Jumat, 21 April 2017

Single Parent

MENGASUH DENGAN SAYAP PATAH : Problematika Pengasuhan ’Single Parent’ (FOR US #3)
Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru | Ahad, 18 Desember 2016
Fasilitator: Ust Bendri Jaisyurrahman
Notulis: Aldiles Delta Asmara

RINGKASAN MATERI

Ibarat burung yang punya dua sayap, anak membutuhkan keduanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan IBUnya. Mengasuh dengan sayap patah bukan sebuah vonis kelak anak dari ‘single parent’ akan gagal. Ambil hikmah dari kisah Hanna (ibunda dari Maryam) yang mengasuh dengan sayap patah karena ditinggal wafat Imron sejak Maryam dalam kandungan. Hanna tetap mengasuh Maryam hingga namanya tercatat dalam Al Qur'an sebagai wanita suci.

3 Jenis ‘single parent’

a. Terpisah karena kematian.
Inspirasi : Hanna, ibunda dari Maryam. Meski menjadi keluarga dengan ‘single parent’ sebab ditinggal wafat sang ayah, Allah jadikan keluarga Imron sebagai salah satu keluarga terbaik yang tercatat dalam Al-Qur'an. Simak Q.S Ali-Imron: 33 "Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)". Allah takdirkan Imron tidak sempat mengasuh anaknya, namun sang anak menjadi wanita terbaik dan juga disebut Allah dalam Al-Qur'an sebagai wanita suci.
Aminah, ibunda dari Rosulullah pun merupakan contoh ibu yang mengasuh anak seorang diri namun anaknya menjadi lelaki terbaik sepanjang zaman. Maka ‘single parent’ bukan penghalang mencetak generasi yang baik, dan ‘single parent’ bukan status pemakluman 'nakal'nya anak.

b. Terpisah karena hubungan nikah, perceraian.
Hukum dasar perceraian adalah haram kecuali dengan sebab-sebab yang dibolehkan Allah. Maka berhati-hatilah sebelum memutuskan bercerai. Dalam kisah orang-orang shaleh terdahulu, belum ditemukan kisah pengasuhan dari orangtua yang bercerai.

c. Terpisah karena waktu yang lama
Inspirasi: kisah nabi Ibrahim alaihissalam yang sangat sedikit berinteraksi dengan anaknya Ismail. Namun ia menjadi anak yang taat kepada Allah dan juga seorang Nabi. Begitu pun dengan Farukh, suami dari ummu Robi’ah, ayah dari Robi’ah Ar Ra’yi, yang pulang hanya 30 tahun sekali namun mampu mengasuh Robi’ah menjadi salah satu guru Imam Malik.
Bagaimana pola asuh yang diterapkan Ibrahim dan Farukh hingga mampu mencetak anak terbaik pada zamannya meskipun mereka terpisah jarak jauh dari anaknya?

Catat. Ada kebutuhan anak yang harus kita penuhi:

a. Cinta dan perhatian
Cinta dari ibu menentramkan sedang cinta ayah menguatkan. Anak yang tak tercukupi cintanya akan mencari cinta lain di luar keluarga, atau menagihnya lewat perilaku yang tidak menyenangkan. Dan cinta orangtualah yang akan membuat anak kembali meskipun ia pernah 'melangkah jauh' menjadi anak yang kurang baik.
Inspirasi : Kisah Ustadz Jefri al Bukhari (rahimahullah) yang kita tahu bagaimana sosok berandalnya sebelum menjadi da'i. Namun cinta sang ibu mampu membuat seorang Jefri kembali ke jalan kebenaran. Hilangnya cinta orangtua menyebabkan anak-anak mencari perhatian. Maka berbahaya jika ternyata anak justru mendapatkan cinta dari orang-orang yang salah atau buruk perilakunya.

b. Materi
Diakui atau tidak, materi menjadi sangat penting dalam kebutuhan mengasuh anak. Maka jangan pelit dan perhitungan terhadap kebutuhan anak.

c. Stimulan fisik dan akal.
Anak laki-laki harus diberi stimulan oleh laki-laki, dampak dari anak laki-laki yang tidak mendapatkan stimulan langsung oleh laki-laki dewasa adalah kelak ia akan menjadi lelaki yang gemulai. Selain stimulan fisik, orangtua juga wajib memberi stimulan akal pada anak.

Bagaimana menjalani peran dengan baik sebagai orangtua?

1.  Sadari bahwa tidak ada “Super Parent”
Sebagai orangtua terutama ibu, kita wajib mengakui kelemahan diri bukan malah melemah-lemahkan diri di hadapan anak dan orang lain. Banyak orangtua terbebani mengasuh anak sebab ingin menjadi orangtua sempurna, padahal memaksa diri menjadi sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun dapat membuat orangtua stres dan menganggap dirinya gagal mengasuh.

Kesadaran diri bahwa tidak ada orangtua yang sempurna memberikan banyak hikmah bagi diri orangtua dan anak:
- Anak akan belajar bahwa ia hidup bukan untuk menjadi yang sempurna tapi ia harus terus memperbaiki diri setiap saat. Inilah fitrah manusia. Dan pelajaran hidup yang teramat penting tersebut anak dapatkan dari orangtua yang sadar bahwa ia bukan “Super Parent”.

