Senin, 25 November 2013

Seorang Bidan Menjadi Pendidik Al Qur'an

Pagi ini baruu aja mengaktifkan wa, dpt  BM kisah ini digrup. Mau bangets mjd spt ini, mauu banget py keluarga kecil yg cinta qur'an, mau bangets py suami&anak2 yg senang interaksi dg al Qur'an...mau bangets bs jd keluarga penghafal qur`an..mau bangets py kelurga kecil yg landasan utamanya pendidikan al qur'an sblm ilmu2 yg lainnya

.::Seorang Bidan Menjadi Pendidik Al-Qur'an::.
(Orangtua Hilyah Qonita, juara 1 Hafizh Indonesia RCTI 2013)

Sejak menikah, saya, Nuroniyah Manaf dan Suami, Muslim, sepakat menjadikan pendidikan Al-Qur'an sebagai landasan utama sebelum anak-anak belajar ilmu-ilmu yg lain.
Kini, kami dikaruniai tiga orang anak, Aufa Alfa Zhillah (9), Hilyah Qonita (5), dan Muhammad Al Fatih (11 bulan). Kami tinggal di wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Aktifitas saya sehari-hari adalah sebagai guru ngaji di rumah. Bersama suami, saya mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak yg berada di lingkungan sekitar rumah. Sebelum mengabdi menjadi pengajar Al-Qur'an, saya pernah menjadi bidan di RS Islam Jakarta Pusat. Namun saat mengandung Aufa di usia kehamilan tujuh bulan, saya berhenti menjadi bidan karena ingin fokus mendidik anak-anak secara intensif. Aktifitas suami, selain menjadi guru di SDIT, juga menjadi guru ngaji, termasuk diantaranya menjadi guru Tahsin di Nurul Hikmah, Pesantren Ust.Muzammil.

Anak pertama, Aufa, Alhamdulillah sekarang sudah menyetorkan hafalannya sebanyak 13 juz. Ia menjadi santri Pesantren Nurul Hikmah sejak kelas 1 SD. Berbeda dengan Aufa, kami membuat program agar ia bisa menghafal Al-Qur'an di rumah, dengan mengikuti metode yang ada di Pesantren Nurul Hikmah. Alhamdulillah, hafalan Hilyah sekarang sudah lima juz. Yaitu juz 30 sampai juz 26, dan sekarang Hilyah sedang menghafal Juz 1.
Hilyah juga mempunyai prestasi sebagaiu juara 1 MHQ juz 30 Islamic Book Fair 2012, juara 1 MHQ juz 29 dan 30 di LTQ Asy Syifa, juara 2 MHQ juz 29 dan 30 di Kafila Islamic International School se-DKI Jakarta dan Jawa Barat, dan yang terbaru adalah sebagai juara 1 Hafizh Indonesia RCTI 2013.

Capaian ini tidak instan. Program menghafal Qur'an sudah saya mulai sejak hamil, yaitu dengan memperbanyak mengkhatamkan Al-Qur'an. Khataman Al-Qur'an ini saya lakukan untuk merangsang tumbuh kembang otak janin sejak dari dalam kandungan. Saya juga selalu berkomunikasi dengan si kecil di kandungan saat tilawah. Ucapan semisal "De, Ibu mau tilawah surat Yusuf nih sekarang. Dengarkan ya.." selalu saya lakukan sambil saya mengelus perut.

Ketika lahir, kebiasaan mendengarkan bacaan Al-Qur'an tetap kami lanjutkan. Ayahnya biasanya memilih bacaan murattal Imam Misyari Rasyid karena temponya tidak terlalu cepat dan lebih syahdu. Hampir setiap hari pun saya mentalaqqikan surat-surat pendek di berbagai aktifitas, misalnya pada saat menyusui, makan, dan ganti popok. Di usianya 6 bulan, saya mulai memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah sambil bermain dengan alat peraga yang saya buat sendiri dengan menggunting kertas origami warna-warni yang dibentuk sesuai huruf-huruf hijaiyah, lalu kami tempelkan di lembaran kardus yang besar.

