" Hidup adalah rangkaian proses belajar yang tak pernah henti. Kita belajar bersyukur walau tidak cukup, belajar ikhlas walau tak rela, belajar taat walau berat, belajar memahami walau tak sehati, belajar memaafkan walau tlah terlanjur luka....."
Kamis, 26 November 2009
Ayat-Ayat Cinta di tepian Laut Merah
ke tepian Laut Merah
Saat jeda undangan-Mu untuk beribadah
Perjalanan ibadah ke Kota Mekah dan Madinah
Laut Merah
Mengenang perjalanan sejarah
Laut Merah
Sejarah mengembalikan kesucian Kabah
Laut Merah di tepian kota Jedah
Memberikan rasa indah
Saat-saat kami bertasbih
Di dalam masjid terapung kubah biru, menara putih
Saat fikir kami bertasbih
Saat hati kami bertasbih
Saat lisan kami bertasbih
Saat raga kami bertasbih
Tentram ketika dahi sujud merendah
Tentram ketika tangan mengadah
Meredam resah
Meredam amarah
Sadar akan sikap angkuh
Sadar akan sikap latah
Sadar akan jadi rapuh
Sadar akan jadi punah
Ya Allah
Maafkan bila kami bagai buih
Maafkan bila kami mengeluh letih
Ya Allah
Jadikan hidup kami berlimpah barokah
Jadikan mati kami husnul khatimah
Ya Allah
Syukur kami atas Ayat-Ayat Cinta-Mu di tepian Laut Merah
Memperkuat jiwa kami untuk Istiqomah
Memperkuat jiwa kami akan Risalah
Ya Allah
Bimbing kami jalankan Amanah
Beri kami tempat kembali Jannah
Ya Allah
Syukur kami atas Ayat-Ayat Cinta-Mu di tepian Laut Merah
Berharap kami jadi keluarga sakinah mawadah wa rahmah
Berharap kami bahagia fiddunya wal akhirah
Ya Allah
Undanglah kami beribadah haji ke Baitullah
Undanglah keluarga-keluarga kami beribadah haji ke Baitullah
Undanglah saudara-saudari kami beribadah Haji ke Baitullah
by : Yayan Suyanto (Bpk)...
( on Wednesday, July 29, 2009 at 12:22am)
Amiin Allahumma Amiin...Ya Rabb, Panggillah diri ini tuk menjadi tamuMu ya Rabb....Labbaikkallahumma labbaik
Doa Nabi Daud as
Alhamdulillah hari ini Mentari bersinar cerah ya sahabatq :)
Bagi yang saat nie sdg mendung cuacanya semoga bersamaan dengan turunnya tetesan hujan ke bumi turun juga berkah Allah disana ya .... :)
Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada Mu
cinta Mu dan cinta orang-orang yang mencintai Mu
serta cinta yang dapat mendekatkan aku kepada cinta Mu
Ya Allah apa yang Engkau anugrahkan kepadaku
dari apa-apa yang aku cintai,
maka jadikanlah ia sebagai kekuatan bagiku
tentang apa yang Engkau cintai,
dan apa-apa yang Engkau singkirkan dariku
dan apa-apa yang aku cintai,
maka jadikanlah ia kekosongan bagiku
Ya Allah jadikanlah cinta Mu sesuatu yang paling kucintai
daripada cintaku kepada keluargaku, hartaku dan air dingin saat dahaga
Ya Allah buatlah aku mencintai Mu,
Malaikat-malaikat Mu, Nabi-Nabi Mu, Rasul-Rasul Mu,
dan hamba-hamba yang shalih
Ya Allah hidupkanlah hatiku dengan cinta Mu
dan jadikanlah aku bagi Mu
seperti yang Engkau cintai
Ya Allah jadikan aku mencintai Mu
dengan segenap hatiku dan ridho kepada Mu dengan segala usahaku
Ya Allah jadikanlah segenap hatiku bagi Mu
dan seluruh usahaku didalam keridhoan Mu
Amin Allahumma Amiin
(Doa Nabi Daud, HR Tirmidzi)
Saat Bertemu ....
Karena seumur hidup manusia, teman sejati (sahabat) tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk berterima kasih padanya.
Karena ialah yang membantu mengubah hidupmu
Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Tersenyumlah dengan wajar .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang cinta
Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.
Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu
Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan
Dan Saat engkau bertemu seseorang yang saat ini menemanimu seumur hidup (suami / istri) kita,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati yang kau cari. *
* Buat yg satu ini, Insya Allah segera Ya Rabb...Amiin :)
Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga
Penulis: Ummu Ayyub
Muroja'ah: Ust Abu Ahmad
Kebanyakan orang akan beranggapan demikian. Sesuatu dikatakan sukses lebih dinilai dari segi materi sehingga jika ada sesuatu yang tidak memberi nilai materi akan dianggap remeh. Cara pandang yang demikian membuat banyak dari wanita muslimah bergeser dari fitrohnya. Berpandangan bahwa sekarang sudah saatnya wanita tidak hanya tinggal di rumah menjadi ibu, tapi sekarang saatnya wanita `menunjukkan eksistensi diri' di luar. Menggambarkan seolah-olah tinggal di rumah menjadi seorang ibu adalah hal yang rendah.