- Kesadaran atas ketidaksempurnaan selaku orangtua mendorong kita mengukur kelemahan yang ada pada diri untuk kemudian ditutup dengan kekuatan yang kita miliki.

2. Merawat diri
a. Senantiasa menjaga emosi dan berpikir positif.
Anak mendapat limpahan energi yang dicurahkan dari ayah dan ibu. Saat membersamai anak, orangtua harus menjaga pikiran dan emosi tetap positif. Emosi ibarat bau badan. Jika ia wangi atau positif maka anak akan nyaman berada di dekat orangtua. Namun jika orangtua memiliki emosi negatif, anak akan menjauh dan menarik diri dari orangtua.

b. Memiliki “Me Time” yang cukup
Meskipun berstatus ‘single parent’, orangtua terutama ibu harus memiliki 'me time' yang digunakan sebagai waktu mengevaluasi dan ‘treatment’ untuk emosinya.

c. Manajemen marah dan sedih
Anak-anak yang kita asuh tidak boleh merasakan sedih yang ditularkan dari kesedihan kita selaku orangtua. Sebab mereka telah menanggung bebannya sendiri; beban tak lengkapnya orangtua, juga beban ketiadaan ayah untuk mengadu dan berlindung saat ia sedih dari ibu (begitupun sebaliknya). Orangtua ‘‘single parent’’ boleh menceritakan kesedihan dan kesulitan yang dirasa sebagai orangtua tunggal kepada anak tetapi jangan terlalu sering. Tuangkan saja kesedihan itu kepada Allah (saat sholat malam), dan jangan berlarut-larut menunjukkan kesedihan tersebut di depan anak.

3. Memberikan kebutuhan cinta
Berpisah dengan pasangan tidak boleh memisahkan cinta anak dengan mantan pasangan kita. Hindari menceritakan keburukan mantan pasangan pada anak. Anak hanya boleh mendengar yang baik-baik tentang orangtuanya agar tidak tumbuh kebencian terhadap orangtuanya. Hal ini juga wajib dipegang teguh oleh pasangan LDR (long distance relationship), seperti dicontohkan oleh Hajar istri Nabi Ibrahim alaihissalam. Ia tak pernah bercerita buruk tentang Ibrahim yang meninggalkan dirinya dan bayi Ismail di padang gurun nan gersang. Sebab anak tidak boleh mendapatkan cerita keburukan tentang ayah/ibunya.
Orangtua yang telah berpisah jangan memanas-manasi anak untuk benci kepada salah satu orangtuanya. Jika dilakukan artinya kita sedang menyiapkan anak melakukan dosa besar, yaitu durhaka kepada orangtua.
Ajarkanlah anak agar hormat kepada mantan pasangan kita, meskipun mantan bersikap buruk terhadap kita. Katakan bahwa seburuk apapun kelakuannya ia tetap orangtua dari anak kita yang wajib dihormati dan didoakan. Jangan bebani anak saat konflik terhadap pasangan agar ia mejadi anak sholih yang berbakti kepada orangtuanya.

4. Berikan waktu yang cukup.
Hal termewah yang dibutuhkan anak adalah waktu berkualitas bersama orangtuanya. Bukan sekadar banyaknya pertemuan, tapi orangtua harus memberi kesan baik saat bertemu. Tak hanya mendampingi atau menemani anak bermain namun orangtua wajib terlibat dalam segala aktivitas yang dilakukan anak agar ia merasa orangtua hadir secara utuh untuk dirinya. Jangan terburu-buru saat bermain dengan anak. Jauhkan segala gangguan yang dapat menghilangkan/memecah perhatian kepada anak. Jauhkan ‘gadget’, atau apapun ketika sedang bersama anak. Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah yang selalu total menghadirkan dirinya saat sedang bersama anak-anak.

5. Berikan stimulan yang tepat
Ibu ‘single parent’ harus menyadari bahwa ia butuh pihak lain dalam mengasuh. Putra kita butuh figur laki-laki dewasa agar tumbuh sikap maskulinnya. Sedangkan putri kita butuh sosok laki-laki dewasa agar sebagai perempuan ia mampu bersikap tegas, tidak mudah dibohongi laki-laki yang tidak dikenalnya. Mari belajar dari pengasuhan yang dilakukan Hanna, istri Imran dan ibu dari Maryam. Meski sang suami telah meninggal sejak Maryam dalam kandungan, tetapi Maryam tidak kehilangan sosok laki-laki baik dalam kehidupannya. Sebelum wafat, Imran mengamanahkan putrinya itu pada Zakaria. Maka Zakaria menjadi figur lelaki bagi Maryam, hingga Maryam menjadi wanita suci yang namanya tercatat dalam Al-Qur'an. Hal ini juga dilakukan oleh Aminah, ibunda dari Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Meski ditinggal mati sang ayah, sosok Muhammad kecil tetap mendapatkan figur laki-laki dari kakek kemudian pamannya. Pengasuhan ini membentuk karakter Muhammad kecil hingga dewasa.

Maka ibu ‘single parent’ perlu mencarikan sosok laki-laki bagi anak. Sebab anak yang hidup tanpa sosok ayah/laki-laki yang baik akan menjadi anak peragu yang tidak mampu/lemah membuat keputusan dalam hidupnya. Ambillah figur tersebut dari laki-laki terdekat sang ibu untuk menguatkan jiwa anak, misalnya adik/kakak laki-laki dan paman/kakeknya. Jika tidak ada dari kerabat terdekat ibu, maka ambil dari guru laki-laki yang dipercaya ibu dan keluarga, namun tetap dalam pengawasan.

