Hari Kamis lalu, 14 November 2013 di group whatsapp
akhwat alumni waktu kuliah di kampus biru alias stt telkom sempat dibahas
tentang metode quantum tilawah. Dalam hati sempet bertanya2 waktu denger
istilah itu, apa juga itu quantum tilawah (sama dengan quantum learning ngga
ya?? :-D asal ) coz baru denger juga.
Kenapa juga tilawah al qur’an kita perlu ada lompatan? Penasaran kan ?? Maksudnya
apa?? Dari pada penasaran yuk simak aja…
J
Nah kebetulan yg ngeshare
metode ini di grup mba Dian Ambang, alumni angkatan ‘96 yang menjelaskan
tentang apa dan bagaimana itu Quantum Tilawah.
Awalnya beliau menanyakan, apa sudah ada yang mendengar tentang
metode terbaru, Quantum Tilawah (QT), kalau di grup FB ditulisnya Metode T.E.S.
Penggagasnya Ibu Gubernur Jabar Bu Netti Prasetyani…baru ditemukan Ramadhan
tahun ini, tapi yang mengaplikasikan dan mensosialisasikannya adalah Pak Jemmy
Gumilar, yang memberikan motivasi sekaligus kiat-kiat, melompatkan tilawah
harian kita supaya tidak terbatasi hanya 1 juz perhari.
Quantum Tilawah adalah metode melompatkan tilawah, berguna untuk
para aktifis (maupun pasifis) terutama memperkuat hubungan dengan al Qur’an dan
berpengaruh pd semakin kuatnya hubungan dengan Alloh SWT (Nah siapa juga yg
ngga kepingin hubungannya dgn Allahu Rabbuna semakin erat..pasti kepingin dunk?
J) . Menekankan pada evaluasi
secara kontinue (kalau ikut pelatihannya) akan di sms tiap 2 jam sekali, dan
tiap jam 6 pagi melaporkan halaman terakhir yang dibaca.
Poin berikutnya adalah: peningkatan s.d 600% (wooooowww…...mau
bangettttttt)
Berawal dari wasiat Rasul dalam hadist HR Muslim: “Aku tinggalkan
untuk kalian 2 perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya
yaitu Kitabullah dan Sunnah.” Jadi ketika kita tidak berpegangan pada kitab al
Qur’an, maka seperti kehilangan arah/tersesat.
Dan yang terutama lagi adalah QS al Furqon :30 (coba disimak dulu)
“Ya Tuhanku,sesungguhnya kaumku telah menjadikan al Qur’an ini diabaikan”
Atau perumpamaan seperti rumah yang tidak diisi dengan tilawah
Qur’an ibarat rumah kosong (pastinya dilihat dari luar seperti angker dan tidak
ada yang mau berkunjung) atau ibarat kuburan ( mau seperti ini ??)
Dan bahwa syaithan-syaithan keluar pada saat kita khatam al
Qur’an. Bisa dibayangkan kalau kita mengkhatamkan sebulan sekali, syaithan
keluar dari rumah kita sebulan sekali.
Kemudian diperkenalkanlah rumus-rumus sebagai bekal kita interaksi
dengan kitab mukjizat Nabi Muhammad saw ini:
1. PD
Percaya Diri bahwa kita bisa melaksanakan
amalan yaumiah (harian) ini.
Kisah
Hudzaifah sholat berjama’ah bersama Rasul pada suatu malam: Hudzaifah berada di
belakang Rasul. Rasul membaca al fathihah, dilanjutkan awal surat al baqarah. Hudzaif berfikir ” oh
mungkin, Rasul membaca 100 ayat.” Ternyata Rasul tetap melanjutkan bacaan. “Oh
mungkin sampai al Baqaroh selesai”, ternyata Rasul melanjutkan sampai ali Imran
dan an Nisa baru kemudian beliau ruku’.
Namun
dalam 1 raka’at itu, ketika bertemu tasbih, beliau bertasbih, ketika bertemu
ayat sajadah, beliau bersujud, kemudian ruku’.
Poinnya:
Rasul sangaaaat menikmati dalam membaca al Qur’an…..(Masya allaah….shalawat dan
salam untukmu ya rasulullaah)
Berapa
batasannya tilawah? Kita sudah pernah dengar, Rasul menjawab pada Abdullah bin
Amru: “khatamkanlah dalam sebulan!”, kemudian dalam 20 hari, 10 hari, dalam 5
hari dan 3 hari, jadi Rasul menganjurkan untuk minimal khatam dalam 3 hari.
2. AM2
AM2
artinya Anti Malu dan Menunda.
Banyak malu dan menunda merupakan halangan terbesar (siapapun mengalami hal ini
bukan, termasuk saya, makanya lagi berusaha tuk meminimalisir perasaan ini
bahkan kalo bisa menghilangkannya, moga dimudahkan yaa ). Dimanapun bisa
membaca al Qur’an. Dalam pelatihan ini, kita diminta untuk tilawah selama 10
menit (coba bisa dipraktekkan, dalam 10 menit bisa berapa halaman yang dibaca).
Pada saat antri di bank misalnya, nunngu motor lagi dicuci, nungguin anak di
sekolah. Dimanaaa saja dan Kapaaan saja. Senantiasa hadirkan Al Qur’an dalam
aktivitas kita sehari-hari. Geliat interakasi dgn al qur’an setiap saat.
3. 10/120
10 menit per 120 menit(2 jam) adalah waktu yang digunakan
untuk kita bisa mendisiplinkan interaksi dengan al Qur’an.
Jadi
siklusnya adalah 6 ke 6, mulai dari jam 6 pagi dan berakhir pada 6 pagi
keesokan harinya.
Dalam
sehari dipecah waktu: 06.00 – 08.00, 08.00 – 10.00 begitu seterusnya yaa.
Kemudian dalam rentang jam 06.00-08.00 kita bisa tentukan, kapan kita luang
untuk bertilawah, begitupun sesi-sesi berikutnya. Dengan adanya waktu
istirahat, maka dalam sehari kemungkinan hanya bisa tilawah dalam 10 sesi.
Kelihatannya simple tapi?? Prakteknya nda mudah ternyata hehe. Niatnya harus
bener dan diluruskan ini ..supaya Allaah ridho dan mudahkan J
Nah dari metode TES ini, sekarang berkembang ke program tahfidz.
Jadi Pak Jemmy juga bilang di awal-awal, “kita ga perlu susah-susah lagi
mengajak untuk tahsin, tahfidz. Ketika tilawah per harinya banyak, maka sudah
menjadi kebutuhan masing-masing individu untuk membaguskan tilawah, semakin
sering dibaca akhirnya cepet ingat, sehingga membutuhkan sarana untuk tahfidz”
Oh ya buat yang tertarik mau ikutan atau mau ngadain
pelatihan Qunatum Tilawah ini bisa
menghubungi 081572104420 (Lia Ruslianti) atau 085846417566 (Jemmi Gumilar)
langsung ya. Silahkan undang deh pakarnya
langsung J
Jadi gimana tertarik tuk
mencoba ??? Yuk ah semangat :-bd
Buat mba Dian Ambang
jazakillaah ahsanul jaza ya atas share nya …Barakallaahu fiik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas commentnya