Mewujudkan Generasi Qur'ani
Membangun peradaban Islam itu kerangkanya harus jelas. Tahu Hilya kan? Dia yang juara Hafidz Indonesia. Usianya lima tahun. Selama mengandung Hilya, ibunya sudah khatam Al Quran 9 kali. Setelah lahir, aqiqahnya dilakukan dengan syar’i.
Setiap sebelum menyusui, ibunya berwudhu dulu. Dan saat wudhu, air wudhunya ikut dibasuhkan di dadanya. Tujuannya agar ketika anaknya meminum asi, ia diminum dengan bismillah. Agar setiap air susu yang masuk ke tubuh Hilya mengandung keberkahan.
Anak usia 2.5 sampai 5 tahun adalah seorang peniru sejati. Ibunya setiap cuci piring, atau melakukan hal-hal kecil lainnya sembari menggumamkan tartil Quran. Maka Hilya menirunya.
Ayah juga tidak kalah penting perannya dalam membangun generasi Qur'ani, yaitu saat Ayah memilihkan Ibu yang baik kepada anak-anaknya kelak. Karena memilihkan Ibu yang baik merupakan salah satu hak anak yang harus diberikan bahkan saat mereka belum lahir.
"Seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang beragama, maka engkau akan beruntung." (HR. Al-Bukhori no. 5090)
(via Ahmad Rifai Rifan disadur dari cerita Ustadz Bachtiar Nashir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas commentnya