Senin, 19 April 2010

Istriku Bukan Bidadari, Tapi Aku Pun Bukan Malaikat

Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

Anda telah berkeluarga? Bagaimana pengalaman Anda selama mengarungi bahtera
rumah tangga? Semulus dan seindah yang Anda bayangkan dahulu?

Mungkin saja Anda menjawab, "Tidak."

Akan tetapi, izinkan saya berbeda dengan Anda: "Ya," bahkan lebih indah daripada
yang saya bayangkan sebelumnya.

Saudaraku, kehidupan rumah tangga memang penuh dengan dinamika, lika-liku, dan
pasang surut. Kadang Anda senang, dan kadang Anda bersedih. Tidak jarang, Anda
tersenyum di hadapan pasangan Anda, dan kadang kala Anda cemberut dan bermasam
muka.

Bukankah demikian, Saudaraku?

Berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam rumah tangga senantiasa menghiasi
hari-hari Anda. Semakin lama umur pernikahan Anda, maka semakin berat dan
bertambah banyak perjuangan yang harus Anda tunaikan.

Tanggung jawab terhadap putra-putri, pekerjaan, karib kerabat, masyarakat, dan
lain sebagainya.

Di antara tanggung jawab yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan Anda ialah
tanggung jawab terhadap pasangan hidup Anda.

Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan bahwa
pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh, pandai mengurus
rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran indah.

Bukankah demikian, Saudaraku?

"Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta kekayaannya,
kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya engkau lebih memilih
wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung." (Muttafaqun 'alaihi)

Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini dengan berkata, "Empat pertimbangan
inilah yang biasanya mendorong seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita.
Dengan demikian, hadits ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di
masyarakat, dan bukan perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara
tekstual pun, hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita
dengan keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama lebih
didahulukan. "

Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan hadits yang diriwayatkan oleh shahabat
Abdullah bin Amr al-'Ash radhiyallahu 'anhu, "Nabi shallallahu `alaihi wa sallam
bersabda,

'Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa
saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya
karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki
menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena
pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan
berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua.'"
(Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits yang lemah)

Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan
gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?

Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda, maka
saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat. Bila tidak, maka
tidak perlu berkecil hati atau kecewa.

Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa Anda
seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.

Abu Musa radhiyallahu `anhu menuturkan, "Rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallam bersabda, `Banyak lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan
tidaklah ada dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir'aun
dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Aisyah dibanding wanita lainnya
bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya." (Muttafaqun
'alaihi)

Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena
pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!

Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi shallallahu
`alaihi wa sallam berikut ini, lalu terapkanlah pada istri Anda.

"Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang beriman.
Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas dengan perangainya
yang lain." (Hr. Muslim)

Saudaraku, Anda kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu
khawatir, karena ternyata istri Anda adalah penyayang.

Anda kurang puas dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang
sabar? Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.

Anda berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati Anda,
karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia keturunan
yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar penderitaan Anda
bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.

Demikianlah seterusnya.

Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek kekurangan istri,
namun Anda tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihan nya. Buktikan
Saudaraku, bahwa Anda benar-benar seorang suami yang berjiwa besar, sehingga
Anda peka dan lihai dalam membaca kelebihan pasangan Anda.

Dahulu, Nabi shallallahu `alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca
segala hal, termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,

"Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda kepadaku,
`Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian pula bila engkau
sedang marah kepadaku.' Spontan, Aisyah bertanya, `Darimana engkau dapat
mengetahui hal itu?' Rasulullah menjawab, `Bila engkau sedang ridha kepadaku,
maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, `Tidak, demi Tuhan Muhammad.
Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau
berkata, `Tidak, demi Tuhan Ibrahim.'' Mendengar penjelasan ini, Aisyah
menimpalinya dan berkata, `Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika
aku marah, tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.'" (Muttafaqun
'alaihi)

Demikianlah teladan Nabi shallallahu `alaihi wa sallam. Beliau begitu peka
dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati istrinya
dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi
hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di sanding Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam, dan berbicara seperti biasa, namun Nabi
shallallahu `alaihi wa sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara
bersumpahnya. Luar biasa, perhatian, kejelian, dan kepekaan yang tidak ada
bandingnya.

Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

"Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam memperlakukan
istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan
istriku." (Hr. At-Tirmidzi)

Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba
suasana hati pasangan Anda?

Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan dan
gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam benak Anda.
Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam tentang kaum wanita berikut ini,

"Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya
engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang dengannya, niscaya
engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia adalah bengkok."
(Muttafaqun 'alaihi)

Pada riwayat lain, beliau shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita
itu bak tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau
menjadikannya patah. Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat
bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah bengkok."
(Hr. Ahmad)

Nah, sekarang, silakan Anda mengorek memori Anda tentang wanita pendamping hidup
Anda. Temukan berbagai kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena
ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan.

Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka
ketahuilah bahwa sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah
dimiliki oleh istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri
Anda. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

"Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah
datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh
wanita yang engkau lihat itu." (Hr. At-Tirmidzi)

Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan pasangan
hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak hijau, sehijau
ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.

Selamat berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada
Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.

Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan pasangan
hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan tinggi, penuh
perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.

Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan betapa istimewanya pasangan
hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat terwujud. Bukankah demikian,
Saudariku?

Saudariku, setelah Anda menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang
pernah menghiasi lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?

Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat,
dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.

Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda
ternyata terdapat banyak kelebihan.

Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka tidak
perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung jawab.

Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka
percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.

Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang perhatian dengan
urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam urusan luar rumah.

Juga, andai selama ini, sikap suami Anda terhadap Anda kurang simpatik, maka
tidak perlu hanyut dalam duka dan kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik
yang tidak ternilai dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga
kehormatan Anda, menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang
putra-putri Anda.

Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal yang ada
pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang ada padanya.
Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga bersamanya.

Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu perangai suami Anda dapat
menghancurkan segala keindahan dalam rumah tangga Anda. Bukan hanya hancur di
dunia, bahkan berkelanjutan hingga di akhirat kelak.

Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu `alaihi wa sallam berikut ini.
Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah tangga Anda seindah dambaan Anda.

"Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan
penghuninya ialah para wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar. "
Spontan, para shahabat bertanya, "Apakah yang engkau maksud adalah mereka
kufur/ingkar kepada Allah?" Beliau menjawab, "Mereka terbiasa ingkar terhadap
perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik kepada
mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka
begitu mudah berkata, `Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun
darimu.'" (Muttafaqun 'alaihi)

Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?

Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman
tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela
membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga
kepada Anda.

Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.

"Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan,
menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan
kepadanya, 'Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau
suka.'" (Hr. Ahmad dan lainnya)

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan
kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha
mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

Anda berhasil menemukannya?

Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum,
maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah
berikut,

"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang ma'ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada
istrinya." (Qs. al-Baqarah: 228)

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda.
Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban yang
harus Anda tunaikan untuknya.

Shahabat Abdullah bin 'Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini
dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata, "Sesungguhnya, aku
senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku
berdandan demiku, karena Allah Ta'ala telah berfirman,

`Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang ma'ruf.'

Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah
berfirman,

`Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.'"
(Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda berdandan?
Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar rumah? Selama ini,
sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk pasangan
Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan untuk orang lain?

Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi kekurangan, dan saling pengertian
adalah salah satu prinsip dasar dalam membangun rumah tangga. Tidak layak bagi
Anda untuk berperan sebagai penonton setia ketika pasangan Anda sedang
mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan
pekerjaannya. Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam
mencontohkan dalam rumah tangga beliau.

Aisyah radhiyallahu 'anha mengisahkan,

"Dahulu Nabi shallallahu `alaihi wa sallam mengerjakan sebagian pekerjaan
istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan, maka beliau
bergegas menuju ke mesjid." (Hr. Bukhari)

Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair State
University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang hubungan
perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para
suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli dan jarang membantu
pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami yang sering turut serta dalam
mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.

Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering membantu
pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering memadu cinta dengan
pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga
mereka.

Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang
dengan rendah hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh
istrinya. Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri
dalam bercinta.

Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal
yang sama.

Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?

Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda
berdua semakin romantis dan harmonis.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata
yang kurang berkenan. Wallahu a'lam bish-shawab.

Penulis: Ustadz Arifin Badri, Lc., M.A.

Artikel: www.pengusahamuslim .com

===
catatan kaki:
[1] Para ulama pensyarah hadits menjelaskan bahwa bubur daging adalah makanan
paling istimewa di zaman Nabi shallallahu `alaihi wa sallam, terlebih-lebih
bubur daging mudah pembuatannya dan selanjutnya mudah pula menelannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas commentnya