Rabu, 12 April 2017

Empat Wanita Dijamin Masuk Syurga

(Sebuah resume dari kajian bersama Ustz. Farhat Naik, 01 April 2017 @Sentral 5 Daarut Tauhiid)

Disclaimer: Resume ini saya buat berdasarkan apa yang saya catat selama mendampingi Ustz. Farhat sebagai interpreter. Kurang dan lebihnya, mohon dimaafkan.

 

Tentang Ustz. Farhat Naik:

Farhat Naik adalah istri dari Dr. Zakir Naik, yang juga adalah seorang da’iyah khusus untuk kaum wanita. Ia telah banyak menyampaikan kajian dalam bahasa Inggris dan bahasa Urdu di berbagai belahan dunia selama mendampingi Dr.Zakir Naik berdakwah. Setiap kajiannya biasanya diikuti dengan sesi tanya-jawab. Ustz. Farhat  memperoleh gelar master di bidang perdagangan dari Universitas Poona, India. Sebelum menikah dengan Dr. Zakir Naik, ia pun mengajar di universitas tersebut.

Istri dari Dr. Zakir Naik ini adalah seorang da’iyah yang tawadhu, terjaga tutur kata dan sikapnya, sederhana, serta tidak mau mempersulit orang lain. Itulah kesan yang saya dapat selama mendampingi beliau. Saat menyampaikan tausiyahnya pun begitu runut, sistematis, dan mendalam. Hal ini menunjukkan kapasitas keilmuan beliau yang luar biasa. Dan yang begitu menakjubkan adalah konsistensi beliau untuk menjaga hijab beliau. Beliau sangat menghindari (baca: anti) difoto, atau dipublikasikan di internet. Silahkan dicek, tidak ada satu publikasi pun yang menampilkan profil seorang Ustz. Farhat Naik. Ketika saya tanya bagaimana bisa begitu konsisten menjaga tidak ada publikasi di internet. Beliau menjawab, “Saya tidak suka dengan gagasan seperti yang diusung oleh Facebook. Sosial Media seperti FB membuat hijab seorang muslimah berantakan. Muslimah menjadi dengan sebebasnya dilihat/dibaca oleh banyak pihak, termasuk yang bukan mahramnya. Maka meskipun adakalanya saya diwawancara oleh media, maka saya minta mereka tidak menampilkan siapa saya, tapi cukup tampilkan pikiran/pendapat saya saja. Saya ada di what’s app, tapi tidak di FB, IG, dll”.  (Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa dalam resume ini saya tidak melampirkan foto-foto ketika acara berlangsung)

Masya Allah…betapa jauh diri ini. Beliau tidak ingin dilihat oleh makhluk, hanya ingin dilihat oleh RabbNya. Padahal dengan kapasitas beliau, popularitas akan sangat mudah diraihnya. Tapi tidak, beliau begitu konsisten menjaga dirinya, dan dengan begitu, ternyata Allah angkat derajatnya. #tertundukmalusaya

 

Ustz. Farhat membuka kajian dengan mengisahkan 4 wanita yang dijanjikan Surga oleh Allah SWT. Hal ini berdasarkan sebuah kisah dimana Rasulullah menggambar empat buah garis di atas tanah, lalu bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian apa maksud dari garis-garis ini?”. Sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya lebih tahu”. Kemudian beliau berkata: “Ini adalah empat wanita paling mulia yang akan menjadi penghuni surga kelak, yaitu Khadijah binti Khuwailid (Istriku), Fathimah binti Muhammad (putriku), Maryam binti Imron (Istri nabi Isa), dan Asiah binti Muzahim (istri Fir’aun)”.

Kemudian mulailah beliau mengisahkan keempat wanita mulia tersebut:

Fathimah binti Muhammad

Fathimah adalah putri Rasulullah, yang dicatat dalam hadits akan menjadi pemimpin kaum wanita di Surga kelak.

Suatu hari, seperti halnya wanita pada umumnya, Fathimah merasa kelelahan dengan semua pekerjaan rumah tangganya. Kemudian ia mengeluh kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib RA. Lalu Ali RA berkata, “Mengapa kau tidak meminta seorang pembantu saja pada ayahmu?”. Maka Fathimah pun berangkat ke rumah ayahnya, namun tidak didapatinya Rasulullah di rumahnya, hanya ada Aisyah, maka ia titipkan pesan pada Aisyah dan kembali ke rumahnya.

