Selasa, 07 Juni 2011

Pertanyaan Yang Tersisa

Menghela nafas panjang. Diam. Nikmatilah saat kita melewati detik-detik penantian. Hanyutkan rasa dan pikiran kita untuk menerima kedatangan tamu agung. Ingatlah bagaimana langkah demi langkah perjalan usia kita. Renungi tahap demi tahap waktu hidup yang telah kita lewati.

Sekarang kita akan memasuki kembali sebuah bulan yang tidak ternilai kemuliaannya. Sebuah bulan yang tak terbayarnya mahalnya oleh usia kita sendiri. Hmm sampai batas mana usia kita ada disini? Enam puluh tahun, tujuh puluh tahun, delapan puluh tahun? Sementara satu malam dibulan mulia itu bernilai lebih dari kebaikan sepanjang 82 tahun.

Khairun min alfi syahr… lebih baik dari seribu bulan. Benar-benar bulan yang nilainya tak pernah tertandingi oleh materi apapun yang kita punya. Itulah tamu agung yang akan kita terima tak lama lagi. Insya Allah …

Dia adalah bulan Allah yang membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Hari-harinya, malam-malamnya, jam demi jamnya. Inilah bulan ketika kita diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakanNya.

Di bulan inilah nafas-nafas kita menjadi tasbih, tidur menjadi ibadah, amal-amal baik dilipatgandakan pahalanya, dan untaian doa-doa akan diijabah. Tergiurkah kita mendengar sabda Rasulullah saw, “ Barangsiapa melakukan puasa dibulan Ramadhan disertai iman, dan karena ingin memperoleh keridhaan Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari)

Itulah alasannya Rasulullah saw bersabda, “ Sekiranya umatku mengetahui kemuliaan dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan kedatangan Ramadhan itu disepanjang tahun. “

Saudaraku..

Coba hitung. Ramadhan keberapakah dalam hidup kita, yang akan kita temui beberapa saat lagi itu? Bagaimana keadaan kita pada Ramadhan ditahun lalu? Apakah kita termasuk orang yang pernah memperoleh kemuliaan Ramadhan kah ??

Rasulullah saw bersabda, “ Dalam bulan Ramadhan, terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak diberikan kebajikan dimalam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan.” (HR Nasai dan Baihaqi). Kitakah orang yg diharamkan segala rupa kebajikan itu??

Diamlah disini dan lemparkanlah ingatan kita, disaat Ramadhan yang lalu, ketika nyaris kita tak melakukan persiapan istimewa apapun ketika menyongsong kehadirannya. Lalu apa persiapan yang telah kita tempuh untuk Ramadhan kali ini?

Pernahkah kita melalui Ramadhan yang betul-betul bermakna? Ingatkah kita, berapa banyak Ramdhan yang hanya kita isi dengan memperbanyak tidur disinag dan malam harinya. Berapa banyak Ramadhan yang kita sibukkan dengan hanya merencanakan menu makanan untuk sahur dan berbuka. Berapa banyak detik-detik akhir Ramadhan yang justru lebih sering kita korbankan untuk memikirkan hbaju baru dan haru biru hari raya? Berapa banyak hari-hari Ramadhan yang kita lalui dengan berkata dusta, menghujat, menggunjing orang lain dan riya? Padahal Rasulullah saw bersabda, “ Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak membutuhkan puasanya dari makan dan minum. “ (HR Bukhari)

Ingatkah kita, disaat kita justru sibuk mengantar kepergian dan berpisah dengan Ramadhan, lalu kita merelakan segala sumber daya yang telah terkumpul dengan susah payah selama setahun untuk melepas kepergiannya?

Ingat saat kita pernha merasakan lebih menyesal, jika tidak bisa berlebaran dengan meriah ketimbang tidak mampu menjalankan puasa, tarawih, tadarus, dan amaliah Ramadhan lain dengan sempurna. Padahal berlalunya bulan Ramadhan bagi orang-orang shalih seharusnya mencetuskan kesedihan.

Mereka sedih dan menangis karen apeluang untuk mendapat pahala beribadah yang berlipat ganda sudah tiada lagi. Diriwayatkan, kesedihan ini bukan dialaami oleh manusia saja malah dirasakan oleh para malaikat dan makhluk-makhluk lain.

Ya Allah…. Maafkan kami jika ternyata belum mampu merasakan nikmatnya Ramadhan yang mulia. Mungkinkah kita termasuk golongan yang terbelengu ketika Ramadhan?

Saudaraku..

Apa yang meningkat dalam diri setelah melewati Ramadhan-Ramadhan itu? Adakah dibulan-bulan setelah Ramadhan kita masih setia meluangkan waktu untuk melangkah kerumah Allah melakukan shalat berjama’ah seperti dibln Ramadhan? Adakah ditengah kesibukan kita masih terbersit niat untuk membaca ayat-ayat Allah sejak kepergian Ramadhan dahulu? Adakah ditengah malam, kita masih bersedia bangkit dari tidur, tidak lagi untuk makan sahur tetapi untuk menyembah Allah? Adakah kita terus berupaya untuk menjauhi segala sesuatu yang sia-sia, menahan gejolah nafsu, berpaling dari maksiat dan menjauhi larangan-larangan Allah setelah Ramdhan?

Dengarkalah seruan malaikat dibulan Ramadhan yang selalu menyeru, “ Wahai orang yang selalu mencari dan beramal kebaikan bergembiralah. Wahai orang yang mencari dan berbuat keburukan berhentilah dari perbuatan jahat. Seruan ini terus didengungkan sampai akhir bulan ramadhan. “ (HR Ahmad dan Nasai)

Ini adalah masa-masa kita melakukan pemanasan untuk berlomba memperoleh berkah dan rahmat Ramadhan. Bersiaplah untuk meyedikitkan waktu tidur, bersiap untuk mengeluarkan infaq dan shadaqah. Bersiap untuk berdiri berlama-lama menunaikan shalat fardhu dan sunnah. Bersiap untuk mebaca ayat-ayat Qur’an. Bersiap untuk mampu bertahan dan tetap tidak melanggar aturan-aturan Allah SWT.

Seandainya Allah memanjangkan umur kita sampai dibulan Ramadhan yang tak lama lagi akan kita jelang. Tanamkanlah perasaan bahwa ini adalah Ramadhan terakhir yang akan kita lewati. Setelah itu, tak kan ada lagi kesempatan kita menghirup udara rahmat Allah dibulan ini. tak pernah lagi ada kesempatan kita berpuasa Ramadhan. Tak pernah ada lagi kemungkinan mengucapkan istighfar memohon ampun dari dosa dibln saat pintu taubat dan pintu syurga terbuka lebar. Tak ada lagi waktu untuk membaca Al Qur’an. Tak ada lagi peluang untuk bersedekah, berinfaq dengan lipatan pahala yang hanya Allah saja yang Mengetahuinya.

Marhaban Yaa Ramadhan…


Disalin ulang dari Nasihat Ruhani Tarbawi edisi 71 Th 5/ Oktober 2003


Sejalan dengan interaksi dalam lembar kehidupan ini tentu ada pikiran negatif terbersit, kata tak pantas yang terucap, perilaku buruk tergerak baik yang sengaja ataupun tidak,….


Dalam menyambut jamuan Ramadhan ditahun ini ijinkan saya untuk memohon keikhlasan dan kelapangan untuk dapat memafkan semua…..



Allahumma Baariklanaa fi Rajaba wa Sya’bana wa balighna Ramadhan….



Hasbunallah wa ni'mal wakiil .....



Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu' (Qs. Al Baqarah : 45)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas commentnya