Ketika mereka sudah bisa berucap, huruf-huruf hijaiyah yang selalu saya perkenalkan ternyata mereka hafal. Setelah itu saya menggunakan metode iqro untuk mengajari mereka membaca Al-Qur'an. Alhamdulillah, Aufa di usia 4 tahun, dan Hilyah di usia 3 tahun, sudah bisa membaca Al-Qur'an. Saya pun terus melatih kelancaran tilawah Qur'an mereka, sambil memberikan hafalan surat-surat di juz 30.

Hilyah mulai setor hafalan ketika usianya tiga tahun. Biasanya ia menyetor hafalannya sehabis asar dan muraja'ah di usai shalat shubuh. Kemudian di ba'da maghrib, bersama para santri, Hilyah mengaji di rumah dengan saya dan suami.

Saya bersyukur, proses menghafal Hilyah sampai sekarang tidak banyak kendala. Kuncinya, tekad yang kuat dan disiplin dari orangtua. Kami juga sadar bahwa lingkungan ikut mempengaruhi, oleh karenanya saya dan suami memilih tempat tinggal yang tenang, dan membatasi kegiatan menonton televisi. Dalam hal ini, orangtua tentu harus menjadi teladan bagi anak-anak dengan tidak banyak menonton televisi, sebaliknya memperbanyak interaksi dengan Al-Qur'an.

(Disadur dari Buletin Pesantren Al-Qur'an Nurul Hikmah, edisi 10 November 2013/Muharram 1435 H)

Sabtu, 23 November 2013

Tak Sesuai Harapan

Beberapa hari yg lalu dpt BM di grup wa yg isinya mak jlebb bangets..

#Tak sesuai harapan#

Kisah seorang ikhwah..
Yang amat mencintai istrinya..
Namun istrinya tak mencintainya..
Ia mengharapkan lelaki lain..
Yang lebih darinya..

Wanita itu telah pandai bahasa arab..
Sementara suaminya..
Hanya memahami bahasa indonesia..
Wanita itu telah lama mengaji..
Sementara suaminya..
Sibuk membanting tulang mencari nafkah..
Tuk membahagiakan kekasihnya..
Wanita itu telah banyak menghafal alqur'an..
Sementara suaminya tak banyak bisa menghafal..

Mungkin..
Kini suaminya sudah tak berharga di matanya..
Mungkin..
Kini cintanya telah pudar di hatinya..
Karena tak sesuai harapannya..

Demikianlah..
Kisah cinta yang bertepuk sebelah..
Karena istrinya tertipu oleh kepintarannya..
Ilmu tak membuatnya semakin sayang pada suaminya..
Ilmu tak membuatnya semakin berbakti kepada suaminya..
Ilmu membuatnya angkuh..
Tak ada lagi cinta dihatiku kilahnya..

Saudariku..
Engkau boleh lebih berilmu dari suamimu..
Tapi mungkin suamimu lebih takut kepada Allah darimu..
Engkau boleh punya banyak kelebihan di atas suamimu..
Tapi suamimu..
Mungkin lebih dicintai oleh Rabbmu karena ketawadlu'annya..
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata..
Ilmu itu bukanlah dengan banyak menghafal riwayat..
Namun ilmu adalah yang menimbulkan rasa takut kepada Allah..

Dimanakah hadits yang telah engkau hafal, "Suamimu adalah surgamu atau Nerakamu..
Ya Rabb..
Berilah kami ilmu yang bermanfaat..

 Ditulis oleh Ustadz Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى

┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈

Rabu, 20 November 2013

Apa yang Seharusnya Dilakukan Seorang Ibu?

Bunda tak kenal jam kerja apalagi uzur dan cuti. Bunda hanya istirahat ketika buah hati sudah tertidur atau pergi. Bunda tak kenal insentif apalagi uang lelah, syukur  jika masih ada apresiasi dengan kata-kata cinta atau terimakasih. Apapun situasi, bagaimanapun kondisi di manapun lokasi, bunda siap melayani….
Ini cuma berbagi, bukan menggurui.
Sebagai seorang ibu yang ingin berbagi dan belajar dari para ibu di manapun.
Peran bunda selalu sama. Sejak buah hati dalam kandungan hingga buah hati siap mentas menghadapi dunia.
Bunda tak kenal jam kerja apalagi uzur dan cuti.
Bunda hanya istirahat ketika buah hati sudah tertidur atau pergi.
Bunda tak kenal insentif apalagi uang lelah, syukur  jika masih ada apresiasi dengan kata-kata cinta atau terimakasih.
Apapun situasi, bagaimanapun kondisi di manapun lokasi, bunda siap melayani….
Sejak mulai hamil, bunda sudah mulai bertugas demi buah hatinya.