6. Buka jaringan
Ibu yang ‘single parent’ sama seperti ibu lainnya. Ia membutuhkan lingkungan dan komunitas yang dapat membantunya bangkit kala jatuh dan memberikan ilmu tentang pengasuhan bagi anaknya.

7. Doa yang sungguh-sungguh
Jangan pernah meremehkan kekuatan doa. Sebab doalah yang menjaga Ismail alaihissalam dan menjadikan ia anak sholeh meskipun Ibrahim alaihissalam berjauhan dengannya dan hanya sesekali bertemu dengannya. Doa yang kita panjatkan dapat mengetuk pintu langit jika dilakukan berkali-kali, maka jangan pernah lelah dalam berdoa. Sebab doa yang orangtua ucapkan boleh jadi tidak berdampak langsung ke anak namun berdampak pada cucu ataupun cicit. Seperti doa yang dipanjatkan oleh Hanna, ibunda dari Maryam, diabadikan dalam Q.S Ali-Imron 3: 35, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Doa ini Hanna ucapkan untuk bayi yang ada dalam kandungannya, Maryam. Dan ternyata doa ini Allah kabulkan untuk putra Maryam, Isa Alaihissalam, cucu Hanna.

Doa pula yang mengantar keturunan Ibrahim alaihissalam menjadi apa yang ia harapkan, simak Q.S Al Baqoroh 2:129, "Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."
Doa Nabi Ibrahim alaihissalam baru menembus langit empat ribu tahun kemudian, yaitu dengan lahirnya Rosulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka jangan pernah lelah dan bosan dalam berdoa, duhai orangtua.

KESIMPULAN
Kita perlu mengakui dan menyadari bahwa tak ada orangtua sempurna. Yang ada hanyalah orangtua yang selalu belajar dan memperbaiki diri. Ada dua hal yang harus dilakukan oleh orangtua tunggal.

1. Persepsi
Orangtua tunggal yang memegang hak asuh anak jangan merusak persepsi anak tentang orangtuanya. Jika anak sudah telanjur berpersepsi rusak pada orangtua berdasarkan pengalaman sendiri, maka segera perbaiki persepsi anak meskipun hati kita berat melakukannya. Maka jangan enggan mendoakan mantan di depan anak agar anak terketuk untuk melakukannya bagi orangtua.
Jangan sungkan untuk selalu bertanya pada anak tentang kita (evaluasi) "Menurut kamu ibu gimana? Apa ibu sudah jadi ibu yang baik?" agar kita mengetahui apakah apa yang kita lakukan sesuai dengan harapan anak kepada kita. Jangan sampai kita mati-matian menganggap kita sudah melakukan semua demi anak namun ternyata anak menganggap kita sebagai ibu yang buruk. Na’udzubillah.

2. Stimulan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa anak laki-laki kita butuh stimulan laki-laki. Anak perempuan kita butuh stimulan perempuan. Begitupun sebaliknya. Perlakukan anak sesuai fitrahnya.

SESI DISKUSI
Penanya 1:
Bagaimana memanajemen semua kebutuhan anak terkait materi dan cinta?

Tanggapan peserta:
- Ibu harus berpikir dan berencana mencari pekerjaan dengan waktu kerja relatif sedikit agar bisa membagi waktu untuk anak. Misalnya tahun-tahun pertama menjadi karyawan sambil berencana membuka bisnis di rumah agar bisa mendampingi anak.
- Buat perjanjian dengan mantan agar ia tetap menafkahi anak yang kita asuh. Meski bekerja, kita tetap memantau anak agar ia merasa kita selalu ada untuknya. Dan saat hari libur berilah ‘quality time’ untuk anak.
- Berbagi pengalaman sebagai sesama ‘single parent’ karena suami meninggal: menjadi pegawai itu tak bisa keluar kerja seenaknya. Solusinya, buat komitmen bersama anak-anak agar tak ada dusta dalam keluarga. Di tempat kerja, profesional sebagai pekerja, saat di rumah profesional menjadi ibu. Jika masih kesulitan juga, baiknya cari asisten yang terpercaya untuk membantu mengasuh anak.

Tanggapan ustadz Bendri:
Poin utama dari cinta bukan seberapa banyak, tapi seberapa berkesan. Sebab cinta adalah persepsi. Seringlah bertanya kepada anak "Menurut kamu mama gimana?". Ambil inspirasi dari kisah putra nabi Ya’qub alaihissalam. Konflik yang dialami anak-anak nabi Yaqub dengan Yusuf adalah soal persepsi. Ya’qub mencintai semua anak, namun anak-anaknya memiliki persepsi bahwa Ya’qub hanya sayang pada Yusuf seorang.