Ketika Fathimah dan Ali hendak tidur, datanglah Rasulullah seraya bertanya, “Apakah benar kau telah datang ke rumahku hari ini?.” “ Benar ya Rasulullah.” “Apakah keperluanmu?” “Sesungguhnya aku mendengar ada beberapa orang pembantu yang datang kepadamu, maka aku ingin engkau memberiku seorang pembantu untuk membantuku mengerjakan tugas-tugasku.”

Kemudian Rasulullah berkata, “Belumkah saya beri tahu engkau wahai putriku, tentang sesuatu yang jauh lebih baik dari itu? Saya akan beri kamu, sesuatu yang lebih baik dari sekedar seorang pembantu. Ucapkanlah 33x Subhanallah, 33x Alhamdulillah, dan 34x Allahu Akbar setiap malam sebelum kamu tidur.”

Dan, inilah dzikir yang memiliki kekuatan luar biasa: the super power dzikir, the energizing dzikir yang akan memberi energi luar biasa pada diri kita. Inilah dzikir yang akan memompa kembali semangat kita.

Rasulullah bisa saja memberi ratusan pembantu kepada Fathimah putrinya, namun bukan itu yang diberikannya. Ia berikan sesuatu yang jauh lebih baik dari itu.

Maka, saat kita (para istri) merasa kelelahan, merasa capek, merasa pekerjaan rumah ini tidak ada hentinya, solusi terbaik untuk kita adalah memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT.

Karena bila hubungan kita dengan Allah kuat, maka insya Allah kita akan selalu bersemangat dan selalu penuh energi. Sebaliknya, bila hubungan kita dengan Allah lemah, maka kitapun akan lemah, dan mudah merasa kelelahan.

 

Khadijah binti Khuwailid

Khadijah binti Khuwailid adalah contoh sempurna dari seorang istri yang luar biasa.

Mari kita lihat kisah ketika Rasulullah pertama kali menerima wahyu di Gua Hira’, saat itu Rasulullah tengah mengasingkan dirinya karena kesedihannya melihat akhlak kaumnya. Wahyu yang pertama kali diterima oleh Rasulullah SAW adalah “IQRA”.  Rasulullah tidak bisa membaca, sehingga ketika wahyu tersebut turun, Rasulullah menjadi sangat ketakutan. Jibril memeluknya dua kali, dan menyuruhnya kembali membaca ayat yang kemudian menjadi potongan dari surat Al Alaq. Setelah Jibril pergi, Rasulullah merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Disinilah, kita akan melihat bagaimana peranan Khadijah sebagai seorang Istri.

Disaat kebingungan seperti itu, seorang laki-laki tentu memiliki beberapa pilihan kemana ia akan mengadu. Ia bisa saja pergi ke keluarganya (kaumnya) yakni Bani Quraisy. Ia pun bisa saja menemui sahabat-sahabatnya. Dan pilihan berikutnya mungkin ia akan menemui istrinya. Dan ternyata, Rasulullah memilih untuk menemui istrinya yakni Khadijah RA. Hal ini menunjukkan kuatnya ikatan hati antara mereka berdua. Yang tentu saja tidak mungkin terbentuk tanpa ada sebabnya.

Lalu mari kita bayangkan, bila hal seperti itu terjadi pada suami kita. Setelah menghilang berhari-hari tanpa kabar, kemudian pulang ke rumah, apa yang biasanya kita ucapkan? Kemungkinan besar, kebanyakan istri jaman sekarang akan berkata: “Kenapa sih? Dari mana saja? Kok gak ngasih kabar? Dll, dsb.” (Jleb…haha…saya bangeet). Tapi tidak demikian dengan Khadijah.  Ia memiliki kedewasaan dan akhlak yang begitu luar biasa untuk kita jadikan teladan. Saat suaminya datang, ia tidak mencecarnya dengan beragam pertanyaan. Yang dilakukannya adalah: ia tenangkan suaminya, ia selimuti, dan melimpahinya dengan kasih sayang hingga suaminya merasa nyaman.  Setelah suaminya merasa nyaman barulah kemudian ia bertanya, dan suaminya bercerita tentang Jibril yang mendatanginya di Gua Hira’. Dan, mari kita lihat, betapa bijaknya respon Khadijah ketika mendengar hal itu. Khadijah berkata: “Wahai suamiku, Demi Allah, Dia tidak akan menghinakan atau membuatmu susah. Karena bukankah engkau adalah orang yang selalu menyambung tali persaudaraan, berkata benar, selalu menghormati dan suka menolong orang lain?”

Kata-kata ini, tentunya membuat Rasulullah tenang dan lebih percaya diri. Inilah sebaik-baik kata-kata yang keluar dari lisan seorang istri. Inilah contoh dari kedewasaan dan kematangan akhlak seorang istri, dan Inilah yang patut menjadi teladan bagi kita.