Pertama: Memelihara kesehatan diri secara umum, agar kehamilan menjadi lancar, buah hati tumbuh prima dalam kandungan. Makan makanan bergizi dalam jumlah yang cukup, padahal tidak jarang seorang wanita enggan makan saat hamil muda. Ngidam namanya. Makan apapun terasa pahit atau asam memualkan. Tapi seorang bunda bijaksana harus melawan keengganannya untuk memberi gizi yang baik bagi si kecil. Jika bunda gagal memelihara kesehatan dirinya di masa ini, buah hati mengalami resiko sepanjang hayat: cacat bawaan (na’udzubillah min dzalik). Begitulah bunda, dan para calon bunda: berjuanglah mengatasi ngidam-mu.

Kedua, bunda yang sedang hamil harus menjaga perasaannya dan menjaga agamanya, agar hatinya bersih selalu saat hamil, sehingga buah hatinya tak tercemar hasad dan dengki, atau tertular virus kekafiran dan kebodohan. Bunda harus menata hati dan perasaan agar hormon tubuhnya selalu prima, sehingga buah hatipun mendapatkan suasana yang prima dalam buaian pertamanya. Bunda yang rusuh hati saat hamil akan menciptakan suasana “rusuh” bagi buah hatinya dalam bentuk aliran hormon marah, takut atau benci yang bisa jadi akan terus membayangi si kecil setelah keluar dari kandungan. Hormon-hormon negatif tersebut sungguh merusak bukan hanya bagi bunda tapi juga bagi bayinya. Wahai para bapak atau calon bapak: Bantulah para bunda ini untuk menata hati dan pikirannya saat hamil. Demi lahirnya generasi muda yang optimal pribadinya. Jika para bapak tak peduli, maka cobalah renungi ini: Apakah anda ingin anak yang berkepribadian prima? Tahukah anda bahwa saat hormon-hormon negatif tersebut beredar di seluruh aliran darah bunda si kecilpun ikut terkena dampaknya? Tak jarang stress mental seorang calon ibu menyebabkannya keguguran. Ya keguguran! Kondisi stress kandungan sang ibu juga bisa mengganggu yang menyebabkan sang bayi (na’udzubillah) cacat….. Riskan memang. Hamil itu selalu beresiko. Setiap detik dalam masa sembilan bulan sepuluh hari merupakan momen pertumbuhan berharga bagi si bayi. Satu detik saja terganggu dapat menginterupsi pertumbuhannya, dan jika yang di-interupsi adalah momen perkembangan organ vital, maka organ tersebutlah yang cacat. Bahaya.
Ketiga, bunda yang sedang mengandung juga harus menyadari ia mempunyai keterbatasan gerak. Jika sebelumnya ia lincah dan senang berlari, memanjat atau menendang apa saja, maka saat hamil ia tidak boleh melakukan hal-hal tersebut. Sangat beresiko. Kekanglah hasratmu untuk hiking, atau racing dengan sepeda motor. Semua itu berbahaya bagi si kecil. Juga bunda harus sabar ketika menghadapi beratnya kandungan usia tua. Tidur menjadi tak nyenyak karena pinggang pegal, ingin rasanya meletakkan beban berat ini, tapi tak mungkin. Walau sejenakpun.
Keringat bercucuran meskipun ia hanya duduk menonton televisi. Rasa gerah tak berkesudahan, rasa sebah bagaikan makan sebakul tapi masih lapar…Ahhhh apalagi hendak dikata, sudah sejuta rasanya penderitaan ini. Namun semua bagaikan tak berarti manakala bunda merasakan tendangan si kecil dari dalam. Kadang si kecil dengan ngototnya tak mau pindah posisi ketika bunda pindah posisi. Maka bundapun tambah kelelahan. Senang, namun lelah. Bunda mengusap perutnya tanda sayang pada si kecil, dan si kecil membalas dengan tendangan kuat dari dalam, tanda senang disapa. Kadang ayah ikut bercanda dari luar, menggelitik si kecil lewat perut bundanya. Bunda jua yang harus menanggung canda itu. Jika sejak awal hamil sampai hamil tua sudah terasa berat bagi bunda, maka itu belum sampai puncaknya. Kelak diakhir kehamilan adalah puncaknya segala kesusahan itu.Wahnan ala wahnin….istilahnya dalam Al Qur’an: Kesulitan di atas kesulitan. Memang sulit.