Buat momen pertemuan senantiasa berkesan bagi jiwa anak, meski tak banyak. Jika anak lebih dari satu, ambil saat bersama hanya berdua bergiliran tiap anak, buat jadwal pertemuan. Jangan bosan menunjukkan ekspresi cinta kepada anak.
Konsekuensi jarangnya pertemuan adalah dengan melebihkan pemberian materi untuk anak, fasilitasi anak untuk belajar dan banyak kegiatan. Seperti yang dilakukan Abdul Aziz, ayah dari Umar bin Abdul Aziz. Ia memberi anaknya uang untuk belajar seribu dinar atau senilai 2 milyar rupiah dalam sebulan. Juga Farukh (ayah Robi’ah ar Ra’yi) yang meninggalkan anak dan istri 30 tahun untuk berjihad dengan meninggalkan tiga puluh ribu dinar yang dipakai istrinya untuk pendidikan sang anak.

Penanya 2:
Bagaimana agar anak mendapat sosok laki-laki yang telah ditinggal wafat ayahnya??

Tanggapan peserta:
Jika memang tidak ada sosok yang dapat memberikan figur laki-laki kepada anak, maka cukup kita yang menguatkannya.

Tanggapan Ustadz Bendri:
-Jika berniat menikah lagi, cari laki-laki yang dapat memenuhi kebutuhan anak atas figur laki-laki. Jika tidak ingin menikah lagi, biasakan dan kondisikan agar anak laki-laki berteman dengan laki-laki baik yang sebaya dengan dirinya agar ia bisa mengambil contoh dari teman-temannya. Atau kita bisa menunjuk satu guru laki-laki untuk memberikan penguatan bagi anak laki-laki kita.

Penanya 3:
Memanggil guru laki-laki ke rumah untuk anak apakah sudah tepat? Lalu saat masuk waktu shalat, saya (ibu) yang menemani anak laki-laki sholat di masjid karena tidak ada sosok laki-laki di rumah. Bagaimana hukumnya?

Tanggapan Ustadz Bendri:
Fitrah Al Qowwam (kepemimpinan) adalah fitrah yang tidak boleh hilang dari anak laki-laki. Jangan merumahkan anak laki-laki, justru ia harus lebih sering di luar rumah. Jangan sampai niat kita melindungi anak justru menghilangkan fitrahnya. Ajarkan anak untuk mendatangi guru bukan didatangi guru. Sebab ilmu itu didatangi, bukan didatangkan.
Mendampingi anak laki-laki ke masjid boleh dilakukan, hal ini dicontohkan oleh ibundanya Imam Ahmad.

Penanya 4:
Saya berusaha agar anak melupakan ayahnya, salahkah saya?? Ayahnya tidak pernah kembali, bolehkah jika suatu hari anak menikah, saya tidak beri haknya menjadi wali nikah anak perempuan saya?

Tanggapan Ustadz Bendri:
Ayah kandung tidak tergantikan sebagai wali. Jika tidak dinikahkan oleh ayah kandungnya, berarti pernikahan anak perempuan ibu tidak sah dan ibu berkontribusi membuat anak ibu berzina. Jika terasa berat bertemu mantan di pernikahan anak perempuan ibu, sampaikan ke mantan suami agar ia melakukan Tawkil/memberikan hak walinya kepada wali hakim.
Ingat prinsip dasar, bahwa anak berbakti kepada orangtua bukan sebagai balas jasa, tetapi karena Allah yang memerintahkan. "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya..." Q.S Al-Isra’ 17: 23.
Jangan berkontribusi membuat anak bermaksiat pada ayah tersebab seringnya kita bercerita buruk tentang ayahnya. Paksakan diri berkata pada anak "Bagaimanapun kelakuannya, dia tetap ayahmu dan kamu wajib menghormatinya".

Hadiri For Us (Forum Usroh) #4 Ahad 15 Januari 2017 “Agar Anak Kita Tak Menjadi Gay & Lesbian” bersama Sinyo Egie, pegiat Peduli Sahabat. Gabung di grup FB www.facebook.com/groups/forumusroh

Rabu, 12 April 2017

Empat Wanita Dijamin Masuk Syurga

(Sebuah resume dari kajian bersama Ustz. Farhat Naik, 01 April 2017 @Sentral 5 Daarut Tauhiid)

Disclaimer: Resume ini saya buat berdasarkan apa yang saya catat selama mendampingi Ustz. Farhat sebagai interpreter. Kurang dan lebihnya, mohon dimaafkan.

 

Tentang Ustz. Farhat Naik:

Farhat Naik adalah istri dari Dr. Zakir Naik, yang juga adalah seorang da’iyah khusus untuk kaum wanita. Ia telah banyak menyampaikan kajian dalam bahasa Inggris dan bahasa Urdu di berbagai belahan dunia selama mendampingi Dr.Zakir Naik berdakwah. Setiap kajiannya biasanya diikuti dengan sesi tanya-jawab. Ustz. Farhat  memperoleh gelar master di bidang perdagangan dari Universitas Poona, India. Sebelum menikah dengan Dr. Zakir Naik, ia pun mengajar di universitas tersebut.