Bila kita sering mendengar ungkapan relationship goal , maka inilah contoh terbaik dari keluarga Rasulullah. Inilah contoh relationship goal terbaik. Kuatnya bonding/ikatan hati antara suami istri, bersumber dari matangnya kedewasaan dan akhlak seorang istri. Ini jugalah yang menjadi fondasi bagi ketahanan sebuah keluarga. Karena bila ikatan antara suami istri kuat, maka anak-anak/keluarga pun akan menjadi kuat ikatannya.

 

Maryam binti Imron

Sesungguhnya Allah telah menyampaikan dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 42: Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia”.

Disini Allah menunjukkan bahwa Maryam adalah wanita yang paling sukses, bila kita merujuk pada Al Qur’an. Ialah satu-satunya wanita yang namanya diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam Al Qur’an.

Maryam memiliki karakter yang luar biasa. Bila kita lihat saat ini di berbagai belahan dunia seringkali disibukkan dengan bergam kontes miss world, miss universe, dll; maka bila kita merujuk pada Al Qur’an akan kita temukan miss universe versi Al Qur’an adalah Maryam binti Imron. Ialah wanita yang selalu menjaga kesucian dirinya, kehormatan dirinya dengan takwanya pada Allah SWT. Maryam menunjukkan bahwa ketakwaan adalah kunci kecantikan muslimah yang sesungguhnya.

Dan, hijab adalah salah satu pembuktian takwa kita sebagai seorang muslimah kepada Allah SWT. Bersyukurlah karena di Indonesia ini mayoritas muslimah sudah berhijab. Hijab menunjukkan pembeda antara seorang muslimah dengan non muslimah. Hijab juga adalah sebuah ciri yang menunjukkan kehormatan, harga diri, kemuliaan, dan kesucian seorang muslimah.

 

Asiyah binti Muzahim

Asiyah adalah istri dari Fir’aun -seorang raja yang menganggap dirinya adalah tuhan, seorang raja yang karena ketakutannya akan munculnya musuh yang akan meruntuhkan kekuasaannya. Karena kecintaannya, Asiyah mendapat tempat khusus di hati Fir’aun. Ia adalah istri kesayangan Fir’aun yang dzalim.

Sebagai istri seorang raja, Asiyah dimanjakan dengan kemewahan. Apapun dapat dimilikinya. Namun, segala kemewahan dan harta yang berlimpah itu tidak menjadi penghalang untuknya beriman kepada Allah SWT. Ia rela mengorbankan semua kemewahan itu untuk mempertahankan ketauhidannya. Ia meyakini bahwa Allah sajalah tuhan yang maha esa. Maka ketika suaminya yang dzalim mengetahui hal ini, murkalah ia. Dibawah ancaman dan siksaan suaminya, Asiyah tetap tidak mau melepas ketauhidannya. Karena kemurkaannya akan keimanan istrinya, Fir’aun memerintahkan para prajuritnya untuk mengikat Asiyah pada sebuah kayu di bawah terik matahari. Tidak hanya itu, kedua tangan dan kaki Asiyah pun dipaku, serta ditimpakan sebuah batu besar diatas punggungnya. Namun siksaan yang sedemikian berat tidak menggoyahkan iman Asiyah. Ia tetap teguh dengan keimanannya. Maka Allah pun tidak menyia-nyiakannya. Malaikat menaunginya dari panas terik matahari, dan Allah mengabulkan doanya yang diabadikan dalam QS At Tahrim:11 (Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim). Saat itulah, Allah singkapkan hijab dan Asiyah dikabarkan melihat rumahnya yang dibangun di dalam Surga, dan Asiyah pun tersenyum gembira. Hal ini membuat Fir’aun semakin geram, dan semakin menyiksanya. Namun Asiyah tidak peduli akan siksaan tersebut, karena kerinduannya pada surga sudah sangat besar.

Asiah memberi kita pelajaran, bahwa meski wanita seringkali dianggap lemah, namun sebenarnya seorang wanita itu kuat ketika ia memiliki keteguhan iman – ketauhidan pada Allah SWT. Jadikanlah Asiyah sebagai teladan kita, yang mana ia rela meninggalkan semua kemewahan dan harta yang dimilikinya demi mempertahankan keimanannya-aqidahnya, demi menggapai keridhoan Allah. Asiyah memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Allah SWT, maka Allah kuatkan ia menghadapi berbagai ujian dalam kehidupannya.

