Kamis, 07 April 2011

Takdir itu seperti Rongga Labirin, Kita Bisa Memilih Jalan Kita

Takdir. Sebuah kata yang banyak sekali cara menyikapinya. Ada yang percaya bahwa sebuah usaha dapat mengubah suatu takdir. Ada juga yang pasrah pada takdir tanpa berusaha, lebih parah lagi, ia hanya nedo nrimo dengan yang namanya takdir. Lantas apa sebenarnya takdir itu?? Tulisan berikut mencoba mengilustrasikan arti takdir (menurut versi saya). Tentunya ilustrasi ini tidak akan bisa menyamai situasi yang sesungguhnya karena sungguh, Allah itu Maha Besar, otak kita tidak bisa menjangkaunya.


Takdir memang telah ditetapkan olehAllah, sejak sebelum kita lahir, bahkan sebelum ruh kita disematkan dalam tubuh kita. Namun yang perlu diingat bahwa takdir itu tak sesederhana sebuah garis lurus dari sekumpulan titik-titik, dimana setiap titik itu mencerminkan nasib yang akan kita jalani. Skenario Allahtidak sama dengan sekenario buatan sutradara film yang paling susah dicerna sekalipun. Bahkan ilustrasi saya berikut ini, hanya mampu mengisyaratkan betapa besar Allah.


Tentu kita pernah mendengar rongga labirin. Dalam dunia game, adalah sebuah permainan untuk mencari jalan keluar, yang mengharuskan pemainnya untuk menelusuri jalur yang benar yang akan membawa pada jalan keluar. Mungkin seperti itulah takdir. Namun dalam skala yang sangat besar, dan tingkat kerumitan yang sangat kompleks.


Takdir mungkin seperti rongga labirin maha besar. Rongga labirin itu bermula dari satu titik. Setiap melangkah 1 cm, maka kita dihadapkan pada percabangan yang harus dipilih, dan akan menentukan jalan berikutnya. Tiap cabang tersebut terlewati sejauh 1 cm, maka akan kita jumpai percabangan lagi. Tidak menutup kemungkinan sebuah cabang suatu saat akan bertemu kembali dengan sebuah cabang yang lain.


Sama halnya seperti hidup kita. Jalan hidup seseorang dimulai dari satu titik. Setiap detik (bahkan lebih kecil dari itu), kita dihadapkan pada pilihan hidup (yang sering kali kita tidak sadari). Setiap pilihan yang telah kita buat membawa kita kepada jalan hidup yang berbeda, disadari ataupun tidak, signifikan ataupun tidak. Pada setiap jalan itulah Allah menuliskan apa yang akan kita hadapi jika memilih sebuah jalan. Itulah nasib yang akan kita jalani. Bayangkan, jika setiap percabangan itu ada 3 cabang saja (tiga jalan hidup yang bisa kita pilih), artinya dalam 1 detik, ada 3 ketetapan Allah untuk kita, dalam 2 detik ada 9 ketetapan, 3 detik ada 27 ketetapan. Subhanallah. Semuanya tergantung pada diri kita sendiri, akhir dari perjalanan hidup itu kita sendiri yang menentukan, setiap detiknya.


Itulah sebabnya manusia tetap harus berusaha sekalipun takdir sudah dituliskan, karena kita yang akan memilih takdir yang mana yang akan kita jalani. Bahkan 1 detik sebelum seseorang bunuh diri, sebenarnya dia masih diberi pilihan (dia ada dalam sebuah percabangan terakhir) untuk memilih dengan cara apa dia akan mati. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali dia sendiri yang mengubahnya“.


Dan jangan lupa satu hal, DOA. Doa dapat memberi keyakinan pada hati kita untuk melangkah, memberi lampu penanda pada rongga labirin yang terbaik untuk kita. Bahkan seringkali rongga yang terbaik untuk kita adalah rongga yang paling sempit dan susah untuk dilewati.


Sekali lagi, ilustrasi ini sungguh tidak sanggup mengungkapkan ciptaan Tuhan yang sebenarnya. Dan yang perlu diingat, hidup adalah sebuah permainan labirin level Extreem. Karena kita tidak bisa kembali ke percabangan sebelumnya, bahkan tidak ada fitur “Save state” sehingga kita bisa mengulang kembali pada titik sebelum kita melakukan kesalahan. So, berhati-hatilah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas commentnya