Ahad, 8 September 2013 yg lalu aku menyempatkan diri mengikuti kajian parenting di Ged. PPSDM Depok dg pembicara Ibu Emmy Soekresno. Alhamdulillaah datang ngga telat2 bangets dan dtg bertepatan pembicara sedang memperkenalkan diri. Sebenarnya ngga byk yg kucatat dr kajian ini namun alhamdulillaah ada yg berbaik hati meresume kajian ini. Berkah Allaah tuk org yg sdh bantu meresume kajian ahad lalu ..Semoga bermanfaat
Rangkuman seminar Parenting
Melatih anak usia dini menghapal alquran :
1. Memperdengarkan ayat Al-Quran setiap hari dirumah
2. Konsisten. mengenalkan anak dengan Al-Quran harus dilakukan dengan konsisten dan jangan putus
3. Menjadi teladan yang baik karena anak adalah peniru yg hebat
4. Bacakan ayat Al-Quran sejak di kandungan
5. Menjadikan hapalan sbg konsekuensi permintaan anak. Jika usia anak sudah > 5 tahun ingin sesuatu maka sebelumnya si anak diminta setor hapalan sekian.
Pada saat manusia lahir Alloh SWT sudah menciptakan otak dengan 1 milyar koneksi jaringan, masa keemasan untuk optimalisasi menghapal Al-Quran adalah sejak usia dini sampai dengan usia 12 tahun.
Karena menurut penelitian jika otak tidak digunakan optimal hingga usia 12 tahun maka otak secara otomatis akan memangkas kapasitasnya.
otak punya periode peka "prime time" terhadap pengalama tertentu dr lingkungan :
- ikatan hati (bonding) antara anak dgn ortu terjadi pada usia 0-18bln
- keterampilan motorik paling baik terjadi s/d usia 4tahun
- berbicara & kosakata terjadi pd 3 th pertama
- matematika & logika sangat sensitif usia1-4 th
- kepekaan terhadap nada 3-12th
- bahasa asing dapat diajarkan secara tandem (max 5bahasa) sekaligus pada usia 3-12 th
sebagai anak2, belajar bukan berarti dengan buku dan alat tulis, menurut penelitian cara efektif anak belajar yaitu :
1. belajar melalui bermain ( learning through playing) contohnya menggunakan boneka jari/ tangan ( bermain peran) antara kelinci dan jerapah
kelinci : assalamualaikum jerapah, apa kamu sudah hapal surat ....
suara dan mimik disesuaikan agar anak tertarik dan mendengarkan atau ikut bermain.
2. bermain dengan mengerjakan (learning through doing)
3. bermain dengan menyentuh materi yg dipelajari (hands-on learning ) contoh kita membelikan anak kita Al-Quran untuk mereka dengan syarat ditekankan bahwa Al-Quran tersebut akan diberikan saat mereka bisa berjanji dan bisa dipercaya untuk tidak merobeknya.
Point penting dalam menyiapkan anak menghapal Al-Quran adalah sabar dan banyak berdoa kepada Alloh SWT. karena anak adalah amanah yg dititipkan, ortu tidak punya kuasa memberikan hidayah
Bu Emmy cerita pengalaman terhadap salah satu anaknya yg sampai usia 11tahun belum juga ada keinginan menghapal Al-Quran, malah 'akrab' dengan warnet, dan kelakuan nakal yg lain. Beliau berucap tidak henti berdoa agar Alloh SWT mengubah hati anaknya. sampai puncaknya anak tersebut mencuri uang ortu senilai 200rb.
Beliau tidak memarahi anaknya, hanya menasehati ' nak kamu bukan pencuri, sekarang ibu kasih 2 pilihan kamu mau bertemu malaikat malik atau janji tidak akan mengulangi dan mau belajar menghapal Al-Quran'
singkat cerita akhirnya anak tersebut berkeinginan masuk pesantren untuk menghapal Al-Quran dan saat diantar sang anak berkata
'Ibu, sampai bertemu tahun depan dengan saya yang baru yang akan membuat bangga'
dan dalam setahun sang anak berhasil menghapal sekian juz (sy lupa persisnya)
(redaksional kata mungkin berbeda dgn yg diucapkan Bu Emmy)
👪
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas commentnya