Istri dari Dr. Zakir Naik ini adalah seorang da’iyah yang tawadhu, terjaga tutur kata dan sikapnya, sederhana, serta tidak mau mempersulit orang lain. Itulah kesan yang saya dapat selama mendampingi beliau. Saat menyampaikan tausiyahnya pun begitu runut, sistematis, dan mendalam. Hal ini menunjukkan kapasitas keilmuan beliau yang luar biasa. Dan yang begitu menakjubkan adalah konsistensi beliau untuk menjaga hijab beliau. Beliau sangat menghindari (baca: anti) difoto, atau dipublikasikan di internet. Silahkan dicek, tidak ada satu publikasi pun yang menampilkan profil seorang Ustz. Farhat Naik. Ketika saya tanya bagaimana bisa begitu konsisten menjaga tidak ada publikasi di internet. Beliau menjawab, “Saya tidak suka dengan gagasan seperti yang diusung oleh Facebook. Sosial Media seperti FB membuat hijab seorang muslimah berantakan. Muslimah menjadi dengan sebebasnya dilihat/dibaca oleh banyak pihak, termasuk yang bukan mahramnya. Maka meskipun adakalanya saya diwawancara oleh media, maka saya minta mereka tidak menampilkan siapa saya, tapi cukup tampilkan pikiran/pendapat saya saja. Saya ada di what’s app, tapi tidak di FB, IG, dll”.  (Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa dalam resume ini saya tidak melampirkan foto-foto ketika acara berlangsung)

Masya Allah…betapa jauh diri ini. Beliau tidak ingin dilihat oleh makhluk, hanya ingin dilihat oleh RabbNya. Padahal dengan kapasitas beliau, popularitas akan sangat mudah diraihnya. Tapi tidak, beliau begitu konsisten menjaga dirinya, dan dengan begitu, ternyata Allah angkat derajatnya. #tertundukmalusaya

 

Ustz. Farhat membuka kajian dengan mengisahkan 4 wanita yang dijanjikan Surga oleh Allah SWT. Hal ini berdasarkan sebuah kisah dimana Rasulullah menggambar empat buah garis di atas tanah, lalu bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian apa maksud dari garis-garis ini?”. Sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya lebih tahu”. Kemudian beliau berkata: “Ini adalah empat wanita paling mulia yang akan menjadi penghuni surga kelak, yaitu Khadijah binti Khuwailid (Istriku), Fathimah binti Muhammad (putriku), Maryam binti Imron (Istri nabi Isa), dan Asiah binti Muzahim (istri Fir’aun)”.

Kemudian mulailah beliau mengisahkan keempat wanita mulia tersebut:

Fathimah binti Muhammad

Fathimah adalah putri Rasulullah, yang dicatat dalam hadits akan menjadi pemimpin kaum wanita di Surga kelak.

Suatu hari, seperti halnya wanita pada umumnya, Fathimah merasa kelelahan dengan semua pekerjaan rumah tangganya. Kemudian ia mengeluh kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib RA. Lalu Ali RA berkata, “Mengapa kau tidak meminta seorang pembantu saja pada ayahmu?”. Maka Fathimah pun berangkat ke rumah ayahnya, namun tidak didapatinya Rasulullah di rumahnya, hanya ada Aisyah, maka ia titipkan pesan pada Aisyah dan kembali ke rumahnya.

Ketika Fathimah dan Ali hendak tidur, datanglah Rasulullah seraya bertanya, “Apakah benar kau telah datang ke rumahku hari ini?.” “ Benar ya Rasulullah.” “Apakah keperluanmu?” “Sesungguhnya aku mendengar ada beberapa orang pembantu yang datang kepadamu, maka aku ingin engkau memberiku seorang pembantu untuk membantuku mengerjakan tugas-tugasku.”

Kemudian Rasulullah berkata, “Belumkah saya beri tahu engkau wahai putriku, tentang sesuatu yang jauh lebih baik dari itu? Saya akan beri kamu, sesuatu yang lebih baik dari sekedar seorang pembantu. Ucapkanlah 33x Subhanallah, 33x Alhamdulillah, dan 34x Allahu Akbar setiap malam sebelum kamu tidur.”

Dan, inilah dzikir yang memiliki kekuatan luar biasa: the super power dzikir, the energizing dzikir yang akan memberi energi luar biasa pada diri kita. Inilah dzikir yang akan memompa kembali semangat kita.

Rasulullah bisa saja memberi ratusan pembantu kepada Fathimah putrinya, namun bukan itu yang diberikannya. Ia berikan sesuatu yang jauh lebih baik dari itu.

Maka, saat kita (para istri) merasa kelelahan, merasa capek, merasa pekerjaan rumah ini tidak ada hentinya, solusi terbaik untuk kita adalah memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT.

Karena bila hubungan kita dengan Allah kuat, maka insya Allah kita akan selalu bersemangat dan selalu penuh energi. Sebaliknya, bila hubungan kita dengan Allah lemah, maka kitapun akan lemah, dan mudah merasa kelelahan.

 

Khadijah binti Khuwailid

Khadijah binti Khuwailid adalah contoh sempurna dari seorang istri yang luar biasa.

Mari kita lihat kisah ketika Rasulullah pertama kali menerima wahyu di Gua Hira’, saat itu Rasulullah tengah mengasingkan dirinya karena kesedihannya melihat akhlak kaumnya. Wahyu yang pertama kali diterima oleh Rasulullah SAW adalah “IQRA”.  Rasulullah tidak bisa membaca, sehingga ketika wahyu tersebut turun, Rasulullah menjadi sangat ketakutan. Jibril memeluknya dua kali, dan menyuruhnya kembali membaca ayat yang kemudian menjadi potongan dari surat Al Alaq. Setelah Jibril pergi, Rasulullah merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Disinilah, kita akan melihat bagaimana peranan Khadijah sebagai seorang Istri.