Keempat adalah saat melahirkan itu sendiri. Sejak berjam-jam sebelum saatnya tiba sang ibu sudah didera sakit. Hilang-timbul-hilang-timbul. Itulah sakit melahirkan. Ini tugas penting yang sulit, sakit, dan banyak aturannya. Berbagai nasehat nenek, uwak, mertua akan berdatangan dan kadang tambah membuat bingung. Semua karena cinta dan ingin berbagi pengalaman kepada calon ibu muda. Centi demi centimeter “pembukaan” jalan dikabarkan oleh bu bidan. Targetnya sekitar 10 cm, tapi proses dari 3 sampai 10 bisa berhari-hari. Kadang berlangsung cepat, tapi tak jarang lama atau lamaaaaa sekali. Tergantung takdirNya. Saat itu, lagi-lagi perasaan bunda amat berpengaruh. Makin tenang dan tawakkal, makin memudahkan yang menolong dan juga makin berhasil Insyaa Allah. Kelahiran dikendalikan oleh berbagai hormon yang kompleks sehingga jika perasaan kita kurang terkendali atau bahkan didominasi takut secara langsung dan tidak langsung juga mengganggu proses. Ingatlah bunda, perasaan yang tenang dan santai didasari tawakkal yang tinggi kepada Yang Maha Menolong adalah resep terbaik yang pernah diberikan oleh siapapun. Ingatlah bunda, apapun yang kau ketahui tentang berbagai penyulit kelahiran, maupun berbagai kelainan, semua itu ada di Tangan Allah. Dia Jua-lah Yang dapat Membereskannya. Pada momen-momen penting ini, setelah semua usaha baik yang dijalankan atas saran orang-orang yang kita cintai, maka tak ada lagi yang harus dipentingkan selainTawakkal penuh kepada Allah SWT . Sang bunda akan merasakan bahwa siapapun tak berarti saat ini. Pada momen-momen taruhan nyawa, hanya Allah Raja Yang Maha Kuasa yang sebenarnya. Inilah jihad seorang wanita! Jihad yang membuat kita faham bahwa jihad adalah dalam rangka memberi kesempatan hidup bagi orang lain. Dalam momen ini kita fahami bahwa seorang bunda tak mungkin mundur dari perjuangan ini. Ini perjuangan yang tak mungkin kita ingin mundur. Maju atau mati! Harus lahir! Tak mungkin bunda tau siapapun membatalkan kelahiran ini. Maju terus, tak mungkin mundur.
Begitulah renungan bagian pertama ini kami akhiri. Seorang ibu adalah pejuang yang pantang mundur. Allah Telah Mentakdirkan mereka (atau kami) demikian. Takdir yang patut disyukuri karena posisi kemuliaan yang menyertainya. Sang bunda adalah manusia yang dihormati tiga kali lebih dahulu dari ayahanda yang menafkahi. Sang bunda yang di kakinya surga sang anak ditentukan….Adakah wanita yang sudah ditakdirkan menjadi bunda tapi tak mau kemuliaan ini? Jangan! Jangan ditolak dan jangan di sia-siakan kesempatan yang sudah diberikan Allah. Berjuta-juta wanita menginginkan namun belum juga ditakdirkan, sementara ada sebagian yang sudah ditakdirkan tapi tak mau menerimanya. Wahai bunda, anda adalah orang yang paling istimewa bagi anakmu. Jadilah yang terbaik baginya/ mereka. Kesuksesanmu ada pada penyerahanmu kepada Allah dalam setiap kesulitan. Aamiin.