Kita bisa dapati ketika seorang ibu rumah tangga ditanya teman lama "Sekarang kerja dimana?" rasanya terasa berat untuk menjawab, berusaha mengalihkan pembicaraan atau menjawab dengan suara lirih sambil tertunduk "Saya adalah ibu rumah tangga". Rasanya malu! Apalagi jika teman lama yang menanyakan itu "sukses" berkarir di sebuah perusahaan besar. Atau kita bisa dapati ketika ada seorang muslimah lulusan universitas ternama dengan prestasi bagus atau bahkan berpredikat cumlaude hendak berkhidmat di rumah menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anak, dia harus berhadapan dengan "nasehat" dari bapak tercintanya: "Putriku! Kamu kan sudah sarjana, cumlaude lagi! Sayang kalau cuma di rumah saja ngurus suami dan anak." Padahal, putri tercintanya hendak berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabnya. Disana ia ingin mencari surga.
Ibu Sebagai Seorang Pendidik
Syaikh Muhammad bin Shalih al `Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan dua cara: Pertama, perbaikan secara lahiriah, yaitu perbaikan yang berlangsung di pasar, masjid, dan berbagai urusan lahiriah lainnya. Hal ini banyak didominasi kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah. Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan pengurus rumah. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya:
"Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kalian, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. " (QS. Al-Ahzab: 33)
Pertumbuhan generasi suatu bangsa adalah pertama kali berada di buaian para ibu. Ini berarti seorang ibu telah mengambil jatah yang besar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi. Ini adalah tugas yang besar! Mengajari mereka kalimat Laa Ilaaha Illallah, menancapkan tauhid ke dada-dada mereka, menanamkan kecintaan pada Al Quran dan As Sunah sebagai pedoman hidup, kecintaan pada ilmu, kecintaan pada Al Haq, mengajari mereka bagaimana beribadah pada Allah yang telah menciptakan mereka, mengajari mereka akhlak-akhlak mulia, mengajari mereka bagaimana menjadi pemberani tapi tidak sombong, mengajari mereka untuk bersyukur, mengajari bersabar, mengajari mereka arti disiplin, tanggung jawab, mengajari mereka rasa empati, menghargai orang lain, memaafkan, dan masih banyak lagi. Termasuk di dalamnya hal yang menurut banyak orang dianggap sebagai sesuatu yang kecil dan remeh, seperti mengajarkan pada anak adab ke kamar mandi. Bukan hanya sekedar supaya anak tau bahwa masuk kamar mandi itu dengan kaki kiri, tapi bagaimana supaya hal semacam itu bisa menjadi kebiasaan yang lekat padanya. Butuh ketelatenan dan kesabaran untuk membiasakannya.
Sebuah Tanggung Jawab
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan- Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. " (QS. At Tahrim: 6)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang artinya: "Peliharalah dirimu dan keluargamu!" di atas menggunakan Fi'il Amr (kata kerja perintah) yang menunjukkan bahwa hukumnya wajib. Oleh karena itu semua kaum muslimin yang mempunyai keluarga wajib menyelamatkan diri dan keluarga dari bahaya api neraka.
Tentang Surat At Tahrim ayat ke-6 ini, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu `anhu berkata, "Ajarkan kebaikan kepada dirimu dan keluargamu." (Diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Mustadrak-nya (IV/494), dan ia mengatakan hadist ini shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim, sekalipun keduanya tidak mengeluarkannya)
Muqatil mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah, setiap muslim harus mendidik diri dan keluarganya dengan cara memerintahkan mereka untuk mengerjakan kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan maksiat.
Ibnu Qoyyim menjelaskan bahwa beberapa ulama mengatakan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua tentang anaknya pada hari kiamat sebelum si anak sendiri meminta pertanggungjawaban orang tuanya. Sebagaimana seorang ayah itu mempunyai hak atas anaknya, maka anak pun mempunyai hak atas ayahnya. Jika Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Kami wajibkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya." (QS. Al Ankabut: 7), maka disamping itu Allah juga berfirman, "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang berbahan bakar manusia dan batu." (QS. At Tahrim: 6)
Ibnu Qoyyim selanjutnya menjelaskan bahwa barang siapa yang mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, lalu ia membiarkan begitu saja, berarti telah melakukan kesalahan besar. Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua yang acuh tak acuh terhadap anak mereka, tidak mau mengajarkan kewajiban dan sunnah agama. Mereka menyia-nyiakan anak ketika masih kecil sehingga mereka tidak bisa mengambil keuntungan dari anak mereka ketika dewasa, sang anak pun tidak bisa menjadi anak yang bermanfaat bagi ayahnya.
Adapun dalil yang lain diantaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya:
"dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang dekat." (QS asy Syu'ara': 214)
Abdullah bin Umar radhiyallahu `anhuma mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu `alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Kaum lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah, dia bertanggung jawab atas keluarganya. Wanita pun pemimpin yang mengurusi rumah suami dan anak-anaknya. Dia pun bertanggung jawab atas diri mereka. Budak seorang pria pun jadi pemimpin mengurusi harta tuannya, dia pun bertanggung jawab atas kepengurusannya. Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. " (HR. Bukhari 2/91)
Dari keterangan di atas, nampak jelas bahwa setiap insan yang ada hubungan keluarga dan kerabat hendaknya saling bekerja sama, saling menasehati dan turut mendidik keluarga. Utamanya orang tua kepada anak, karena mereka sangat membutuhkan bimbingannya. Orang tua hendaknya memelihara fitrah anak agar tidak kena noda syirik dan dosa-dosa lainnya. Ini adalah tanggung jawab yang besar yang kita akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya.
Siapa Menanam, Dia akan Menuai Benih
Bagaimana hati seorang ibu melihat anak-anaknya tumbuh? Ketika tabungan anak kita yang usia 5 tahun mulai menumpuk, "Mau untuk apa nak, tabungannya? " Mata rasanya haru ketika seketika anak menjawab "Mau buat beli CD murotal, Mi!" padahal anak-anak lain kebanyakan akan menjawab "Mau buat beli PS!" Atau ketika ditanya tentang cita-cita, "Adek pengen jadi ulama!" Haru! mendengar jawaban ini dari seorang anak tatkala ana-anak seusianya bermimpi "pengen jadi Superman!"
Jiwa seperti ini bagaimana membentuknya? Butuh seorang pendidik yang ulet dan telaten. Bersungguh-sungguh, dengan tekad yang kuat. Seorang yang sabar untuk setiap hari menempa dengan dibekali ilmu yang kuat. Penuh dengan tawakal dan bergantung pada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Lalu… jika seperti ini, bisakah kita begitu saja menitipkannya pada pembantu atau membiarkan anak tumbuh begitu saja?? Kita sama-sama tau lingkungan kita bagaimana (TV, media, masyarakat,…) Siapa lagi kalau bukan kita, wahai para ibu -atau calon ibu-?
Anehnya lagi, banyak ibu-ibu yang sebenarnya tinggal di rumah namun tidak juga mereka memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana kepribadian anak mereka dibentuk. Penulis sempat sebentar tinggal di daerah yang sebagian besar ibu-ibu nya menetap di rumah tapi sangat acuh dengan pendidikan anak-anak mereka. Membesarkan anak seolah hanya sekedar memberinya makan. Sedih!
Padahal anak adalah investasi bagi orang tua di dunia dan akhirat! Setiap upaya yang kita lakukan demi mendidiknya dengan ikhlas adalah suatu kebajikan. Setiap kebajikan akan mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak inginkah hari kita terisi dengannya? Atau memang yang kita inginkan adalah kesuksesan karir anak kita, meraih hidup yang berkecukupan, cukup untuk membeli rumah mewah, cukup untuk membeli mobil mentereng, cukup untuk membayar 10 pembantu, mempunyai keluarga yang bahagia, berakhir pekan di villa. Tanpa memperhatikan bagaimana aqidah, bagaimana ibadah, asal tidak bertengkar dan bisa senyum dan tertawa ria di rumah, disebutlah itu dengan bahagia.
Ketika usia senja, mata mulai rabun, tulang mulai rapuh, atau bahkan tubuh ini hanya mampu berbaring dan tak bisa bangkit dari ranjang untuk sekedar berjalan. Siapa yang mau mengurus kita kalau kita tidak pernah mendidik anak-anak kita? Bukankah mereka sedang sibuk dengan karir mereka yang dulu pernah kita banggakan, atau mungkin sedang asik dengan istri dan anak-anak mereka?
Ketika malaikat maut telah datang, ketika jasad telah dimasukkan ke kubur, ketika diri sangat membutuhkan doa padahal pada hari itu diri ini sudah tidak mampu berbuat banyak karena pintu amal telah ditutup, siapakah yang mendoakan kita kalau kita tidak pernah mengajari anak-anak kita?
Lalu…
Masihkah kita mengatakan jabatan ibu rumah tangga dengan kata `cuma'? dengan tertunduk dan suara lirih karena malu?
Wallahu a'lam
Maroji':
1. Dapatkan Hak-Hakmu, Wahai Muslimah oleh Ummu Salamah as Salafiyyah. Judul asli: Al-Intishaar li Huquuqil Mu'minaat
2. