Minggu, 24 Mei 2015

Tentang Doa

Dari grup sebelah

Sebagian orang yang berdoa dengan sepenuh akalnya.
Sebagian yang lain berdoa dengan sepenuh hatinya.
Dan ada pula yang berdoa dengan sepenuh jiwanya.

Orang yang berdoa dengan sepenuh jiwanya adalah orang yang pada saat berdoa, dia tidak berharap apapun, kecuali ingin melakukan yang terbaik, yang paling disukai Allah. Setelah itu dia tidak pernah mengait-ngaitkan peristiwa apapun yang terjadi setelah dia berdoa dengan doa-doanya. Baik peristiwa itu sejalan atau tidak sejalan dengan doanya.

Saat peristiwanya tidak sejalan dengan doanya, dia tidak merasa kalau doanya tidak atau belum dikabulkan oleh Allah.
Kalaupun peristiwanya sejalan dengan doanya, dia pun tidak merasa kalau itu terjadi akibat dari doa-doanya.

Dia tidak berani mengatakan kalau doanya belum dikabulkan Allah, Sebab perkataan itu mengandung buruk sangka kepada Allah. Seolah Allah tidak mau Memperhatikan harapan hamba-Nya.
Dia pun tidak berani mengatakan bahwa Allah telah Mengijabah doanya. Sebab perkataan seperti ini mengandung buruk sangka bahwa Allah hanya akan memberi kalau dia memintanya kpd Allah.

Padahal Allah Memberi atau tidak Memberi sepenuhnya bergantung pada Iradah, Kekuasaan dan Keadilan-Nya.

Belum tentu yang merasa doanya diijabah, berarti disayang diperhati-in oleh Allah.
Sebagaimana yang doanya tidak diijabah belum tentu tidak disayang tidak diperhatikan oleh Allah.

Akhirnya berdoalah kepada Allah, karena saya sadar dan tahu diri, bahwa saya hanyalah hamba-Nya, yang ingin sepenuhnya diakui dan diterima oleh-Nya sebagai hamba-Nya, tiada lebih tiada kurang.

Ya Allah, jadikan doa-doa kami jalan menuju jiwa kami yang sesungguhnya, jiwa seorang hamba, jiwa yang dalam hidup ini hanya bisa mengenal-Mu, jiwa yang tidak mengenal apapun dalam hidup ini, selain merendah dalam tunduk, patuh dan berserah diri kepada-Nya...

(Ust. Syatori)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas commentnya