Selasa, 19 November 2013

Quantum Tilawah Metode T.E.S

Hari Kamis lalu, 14 November 2013 di group whatsapp akhwat alumni waktu kuliah di kampus biru alias stt telkom sempat dibahas tentang metode quantum tilawah. Dalam hati sempet bertanya2 waktu denger istilah itu, apa juga itu quantum tilawah (sama dengan quantum learning ngga ya?? :-D asal ) coz baru denger juga.  Kenapa juga tilawah al qur’an kita perlu ada lompatan? Penasaran kan?? Maksudnya apa??  Dari pada penasaran yuk simak aja… J

Nah kebetulan yg ngeshare metode ini di grup mba Dian Ambang, alumni angkatan ‘96 yang menjelaskan tentang apa dan bagaimana itu Quantum Tilawah.
Awalnya beliau menanyakan, apa sudah ada yang mendengar tentang metode terbaru, Quantum Tilawah (QT), kalau di grup FB ditulisnya Metode T.E.S. Penggagasnya Ibu Gubernur Jabar Bu Netti Prasetyani…baru ditemukan Ramadhan tahun ini, tapi yang mengaplikasikan dan mensosialisasikannya adalah Pak Jemmy Gumilar, yang memberikan motivasi sekaligus kiat-kiat, melompatkan tilawah harian kita supaya tidak terbatasi hanya 1 juz perhari.

Quantum Tilawah adalah metode melompatkan tilawah, berguna untuk para aktifis (maupun pasifis) terutama memperkuat hubungan dengan al Qur’an dan berpengaruh pd semakin kuatnya hubungan dengan Alloh SWT (Nah siapa juga yg ngga kepingin hubungannya dgn Allahu Rabbuna semakin erat..pasti kepingin dunk? J) . Menekankan pada evaluasi secara kontinue (kalau ikut pelatihannya) akan di sms tiap 2 jam sekali, dan tiap jam 6 pagi melaporkan halaman terakhir yang dibaca.

Poin berikutnya adalah: peningkatan s.d 600% (wooooowww…...mau bangettttttt)

Berawal dari wasiat Rasul dalam hadist HR Muslim: “Aku tinggalkan untuk kalian 2 perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya yaitu Kitabullah dan Sunnah.” Jadi ketika kita tidak berpegangan pada kitab al Qur’an, maka seperti kehilangan arah/tersesat.

Dan yang terutama lagi adalah QS al Furqon :30 (coba disimak dulu) “Ya Tuhanku,sesungguhnya kaumku telah menjadikan al Qur’an ini diabaikan”

Atau perumpamaan seperti rumah yang tidak diisi dengan tilawah Qur’an ibarat rumah kosong (pastinya dilihat dari luar seperti angker dan tidak ada yang mau berkunjung) atau ibarat kuburan ( mau seperti ini ??)


Dan bahwa syaithan-syaithan keluar pada saat kita khatam al Qur’an. Bisa dibayangkan kalau kita mengkhatamkan sebulan sekali, syaithan keluar dari rumah kita sebulan sekali.

Kemudian diperkenalkanlah rumus-rumus sebagai bekal kita interaksi dengan kitab mukjizat Nabi Muhammad saw ini:


1.      PD

Percaya Diri  bahwa kita bisa melaksanakan amalan yaumiah (harian) ini.

Kisah Hudzaifah sholat berjama’ah bersama Rasul pada suatu malam: Hudzaifah berada di belakang Rasul. Rasul membaca al fathihah, dilanjutkan awal surat al baqarah. Hudzaif berfikir ” oh mungkin, Rasul membaca 100 ayat.” Ternyata Rasul tetap melanjutkan bacaan. “Oh mungkin sampai al Baqaroh selesai”, ternyata Rasul melanjutkan sampai ali Imran dan an Nisa baru kemudian beliau ruku’.
Namun dalam 1 raka’at itu, ketika bertemu tasbih, beliau bertasbih, ketika bertemu ayat sajadah, beliau bersujud, kemudian ruku’.
Poinnya: Rasul sangaaaat menikmati dalam membaca al Qur’an…..(Masya allaah….shalawat dan salam untukmu ya rasulullaah)


Berapa batasannya tilawah? Kita sudah pernah dengar, Rasul menjawab pada Abdullah bin Amru: “khatamkanlah dalam sebulan!”, kemudian dalam 20 hari, 10 hari, dalam 5 hari dan 3 hari, jadi Rasul menganjurkan untuk minimal khatam dalam 3 hari.

