemberian.
Imam Raghib al Ashfani berkata : Qana’ah adalah merasa cukup dengan yang sedikit dari sesuatu yang dibutuhkan.
Imam Ali al Jurjani berkata : Qana’ah secara bahasa maknanya adalah ridha terhadap pemberian. Dan ada pula yang mengatakan makna qana’ah adalah mencukupkan diri dan tidak meminta-minta.
Hakikat qana’ah adalah engkau ridha dan menerima berapapun yang diberikan Allah dalam kehidupan dunia ini, baik sedikit ataupun banyak. Engkau menyerahkan urusanmu kepada Allah. Engkau mengetahui dan yakin bahwa Allah lebih tahu dan lebih sayang terhadap dirimu daripada dirimu sendiri. (AbduIlah bin Ibrahim Dawud, Kitab al Qana’ah).
Sikap qana’ah didefinisikan imam al-Ashma’i sebagai sikap merasa cukup & ridha atas karunia serta rezeki yg diberikan Allah Ta'ala.
Menurut Bisyir Al-Hafi, qana’ah ibarat raja yang tidak mau bertempat tinggal kecuali di hati orang mukmin.
Menurut Abu Sulaiman Ad-Daraani qana’ah karena ridha kedudukannya sama dengan wara’karena zuhud. Qana’ah adalah permulaan ridha sedangkan permulaan wara’ adalah zuhud. Menurut pendapat yang lain, qana’ah adalah sikap tenang karena tidak ada sesuatu yang dibiasakan.
Abu Bakar Al-Maraghi mengatakan, “Orang yang berakal sehat adalah orang yang mengatur dunia dengan sikap qana’ah. Dan memperlambat diri, mengatur urusan akhirat dengan sikap loba (tamak) dan mempercepat, mengatur urusan agama dengan ilmu dan ijtihad”.
Menurut Abdillah ibn Khafif qana’ah adalah meninggalkan angan-angan terhadap sesuatu yang tidak ada dan menganggap cukup dengan sesuatu yang ada.
Menurut Muhammad bin Ali At-Tirmidzi, yang dimaksud qana’ah adalah jiwa yang rela terhadap pembagian rizqi yang telah ditentukan. Menurut satu pendapat, qana’ah adalah menganggap cukup dengan sesuatu yang ada dan itdak berkeinginan terhadap sesuatu yang tidak ada hasilnya.
Wahab mengatakan, “kekayaan dan kemuliaan akan berkeliling mencari teman. Apabila mereka telah menemukan qana’ah, maka mereka akan menetap”.
Sebagian ulama pernah ditanya, “Siapa orang yang paling qana’ah” ? kemudian dijawab, “orang yang selalu memberikan pertolongan, meskipun kekayaannya sedikit”.
Ibrahim Al-Maratsani mengatakan, “Balaslah lobamu (tamak) dengan qana’ah sebagaimana engkau membalas musuhmu dengan qishash”.
Dzunun Al-Mishri mengatakan, “”Barang siapa menerima ketenangan dari ahsil pekerjaan maka ia telah memberikan kenikmatan kepada semua orang”.
Muhammad AL-Kattani njuga mengatakan, “Barang siapa yang menjual loba dengan qana’ah maka ia akan memperoleh kemuliaan dan harga diri”. Sebagian ulama mengatakan, “Barang siapa yang kedua matanya memandang kekayaan orang lain, maka ia akan selalu berduka cita”.
Rela menerima pemberian Allah Ta'ala seadanya, merupakan sesuatu yg sangat berat untuk dilakukan, kecuali orang yg dikaruniai taufik & petunjuk serta dijaga oleh Allah Ta'ala dari keburukan jiwa, kebakhilan & ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadaan memiliki rasa cinta yang besar terhadap kepemilikan harta.
Namun meskipun demikian kita dituntut untuk memerangi hawa nafsu supaya dapat menekan sifat tamak & membimbing menuju sikap zuhud & qana’ah.
Demikianlah sifat Qanaah ini mengakar pada diri para sahabat Rasulullah melalui pembinaan dan pendidikan kenabian, sehingga Allah Ta'ala memuji mereka dalam firmanNya yang artinya:.
"(Berinfaqlah) kpd orang-orang fakir yg terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tdk dpt (berusaha) di bumi; orang yg tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dgn melihat sifat-sifatnya, mereka tdk meminta kpd orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui." (QS al-Baqarah/2:273).
🌹 Dapat disimpulkan bahwa makna qana'ah adalah:
1. Merasa cukup dan puas dengan yang Allah berikan.
2. Selalu yakin bahwa Allah akan mencukupinya.
3. Menjaga diri dari meminta-minta.
4. Selalu bersyukur dalam setiap keadaan.
5. Tidak khawatir dengan urusan dunia
6. Tetapi tidak menanggalkan seluruh dunianya
7. Mengambil dunia secukupnya.
8. Fastabiqul khairat untuk urusan akhirat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas commentnya