Selasa, 19 November 2013

Quantum Tilawah Metode T.E.S

Hari Kamis lalu, 14 November 2013 di group whatsapp akhwat alumni waktu kuliah di kampus biru alias stt telkom sempat dibahas tentang metode quantum tilawah. Dalam hati sempet bertanya2 waktu denger istilah itu, apa juga itu quantum tilawah (sama dengan quantum learning ngga ya?? :-D asal ) coz baru denger juga.  Kenapa juga tilawah al qur’an kita perlu ada lompatan? Penasaran kan?? Maksudnya apa??  Dari pada penasaran yuk simak aja… J

Nah kebetulan yg ngeshare metode ini di grup mba Dian Ambang, alumni angkatan ‘96 yang menjelaskan tentang apa dan bagaimana itu Quantum Tilawah.
Awalnya beliau menanyakan, apa sudah ada yang mendengar tentang metode terbaru, Quantum Tilawah (QT), kalau di grup FB ditulisnya Metode T.E.S. Penggagasnya Ibu Gubernur Jabar Bu Netti Prasetyani…baru ditemukan Ramadhan tahun ini, tapi yang mengaplikasikan dan mensosialisasikannya adalah Pak Jemmy Gumilar, yang memberikan motivasi sekaligus kiat-kiat, melompatkan tilawah harian kita supaya tidak terbatasi hanya 1 juz perhari.

Quantum Tilawah adalah metode melompatkan tilawah, berguna untuk para aktifis (maupun pasifis) terutama memperkuat hubungan dengan al Qur’an dan berpengaruh pd semakin kuatnya hubungan dengan Alloh SWT (Nah siapa juga yg ngga kepingin hubungannya dgn Allahu Rabbuna semakin erat..pasti kepingin dunk? J) . Menekankan pada evaluasi secara kontinue (kalau ikut pelatihannya) akan di sms tiap 2 jam sekali, dan tiap jam 6 pagi melaporkan halaman terakhir yang dibaca.

Poin berikutnya adalah: peningkatan s.d 600% (wooooowww…...mau bangettttttt)

Berawal dari wasiat Rasul dalam hadist HR Muslim: “Aku tinggalkan untuk kalian 2 perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya yaitu Kitabullah dan Sunnah.” Jadi ketika kita tidak berpegangan pada kitab al Qur’an, maka seperti kehilangan arah/tersesat.

Dan yang terutama lagi adalah QS al Furqon :30 (coba disimak dulu) “Ya Tuhanku,sesungguhnya kaumku telah menjadikan al Qur’an ini diabaikan”

Atau perumpamaan seperti rumah yang tidak diisi dengan tilawah Qur’an ibarat rumah kosong (pastinya dilihat dari luar seperti angker dan tidak ada yang mau berkunjung) atau ibarat kuburan ( mau seperti ini ??)


Dan bahwa syaithan-syaithan keluar pada saat kita khatam al Qur’an. Bisa dibayangkan kalau kita mengkhatamkan sebulan sekali, syaithan keluar dari rumah kita sebulan sekali.

Kemudian diperkenalkanlah rumus-rumus sebagai bekal kita interaksi dengan kitab mukjizat Nabi Muhammad saw ini:


1.      PD

Percaya Diri  bahwa kita bisa melaksanakan amalan yaumiah (harian) ini.

Kisah Hudzaifah sholat berjama’ah bersama Rasul pada suatu malam: Hudzaifah berada di belakang Rasul. Rasul membaca al fathihah, dilanjutkan awal surat al baqarah. Hudzaif berfikir ” oh mungkin, Rasul membaca 100 ayat.” Ternyata Rasul tetap melanjutkan bacaan. “Oh mungkin sampai al Baqaroh selesai”, ternyata Rasul melanjutkan sampai ali Imran dan an Nisa baru kemudian beliau ruku’.
Namun dalam 1 raka’at itu, ketika bertemu tasbih, beliau bertasbih, ketika bertemu ayat sajadah, beliau bersujud, kemudian ruku’.
Poinnya: Rasul sangaaaat menikmati dalam membaca al Qur’an…..(Masya allaah….shalawat dan salam untukmu ya rasulullaah)


Berapa batasannya tilawah? Kita sudah pernah dengar, Rasul menjawab pada Abdullah bin Amru: “khatamkanlah dalam sebulan!”, kemudian dalam 20 hari, 10 hari, dalam 5 hari dan 3 hari, jadi Rasul menganjurkan untuk minimal khatam dalam 3 hari.

2.      AM2

AM2 artinya Anti Malu dan Menunda. Banyak malu dan menunda merupakan halangan terbesar (siapapun mengalami hal ini bukan, termasuk saya, makanya lagi berusaha tuk meminimalisir perasaan ini bahkan kalo bisa menghilangkannya, moga dimudahkan yaa ). Dimanapun bisa membaca al Qur’an. Dalam pelatihan ini, kita diminta untuk tilawah selama 10 menit (coba bisa dipraktekkan, dalam 10 menit bisa berapa halaman yang dibaca). Pada saat antri di bank misalnya, nunngu motor lagi dicuci, nungguin anak di sekolah. Dimanaaa saja dan Kapaaan saja. Senantiasa hadirkan Al Qur’an dalam aktivitas kita sehari-hari. Geliat interakasi dgn al qur’an setiap saat.


3.      10/120

10 menit per 120 menit(2 jam) adalah waktu yang digunakan untuk kita bisa mendisiplinkan interaksi dengan al Qur’an.

Jadi siklusnya adalah 6 ke 6, mulai dari jam 6 pagi dan berakhir pada 6 pagi keesokan harinya.

Dalam sehari dipecah waktu: 06.00 – 08.00, 08.00 – 10.00 begitu seterusnya yaa. Kemudian dalam rentang jam 06.00-08.00 kita bisa tentukan, kapan kita luang untuk bertilawah, begitupun sesi-sesi berikutnya. Dengan adanya waktu istirahat, maka dalam sehari kemungkinan hanya bisa tilawah dalam 10 sesi. Kelihatannya simple tapi?? Prakteknya nda mudah ternyata hehe. Niatnya harus bener dan diluruskan ini ..supaya Allaah ridho dan mudahkan J


Nah dari metode TES ini, sekarang berkembang ke program tahfidz. Jadi Pak Jemmy juga bilang di awal-awal, “kita ga perlu susah-susah lagi mengajak untuk tahsin, tahfidz. Ketika tilawah per harinya banyak, maka sudah menjadi kebutuhan masing-masing individu untuk membaguskan tilawah, semakin sering dibaca akhirnya cepet ingat, sehingga membutuhkan sarana untuk tahfidz”


Oh ya buat  yang tertarik mau ikutan atau mau ngadain pelatihan Qunatum Tilawah ini  bisa menghubungi 081572104420 (Lia Ruslianti) atau 085846417566 (Jemmi Gumilar) langsung ya. Silahkan undang deh pakarnya langsung J
Jadi gimana tertarik tuk mencoba ??? Yuk ah semangat :-bd
Buat mba Dian Ambang jazakillaah ahsanul jaza ya atas share nya …Barakallaahu fiik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas commentnya