2.      AM2

AM2 artinya Anti Malu dan Menunda. Banyak malu dan menunda merupakan halangan terbesar (siapapun mengalami hal ini bukan, termasuk saya, makanya lagi berusaha tuk meminimalisir perasaan ini bahkan kalo bisa menghilangkannya, moga dimudahkan yaa ). Dimanapun bisa membaca al Qur’an. Dalam pelatihan ini, kita diminta untuk tilawah selama 10 menit (coba bisa dipraktekkan, dalam 10 menit bisa berapa halaman yang dibaca). Pada saat antri di bank misalnya, nunngu motor lagi dicuci, nungguin anak di sekolah. Dimanaaa saja dan Kapaaan saja. Senantiasa hadirkan Al Qur’an dalam aktivitas kita sehari-hari. Geliat interakasi dgn al qur’an setiap saat.


3.      10/120

10 menit per 120 menit(2 jam) adalah waktu yang digunakan untuk kita bisa mendisiplinkan interaksi dengan al Qur’an.

Jadi siklusnya adalah 6 ke 6, mulai dari jam 6 pagi dan berakhir pada 6 pagi keesokan harinya.

Dalam sehari dipecah waktu: 06.00 – 08.00, 08.00 – 10.00 begitu seterusnya yaa. Kemudian dalam rentang jam 06.00-08.00 kita bisa tentukan, kapan kita luang untuk bertilawah, begitupun sesi-sesi berikutnya. Dengan adanya waktu istirahat, maka dalam sehari kemungkinan hanya bisa tilawah dalam 10 sesi. Kelihatannya simple tapi?? Prakteknya nda mudah ternyata hehe. Niatnya harus bener dan diluruskan ini ..supaya Allaah ridho dan mudahkan J


Nah dari metode TES ini, sekarang berkembang ke program tahfidz. Jadi Pak Jemmy juga bilang di awal-awal, “kita ga perlu susah-susah lagi mengajak untuk tahsin, tahfidz. Ketika tilawah per harinya banyak, maka sudah menjadi kebutuhan masing-masing individu untuk membaguskan tilawah, semakin sering dibaca akhirnya cepet ingat, sehingga membutuhkan sarana untuk tahfidz”


Oh ya buat  yang tertarik mau ikutan atau mau ngadain pelatihan Qunatum Tilawah ini  bisa menghubungi 081572104420 (Lia Ruslianti) atau 085846417566 (Jemmi Gumilar) langsung ya. Silahkan undang deh pakarnya langsung J
Jadi gimana tertarik tuk mencoba ??? Yuk ah semangat :-bd
Buat mba Dian Ambang jazakillaah ahsanul jaza ya atas share nya …Barakallaahu fiik

Rabu, 06 November 2013

Menjadi Orang Tua Yang Lebih Bijak

Barusan di grup WA Zanjabilla dpt kiriman broadcast message dari novita ttg resume talkshow parenting yg temanya menurutku cukup menarik n pastinyaa insya allaah berguna. Yuk...yuk disimak aja yaa :-)

Menjadi Orangtua Baru

Resensi Talkshow Parenting
“Refleksi Hijrah : Menjadi Orangtua yang Lebih Bijak”
Oleh bapak Irwan Rinaldi (Pakar ke-Ayah-an)

Jum’at, 01 November 2013.
Masjid Agung Al Hikmah Tanjungpinang.

Ada beberapa poin penting yang beliau bahas pada pertemuan itu :

✔Jadilah suami istri yang kompak dalam menjalankan tugas menjadi orangtua. Bukan aliran Sumatra atau Jawa yang kita pakai dalam
menjalankan fungsi sebagai orangtua, jadikanlah Islam sebagai gaya
hidup dan panduan 