 

Sebagai tambahan, Ustz. Farhat pun mengisahkan tentang seorang shahabiyah bernama Ummu Umarah (Nusaibah binti Ka’ab), seorang shahabiyah pemberani yang seringkali ikut berperang bersama Rasulullah. Ia adalah seorang ahli pedang, ahli berkuda, juga ahli bedah medis, yang tidak pernah gentar membela agama Allah. Ummu Umarah selalu berada di garda terdepan dalam perang bersama Rasulullah, bersama-sama dengan suami dan kedua anaknya.

Pada perang Uhud, ketika pasukan muslim dilanda kekacauan akibat para pemanah turun dari atas bukit dan melanggar perintah Rasulullah, Ummu Umarah berlari dan segera membentuk pertahanan untuk melindungi Rasulullah. Kelincahannya dalam melindungi Rasulullah ini disampaikan Rasul kepada sahabat-sahabatnya: “Tidaklah aku menoleh ke kanan-kiri-depan-belakang, kecuali aku melihat ummu Umarah sedang membelaku”. Ummu Umarah terluka parah dalam perang itu, begitu juga anaknya. Namun ketika ia melihat anaknya terluka dalam perang, ia justru berkata pada anaknya tersebut: “Bangkitlah, lawan tentara musuh!”. Rasulullah terharu melihatnya, dan berdoa “Ya Allah, jadikanlah mereka temanku di surga kelak”.

Kisah Ummu Umarah ini menunjukkan pada kita betapa pentingnya kecerdasan dan keberanian yang dimiliki seorang muslimah untuk membela agama Allah. Dan sesungguhnya, seorang muslimah haruslah pandai mulai dari pandai di dapur hingga di medan perang. Muslimah harus senantiasa mengeksplorasi kemampuan dirinya, karena wanita diciptakan sangat powerful. Muslimah bukanlah orang biasa. Dan sebagaimana Allah sampaikan dalam QS Ali Imran ayat 110 (Kamu adalah umat terbaik…), maka kita harus meyakini bahwa dengan kerja keras dan cerdas, seorang muslimah akan mampu melakukan banyak hal.

 

Ada 3 kesamaan yang utama dari kelima teladan muslimah yang sudah kita bahas tadi, yang sepatutnya dapat kita jadikan panduan untuk menjadi seorang muslimah yang ideal:

Memiliki tujuan hidup yang jelas dan fokus

Tujuan hidup mereka jelas, yakni memperoleh keridhoan Allah. Maka, setiap aktivitas dan langkah kita, harus senantiasa kita niatkan untuk mendapat keridhoan Allah. Pastikan semua yang kita lakukan bernilai ibadah, karena Allah menyampaikan bahwa “Tidaklah kami ciptakan Jin dan Manusia selain untuk menyembahku (QS 51:56)”.

Bila kita lakukan semua hanya untuk beribadah, mencari keridhoan Allah dan hanya karena Allah, niscaya kita tidak akan merasa lelah, juga tidak akan pernah menunda-nunda.

 

Memiliki hubungan yang dekat dan kuat dengan Allah SWT

Tanya diri anda, bagaimanakah hubungan kita dengan Allah, bila dibandingkan dengan para wanita yang dijamin masuk surga dalam kisah-kisah tadi?

Allah memberi garansi, menjamin bahwa Ia akan selalu mengingat hamba yang mengingatNya. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah berkata bahwa “Allah berfirman: Aku itu sesuai persangkaan hambaKu. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”. Maka pastikan untuk selalu terhubung dengan Allah SWT. Pastikan kita memiliki hubungan yang spesial dengan Allah, karena itulah salah satu kunci dari kesuksesan para wanita penghuni surga.

Bila kita mendekat pada Allah, maka insya Allah kita akan merasakan nikmatnya iman sebagaimana yang dirasakan oleh ummu Umarah, Asiyah, dll.

Diantara cara untuk membangun kedekatan pada Allah:

Shalat lima waktu, shalat sunnah rawatib, tahajud, dhuhaMembaca dan memahami Al Qur’an secara konsisten

Meski hanya 10-15 menit per hari; pelajari Al Qur’an, baca tafsirnya, dan pahami.

Berdo’a

Karena doa adalah senjata terbesar yang Allah karuniakan pada kita. Allah tidak akan mengabaikan do’a-do’a kita, karena begitulah janji Allah pada kita.

Dzikir pagi dan petang.

Dzikir pagi dan petang akan melindungi kita dari kejahatan makhluk sepanjang hari, dan dalam salah satu hadits disebutkan bahwa “Barangsiapa mengucapkan dzikir di pagi hari dengan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum petang hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dengan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penghuni surga”. Maka jangan pernah meninggalkan dzikir pagi dan petang ini.