Disaat kebingungan seperti itu, seorang laki-laki tentu memiliki beberapa pilihan kemana ia akan mengadu. Ia bisa saja pergi ke keluarganya (kaumnya) yakni Bani Quraisy. Ia pun bisa saja menemui sahabat-sahabatnya. Dan pilihan berikutnya mungkin ia akan menemui istrinya. Dan ternyata, Rasulullah memilih untuk menemui istrinya yakni Khadijah RA. Hal ini menunjukkan kuatnya ikatan hati antara mereka berdua. Yang tentu saja tidak mungkin terbentuk tanpa ada sebabnya.

Lalu mari kita bayangkan, bila hal seperti itu terjadi pada suami kita. Setelah menghilang berhari-hari tanpa kabar, kemudian pulang ke rumah, apa yang biasanya kita ucapkan? Kemungkinan besar, kebanyakan istri jaman sekarang akan berkata: “Kenapa sih? Dari mana saja? Kok gak ngasih kabar? Dll, dsb.” (Jleb…haha…saya bangeet). Tapi tidak demikian dengan Khadijah.  Ia memiliki kedewasaan dan akhlak yang begitu luar biasa untuk kita jadikan teladan. Saat suaminya datang, ia tidak mencecarnya dengan beragam pertanyaan. Yang dilakukannya adalah: ia tenangkan suaminya, ia selimuti, dan melimpahinya dengan kasih sayang hingga suaminya merasa nyaman.  Setelah suaminya merasa nyaman barulah kemudian ia bertanya, dan suaminya bercerita tentang Jibril yang mendatanginya di Gua Hira’. Dan, mari kita lihat, betapa bijaknya respon Khadijah ketika mendengar hal itu. Khadijah berkata: “Wahai suamiku, Demi Allah, Dia tidak akan menghinakan atau membuatmu susah. Karena bukankah engkau adalah orang yang selalu menyambung tali persaudaraan, berkata benar, selalu menghormati dan suka menolong orang lain?”

Kata-kata ini, tentunya membuat Rasulullah tenang dan lebih percaya diri. Inilah sebaik-baik kata-kata yang keluar dari lisan seorang istri. Inilah contoh dari kedewasaan dan kematangan akhlak seorang istri, dan Inilah yang patut menjadi teladan bagi kita.

Bila kita sering mendengar ungkapan relationship goal , maka inilah contoh terbaik dari keluarga Rasulullah. Inilah contoh relationship goal terbaik. Kuatnya bonding/ikatan hati antara suami istri, bersumber dari matangnya kedewasaan dan akhlak seorang istri. Ini jugalah yang menjadi fondasi bagi ketahanan sebuah keluarga. Karena bila ikatan antara suami istri kuat, maka anak-anak/keluarga pun akan menjadi kuat ikatannya.

 

Maryam binti Imron

Sesungguhnya Allah telah menyampaikan dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 42: Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia”.

Disini Allah menunjukkan bahwa Maryam adalah wanita yang paling sukses, bila kita merujuk pada Al Qur’an. Ialah satu-satunya wanita yang namanya diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam Al Qur’an.

Maryam memiliki karakter yang luar biasa. Bila kita lihat saat ini di berbagai belahan dunia seringkali disibukkan dengan bergam kontes miss world, miss universe, dll; maka bila kita merujuk pada Al Qur’an akan kita temukan miss universe versi Al Qur’an adalah Maryam binti Imron. Ialah wanita yang selalu menjaga kesucian dirinya, kehormatan dirinya dengan takwanya pada Allah SWT. Maryam menunjukkan bahwa ketakwaan adalah kunci kecantikan muslimah yang sesungguhnya.

Dan, hijab adalah salah satu pembuktian takwa kita sebagai seorang muslimah kepada Allah SWT. Bersyukurlah karena di Indonesia ini mayoritas muslimah sudah berhijab. Hijab menunjukkan pembeda antara seorang muslimah dengan non muslimah. Hijab juga adalah sebuah ciri yang menunjukkan kehormatan, harga diri, kemuliaan, dan kesucian seorang muslimah.

 

Asiyah binti Muzahim

Asiyah adalah istri dari Fir’aun -seorang raja yang menganggap dirinya adalah tuhan, seorang raja yang karena ketakutannya akan munculnya musuh yang akan meruntuhkan kekuasaannya. Karena kecintaannya, Asiyah mendapat tempat khusus di hati Fir’aun. Ia adalah istri kesayangan Fir’aun yang dzalim.

Sebagai istri seorang raja, Asiyah dimanjakan dengan kemewahan. Apapun dapat dimilikinya. Namun, segala kemewahan dan harta yang berlimpah itu tidak menjadi penghalang untuknya beriman kepada Allah SWT. Ia rela mengorbankan semua kemewahan itu untuk mempertahankan ketauhidannya. Ia meyakini bahwa Allah sajalah tuhan yang maha esa. Maka ketika suaminya yang dzalim mengetahui hal ini, murkalah ia. Dibawah ancaman dan siksaan suaminya, Asiyah tetap tidak mau melepas ketauhidannya. Karena kemurkaannya akan keimanan istrinya, Fir’aun memerintahkan para prajuritnya untuk mengikat Asiyah pada sebuah kayu di bawah terik matahari. Tidak hanya itu, kedua tangan dan kaki Asiyah pun dipaku, serta ditimpakan sebuah batu besar diatas punggungnya. Namun siksaan yang sedemikian berat tidak menggoyahkan iman Asiyah. Ia tetap teguh dengan keimanannya. Maka Allah pun tidak menyia-nyiakannya. Malaikat menaunginya dari panas terik matahari, dan Allah mengabulkan doanya yang diabadikan dalam QS At Tahrim:11 (Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim). Saat itulah, Allah singkapkan hijab dan Asiyah dikabarkan melihat rumahnya yang dibangun di dalam Surga, dan Asiyah pun tersenyum gembira. Hal ini membuat Fir’aun semakin geram, dan semakin menyiksanya. Namun Asiyah tidak peduli akan siksaan tersebut, karena kerinduannya pada surga sudah sangat besar.

