Kamis, 15 Desember 2016

Saat Hati sedang Futur

🌹_*Notulensi Kajian Online*_🌹

📅 : *Minggu, 11 Desember 2016*
🏡 : *Room Kajian Kormin*
⏰ : *19.30-Selesai*
👳🏼‍♀ : *Ust Undang Suherlan*
📚 : *_Saat Hati sedang Futur_*

〰〰〰🌹🌹〰〰〰

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaykum warahmatullah wabarakatuh..

🌹Akhwatifillah..
Futur berarti putusnya kegiatan setelah kontinyu bergerak atau diam setelah bergerak, atau malas, lamban dan santai setelah sungguh-sungguh.

Terjadinya futur, sebenarnya merupakan hal yang wajar.
Asal saja tidak mengakibatkan kita terlepas dari roda dakwah.
Hanya malaikat yang mampu kontinyu mengabdi kepada Allah dengan kualitas terbaik.

Firman Allah,
“dan kepunyaan-Nyalah segala apa yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada hentinya.” (Al-Anbiya: 19-20)

Karena itu Rasulallah sering berdoa:

Artinya:

“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku akhirnya. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amalku keridhaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik hariku saat bertemu dengan-Mu.”

🌹Penyebab Futur
Walaupun futur merupakan hal yang mungkin atau pasti terjadi, namun ada beberapa penyebab yang dapat menyegerakan timbulnya:
1⃣ *_Pertama_*
Berlebihan dalam din (Bersikap keras dan berlebihan dalam beragama). Berlebihan pada suatu jenis amal akan berdampak kepada terabaikannya kewajiban-kewajiban lainnya.

Dan sikap yang dituntut pada kita dalam beramal adalah washathiyyah atau sedang dan tengah-tengah agar tidak terperangkap dalam ifrath dan tafrith (mengabaikan kewajiban yang lain).

Dalam hadits yang lain Rasul bersabda:
“Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atau menjadi berat mengamalkannya.” (H.R. Muslim).

Karena itu, amal yang paling di sukai Allah swt. adalah yang sedikit dan kontinyu.

2⃣ _*Kedua*_
Berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. (Berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan).

Mubah adalah sesuatu yang dibolehkan. Namun para sahabat sangat menjaganya. Mereka lebih memilih untuk menjauhkan diri dari hal yang mubah karena takut terjatuh pada yang haram. Berlebihan dalam makanan menyebabkan seseorang menjadi gemuk. Kegemukan akan memberatkan badan. Sehingga orang menjadi malas. Malas membuat seseorang menjadi santai. Dan santai mengakibatkan kemunduran. Karena itu secara keseluruhan hal ini bisa menghalangi dalam amal dakwah.

Sebab2 futur tiap pribadi beda2 kita cari solusi untuk sesegera mungkin move on.

Nabi Muhammad saw dalam mengatasi futur (turun) iman, telah memberikan contoh. Sehingga kita juga perlu mencontohnya jika mengalami futur iman..

*Beberapa hal perlu dicatat** :
1⃣. Nabi Muhammad saw pernah futur, namun beliau cepat bangkit dari futurnya. Dalam surat Al Baqaroh ayat 214, Allah SWT berfirman : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.

Tingkat futur Rasulullah dan para sahabat sampai pada mempertanyakan datangnya pertolongan Allah yang tidak kunjung datang.

Lalu Allah menjawab bahwa pertolongan Allah itu pasti datang, sehingga jawaba Allah tersebut membangkitkan kembali semangat beliau untuk berjuang.

2⃣Jika futur, Nabi Muhammad justru banyak beribadah. Bukan sebaliknya malah meninggalkan ibadah seperti yang dilakukan sebagian kaum muslimin saat ini.

Menurut sebagian ulama, jika mengalami cobaan hidup yang melemahkan semangatnya (futur), nabi Muhammad saw justru memperbanyak tilawah Al Qur’an dan sholat sunnah.

Bahkan begitu seringnya Nabi Muhammad saw sholat, sehingga beliau akan sholat sunnah jika ada kesempatan (dinamakan sholat sunnah Mutlaq). Beliau juga banyak membaca berdo’a jika mengalami cobaan dalam hidupnya. Salah satu doa beliau tercermin dalam surah Al Baqaroh ayat 214 di atas.

3⃣Nabi Muhammad saw jarang futur karena beliau asyik berda’wah. Orang yang sibuk dan rutin berda’wah juga akan sibuk dan rutin menasehati dirinya sendiri.

Nasehat adalah cara untuk menghindari futur. Jika kita jarang futur, maka kita akan lebih produktif dan maju dibandingkan orang yang lebih sering futur dan lemah semangat. Oleh sebab itu, Allah menyebut ciri umat Islam terbaik dengan “banyak menasehati (amar ma’ruf nahi mungkar)”. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” QS. 3 : 110. Jadi jika kita ingin terhindar dari futur, aktiflah berda’wah atau hiduplah dalam lingkungan da’wah (lingkungan yang banyak menasehati satu sama lain).
🚫Jangan menyendiri dan jangan banyak bergaul dengan lingkungan yang induvidualistis dan hedonis.

“Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

🌹Saudariku..
Pengikut yang bertaqwa adalah mereka yang tidak menjadi lemah karena bencana, ujian, ketidakberuntungan yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh Allah dan Allah menyukai orang-orang yang bersabar.

Fenomena kelesuan atau futur dalam dimensi aqidah dan umumnya terjadi karena pergeseran orientasi hidup, yaitu lebih berorientasi pada materi duniawi.

Dan ada juga dalam dimensi ibadah dengan lemahnya disiplin -indhibath- terhadap amaliyah ubudiyah yaumiyah (harian).

Adapun dalam dimensi fikriyah terlihat dengan lemahnya semangat meningkatkan ilmu.

Di sisi lain pergeseran adab islami menyelimuti akhlaq mereka, belum lagi rasa jenuh dalam mengikuti aktivitas tarbawiyah atau pembinaan keislaman dan hubungan yang terlalu longgar antar lawan jenis.

🌹Dalam hidup akan banyak ditemui bermacam jalan. Kadang datar, kadang menurun, kadang pula meninggi.

Begitu pula dalam perjalanan dakwah. Ada saatnya para muharrik (orang yang bergerak) menemui jalan yang lurus dan mudah. Namun tidak jarang menjumpai onak dan duri.

Hal demikian juga terjadi pada muharrik. Suatu saat ia memiliki kondisi iman yang tinggi. Di saat lain, iapun dapat mengalami degradasi iman.

Tabiat manusia memang menggariskan demikian.

Dalam kondisi iman yang turun ini, para muharrik kadang terkena satu penyakit yang membahayakan kelangsungan gerak langkah dakwah.

Yaitu penyakit futur atau kelesuan.

🌹Saudariku…
Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep.
✅*Pertama*, jauhi kemaksiatan. Kemaksiatan akan mendatangkan kemungkaran Allah. Dan pada akhirnya membawa kepada kesesatan.

Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa musibah oleh kemurkaan-Ku, maka binasalah ia.” (Thaha: 81).

Jauh dari kemaksiatan akan mendatangkan hidup yang akan lebih berkah. Dengan keberkahan ini orang dapat terhindar dari penyakit futur. Allah berfirman:

“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi.” (Al-A’raf: 96)

✅*Kedua*,
tekun mengamalkan amalan siang dan malam.
Amalan siang dan malam dapat melindungi dan menjaga pelaku dakwah untuk selalu berhubungan dengan Allah swt.

Hal ini dapat menjauhkannya dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari Allah.

Allah berfirman:
“Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu, ialah orang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang (mengandung) keselamatan. Dan orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (Al-Furqan: 63-64)

✅ *Ketiga*,mengintai waktu-waktu yang baik.

Dalam banyak hadits Rasulullah saw. banyak menginformasikan adanya waktu-waktu tertentu dimana Allah swt lebih memperhatikan doa hamba-Nya. Sepertiga malam terakhir, hari Jum’at, antara dua khutbah, ba’da Ashar hari Jum’at, bulan Ramadhan, bulan Zulqaedah, Zulhijjah, Muharram, rajab dll. Waktu-waktu itu memiliki keistimewaan yang dapat mengangkat derajat seseorang di hadapan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas commentnya