 

Menggunakan waktu dan energi sebaik mungkin

Waktu adalah hal yang sangat berharga, karena waktu tidak dapat diulang. Gunakan waktu dengan tepat, dan berhati-hatilah dalam menggunakan waktu. Optimalkan penggunaan waktu untuk mencapai tujuan hidup kita.

Orang bilang waktu adalah uang, padahal sesungguhnya, waktu jauh lebih berharga dari uang; karena uang dapat kita tabung, tapi waktu tidak!

Maka di era teknologi ini,  berhati-hatilah dengan sosial media, tv, dan gadget karena ia ibarat pedang bermata dua. Gunakan dengan bijak dan pastikan hanya menggunakannya untuk mencapai tujuan hidup kita.

Dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan mengingat bahwa “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, tuhan semesta alam (QS.6:162)”, agar senantiasa fokus pada tujuan hidup kita.

 

SESI  TANYA JAWAB

Pertanyaan 1:

Ustadzah, ibu saya seringkali membentak ayah saya. Saya tahu itu tidak baik dan bisa menyebabkan ibu saya masuk neraka, maka saya sering mengingatkan ibu saya untuk tidak melakukan itu. Tapi Ibu saya malah berbalik marah pada saya dan menganggap saya cuma anak kecil yang belum menikah, jadi belum ngerti gimana perasaan ibu. Sebagai seorang anak, apa yang harus saya lakukan untuk membantu ibu saya?

Jawaban 1:

Pertama-tama, yang terpenting adalah lakukan tugas kita sebagai anak. Jadilah anak yang sholeh baik terhadap ibu maupun ayah kita. Ajak untuk bersama-sama mengadakan majelis qur’an di rumah. Baca Al Qur’an bersama-sama min selama 10-15 menit setiap hari. Dengan begitu, insya Allah rumah anda akan diberkahi Allah SWT.

Kedua, bila ingin mengingatkan ibu, lakukan dengan cara yang baik, cara yang positif. Ingatkan ibu saat sedang berdua saja dengan ibu, jangan di depan orang lain.

Ketiga, berdoa selalu untuk Ibu dan Ayah. Allah yang akan membolak-balik hati mereka, karena hanya Allah yang menggenggam setiap hati.

 

Pertanyaan 2:

Ustadzah, bila kita sudah berusaha menjaga pandangan kita dari hal-hal yang diharamkan, berusaha untuk selalu beribadah, lalu apalagi yang harus kita lakukan untuk menjadi seorang muslimah yang baik?

Jawaban 2:

Dalam tubuh ini ada segumpal darah, dan ini adalah rajanya tubuh kita. Bila segumpal darah itu baik, maka baiklah ia. Dan bila segumpal darah itu buruk, maka buruk jugalah ia. Maka tugas kita adalah menjaga, agar hati ini tidak menjadi hati yang mati. Jaga agar ia menjadi hati yang bersih.

Jaga mata-telinga-mulut kita, karena itu adalah pintu masuk menuju hati. Zina itu bukan hanya zina perbuatan, tapi juga ada zina mata-zina telinga-zina mulut. Karenanya, pastikan kita selalu beristighfar minimal 100x setiap pagi, karena kita tidak tahu dosa apa yang sudah kita lakukan. Bisa saja kita tanpa sadar melakukan sebuah dosa, beristighfarlah, agar terbasuh dosa-dosa itu.

 

Pertanyaan 3:

Saya kuliah di bidang sains, bukan di bidang agama sementara saya sebetulnya ingin sekali memahami agama dengan benar. Apa yang sebaiknya harus saya lakukan?

Jawaban 3:

Sesungguhnya, semakin anda belajar sains, maka anda seharusnya juga semakin mengenal Allah dan memahami Al Qur’an. Karena di dalam Al Qur’an banyak sekali dijelaskan mengenai sains, maka bacalah seluruh Al Qur’an dengan artinya, lalu berjuanglah untuk mengamalkannya.

 

 

Kemudian Ustz. Farhat Naik menutup kajian ini dengan mengatakan:

“Muslimah, temukanlah apa potensi terbaikmu, dan jadilah yang terbaik di bidangnya. Jadikan semua aktivitas kita sebagai sarana untuk terus mendekat pada Allah SWT, sebagai sarana untuk meraih ridhoNya. Dan saat anda meninggalkan majelis ini, buatlah satu resolusi untuk memperbaiki satu saja hal buruk yang pernah anda lakukan-yang hanya diketahui oleh anda dan Allah SWT. Dengan begitu, insya Allah setiap hari anda akan menjadi muslimah yang lebih baik.”

 

Wallahu a’lam bisshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas commentnya