Asiah memberi kita pelajaran, bahwa meski wanita seringkali dianggap lemah, namun sebenarnya seorang wanita itu kuat ketika ia memiliki keteguhan iman – ketauhidan pada Allah SWT. Jadikanlah Asiyah sebagai teladan kita, yang mana ia rela meninggalkan semua kemewahan dan harta yang dimilikinya demi mempertahankan keimanannya-aqidahnya, demi menggapai keridhoan Allah. Asiyah memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Allah SWT, maka Allah kuatkan ia menghadapi berbagai ujian dalam kehidupannya.

 

Sebagai tambahan, Ustz. Farhat pun mengisahkan tentang seorang shahabiyah bernama Ummu Umarah (Nusaibah binti Ka’ab), seorang shahabiyah pemberani yang seringkali ikut berperang bersama Rasulullah. Ia adalah seorang ahli pedang, ahli berkuda, juga ahli bedah medis, yang tidak pernah gentar membela agama Allah. Ummu Umarah selalu berada di garda terdepan dalam perang bersama Rasulullah, bersama-sama dengan suami dan kedua anaknya.

Pada perang Uhud, ketika pasukan muslim dilanda kekacauan akibat para pemanah turun dari atas bukit dan melanggar perintah Rasulullah, Ummu Umarah berlari dan segera membentuk pertahanan untuk melindungi Rasulullah. Kelincahannya dalam melindungi Rasulullah ini disampaikan Rasul kepada sahabat-sahabatnya: “Tidaklah aku menoleh ke kanan-kiri-depan-belakang, kecuali aku melihat ummu Umarah sedang membelaku”. Ummu Umarah terluka parah dalam perang itu, begitu juga anaknya. Namun ketika ia melihat anaknya terluka dalam perang, ia justru berkata pada anaknya tersebut: “Bangkitlah, lawan tentara musuh!”. Rasulullah terharu melihatnya, dan berdoa “Ya Allah, jadikanlah mereka temanku di surga kelak”.

Kisah Ummu Umarah ini menunjukkan pada kita betapa pentingnya kecerdasan dan keberanian yang dimiliki seorang muslimah untuk membela agama Allah. Dan sesungguhnya, seorang muslimah haruslah pandai mulai dari pandai di dapur hingga di medan perang. Muslimah harus senantiasa mengeksplorasi kemampuan dirinya, karena wanita diciptakan sangat powerful. Muslimah bukanlah orang biasa. Dan sebagaimana Allah sampaikan dalam QS Ali Imran ayat 110 (Kamu adalah umat terbaik…), maka kita harus meyakini bahwa dengan kerja keras dan cerdas, seorang muslimah akan mampu melakukan banyak hal.

 

Ada 3 kesamaan yang utama dari kelima teladan muslimah yang sudah kita bahas tadi, yang sepatutnya dapat kita jadikan panduan untuk menjadi seorang muslimah yang ideal:

Memiliki tujuan hidup yang jelas dan fokus

Tujuan hidup mereka jelas, yakni memperoleh keridhoan Allah. Maka, setiap aktivitas dan langkah kita, harus senantiasa kita niatkan untuk mendapat keridhoan Allah. Pastikan semua yang kita lakukan bernilai ibadah, karena Allah menyampaikan bahwa “Tidaklah kami ciptakan Jin dan Manusia selain untuk menyembahku (QS 51:56)”.

Bila kita lakukan semua hanya untuk beribadah, mencari keridhoan Allah dan hanya karena Allah, niscaya kita tidak akan merasa lelah, juga tidak akan pernah menunda-nunda.

 

Memiliki hubungan yang dekat dan kuat dengan Allah SWT

Tanya diri anda, bagaimanakah hubungan kita dengan Allah, bila dibandingkan dengan para wanita yang dijamin masuk surga dalam kisah-kisah tadi?

Allah memberi garansi, menjamin bahwa Ia akan selalu mengingat hamba yang mengingatNya. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah berkata bahwa “Allah berfirman: Aku itu sesuai persangkaan hambaKu. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”. Maka pastikan untuk selalu terhubung dengan Allah SWT. Pastikan kita memiliki hubungan yang spesial dengan Allah, karena itulah salah satu kunci dari kesuksesan para wanita penghuni surga.

Bila kita mendekat pada Allah, maka insya Allah kita akan merasakan nikmatnya iman sebagaimana yang dirasakan oleh ummu Umarah, Asiyah, dll.

Diantara cara untuk membangun kedekatan pada Allah:

Shalat lima waktu, shalat sunnah rawatib, tahajud, dhuhaMembaca dan memahami Al Qur’an secara konsisten

Meski hanya 10-15 menit per hari; pelajari Al Qur’an, baca tafsirnya, dan pahami.

Berdo’a

Karena doa adalah senjata terbesar yang Allah karuniakan pada kita. Allah tidak akan mengabaikan do’a-do’a kita, karena begitulah janji Allah pada kita.

Dzikir pagi dan petang.

Dzikir pagi dan petang akan melindungi kita dari kejahatan makhluk sepanjang hari, dan dalam salah satu hadits disebutkan bahwa “Barangsiapa mengucapkan dzikir di pagi hari dengan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum petang hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dengan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penghuni surga”. Maka jangan pernah meninggalkan dzikir pagi dan petang ini.

 

Menggunakan waktu dan energi sebaik mungkin

Waktu adalah hal yang sangat berharga, karena waktu tidak dapat diulang. Gunakan waktu dengan tepat, dan berhati-hatilah dalam menggunakan waktu. Optimalkan penggunaan waktu untuk mencapai tujuan hidup kita.

Orang bilang waktu adalah uang, padahal sesungguhnya, waktu jauh lebih berharga dari uang; karena uang dapat kita tabung, tapi waktu tidak!

Maka di era teknologi ini,  berhati-hatilah dengan sosial media, tv, dan gadget karena ia ibarat pedang bermata dua. Gunakan dengan bijak dan pastikan hanya menggunakannya untuk mencapai tujuan hidup kita.

Dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan mengingat bahwa “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, tuhan semesta alam (QS.6:162)”, agar senantiasa fokus pada tujuan hidup kita.

 

SESI  TANYA JAWAB

Pertanyaan 1:

Ustadzah, ibu saya seringkali membentak ayah saya. Saya tahu itu tidak baik dan bisa menyebabkan ibu saya masuk neraka, maka saya sering mengingatkan ibu saya untuk tidak melakukan itu. Tapi Ibu saya malah berbalik marah pada saya dan menganggap saya cuma anak kecil yang belum menikah, jadi belum ngerti gimana perasaan ibu. Sebagai seorang anak, apa yang harus saya lakukan untuk membantu ibu saya?

Jawaban 1:

Pertama-tama, yang terpenting adalah lakukan tugas kita sebagai anak. Jadilah anak yang sholeh baik terhadap ibu maupun ayah kita. Ajak untuk bersama-sama mengadakan majelis qur’an di rumah. Baca Al Qur’an bersama-sama min selama 10-15 menit setiap hari. Dengan begitu, insya Allah rumah anda akan diberkahi Allah SWT.

Kedua, bila ingin mengingatkan ibu, lakukan dengan cara yang baik, cara yang positif. Ingatkan ibu saat sedang berdua saja dengan ibu, jangan di depan orang lain.

Ketiga, berdoa selalu untuk Ibu dan Ayah. Allah yang akan membolak-balik hati mereka, karena hanya Allah yang menggenggam setiap hati.

 

Pertanyaan 2:

Ustadzah, bila kita sudah berusaha menjaga pandangan kita dari hal-hal yang diharamkan, berusaha untuk selalu beribadah, lalu apalagi yang harus kita lakukan untuk menjadi seorang muslimah yang baik?

Jawaban 2:

Dalam tubuh ini ada segumpal darah, dan ini adalah rajanya tubuh kita. Bila segumpal darah itu baik, maka baiklah ia. Dan bila segumpal darah itu buruk, maka buruk jugalah ia. Maka tugas kita adalah menjaga, agar hati ini tidak menjadi hati yang mati. Jaga agar ia menjadi hati yang bersih.

Jaga mata-telinga-mulut kita, karena itu adalah pintu masuk menuju hati. Zina itu bukan hanya zina perbuatan, tapi juga ada zina mata-zina telinga-zina mulut. Karenanya, pastikan kita selalu beristighfar minimal 100x setiap pagi, karena kita tidak tahu dosa apa yang sudah kita lakukan. Bisa saja kita tanpa sadar melakukan sebuah dosa, beristighfarlah, agar terbasuh dosa-dosa itu.

 

Pertanyaan 3:

Saya kuliah di bidang sains, bukan di bidang agama sementara saya sebetulnya ingin sekali memahami agama dengan benar. Apa yang sebaiknya harus saya lakukan?

Jawaban 3:

Sesungguhnya, semakin anda belajar sains, maka anda seharusnya juga semakin mengenal Allah dan memahami Al Qur’an. Karena di dalam Al Qur’an banyak sekali dijelaskan mengenai sains, maka bacalah seluruh Al Qur’an dengan artinya, lalu berjuanglah untuk mengamalkannya.

 

 

Kemudian Ustz. Farhat Naik menutup kajian ini dengan mengatakan:

“Muslimah, temukanlah apa potensi terbaikmu, dan jadilah yang terbaik di bidangnya. Jadikan semua aktivitas kita sebagai sarana untuk terus mendekat pada Allah SWT, sebagai sarana untuk meraih ridhoNya. Dan saat anda meninggalkan majelis ini, buatlah satu resolusi untuk memperbaiki satu saja hal buruk yang pernah anda lakukan-yang hanya diketahui oleh anda dan Allah SWT. Dengan begitu, insya Allah setiap hari anda akan menjadi muslimah yang lebih baik.”

 

Wallahu a’lam bisshawab