✔Perhatikan dua waktu penting anak.
Saat bangun tidur dan hendak tidur.
Pastikan yang keluar dari lisan kita adalah kalimat thoyyibah. Bisa
bacaan Al Qur’an, asmaul husna, atau kisah tentang Rasul dan para sahabat. Buka dan tutup hari anak dengan Allah dan RasulNya
Hasil penelitian mengatakan (silahkan dicari, pembicara menyebutkan hanya
saya tidak mencatat),
pada saat usia 0-3 tahun, anak2 mampu
mengingat hingga 1500 kata, bayangkan kalau ini dikonversikan ke
kalimatullah, Al-Qur’an..
Usia 0-10 tahun, ada juga yang mengatakan 0-15 tahun adalah masa-masa paling hebat ! Maka tanamkan pada anak nilai-nilai
baik! Anak-anak usia ini begitu peka dengan apa yang didengarnya. Ia akan mengingat apa yang didengarnya itu hingga 10 tahun lamanya. Maka,
sebelum anak tidur lelap, yaitu tidur dangkal, tanyakan padanya, apa yang
paling berkesan baginya pada hari itu. Biasanya orang akan mengingat kalau
tidak hal yang paling baik, pasti hal yang paling buruk. Bila misalnya, ia
mengatakan, “tadi adek lempar kucing pakai batu.” Maka kita harus segera
mengganti memorinya itu dengan kata-kata, “Allah dan RasulNya suka pada
anak yang sayang pada binatang, besok tidak diulangi lagi ya dek.” Maka ketika kita mengatakan hal itu, maka memori jelek tergantikan dengan
memori baik dan ini akan ia ingat 10 tahun ke depan. Bila yang dia
sampaikan adalah suatu hal yang baik, maka sokong dan kuatkan dengan mengatakan, “wah, hebat anak Bunda, Allah dan RasulNya pasti sayang
sama adek.” Maka keesokannya ia akan cenderung mengulang perilaku baik
tersebut. Begitulah pentingnya dua waktu ini, di jaga ya yah, bun 

O ya, tidak hanya ketika dua waktu itu,termasuk ketika anak menyusui, ajaklah ia berkomunikasi dengan kata-kata yang baik, gagetnya disimpen
dulu ya Bun .

✔Guru mengajarkan anak kita untuk bisa shalat, mengaji, puasa dan hal baik lainnya. Tapi belum tentu mereka membuat anak kita cinta shalat,
mengaji dan puasa. Kitalah yang bisa melakukannya, insyaAllah.
Sebuah kisah, tentang seorang ayah yang shalat berjama’ah dengan anaknya
di rumah. Lalu saat membaca al Fatihah, si ayah menangis. Usai shalat, si anak bertanya, “kenapa Ayah menangis pas baca al Fatihah tadi?” sang ayah menjawab, “iya nak, kalimat Ar Rahman itu sungguh berat, ayah teringat dengan Abu Bakar, sahabat Rasulullah saw yang tersedu-sedu ketika mengucapkan kalimat itu, pegang air mata ayah ini nak, ayah rindu dengan
Rasul....”

Bagaimana anak tak cinta shalat, mengaji, kalau ayah dan bundanya
senantiasa berekspresi cinta ketika shalat dan mengaji 

✔Saat istri hamil tua, rajin-rajinlah suami mengelus perut istri (maaf, kulit bertemu kulit) sambil membacakan al Qur’an dan kalimat-kalimat
thoyyibah. Bila sejak dalam kandungan anak sudah terbiasa mendengar bacaan Al Qur’an, maka kelak ketika ia lahir, tumbuh, dan berkembang,
dan ia mendengar al Qur’an, ia tidak akan merasa asing lagi dan
cenderung cepat menghafalkannya.

✔Saat ini anak-anak banyak yang bersikap kebanci-bancian, bukan
fisiknya, tapi mentalnya Misal : Penakut. Ini disebabkan karena mereka kehilangan sosok ayah di tiga tempat : rumah, masjid, dan sekolah.
Maka mari ayah, hadirlah sepenuhnya dalam hidup anak-anakmu 

Orangtua cenderung untuk mati-matian berjuang ketika anak-anaknya mau ikut UN, masuk kuliah, tapi lupa dengan pendidikan pada usia awal mereka.
Padahal pendidikan di usia awal itulah penentu sikap dan laku anak di usia dewasanya.

〰〰〰〰〰〰〰
Tentu, banyak hal yang belum tertulis di sini. Semoga yang di atas cukup mewakili apa yang disampaikan oleh Pak Irwan.

Sebagai penutup, beliau
mengajak semua orangtua yang hadir, “mari kita menjadi orangtua baru bagi
anak-anak kita, orangtua yang tidak asal-asalan dalam menjalankan
tugasnya sebagai orangtua. ingat, anak adalah aset kita, Teruslah belajar!”

-aprilia bundana abiq&fildzah-
Selamat Menyambut Tahun Baru 1435 Hijriah dengan Menjadi Orangtua Baru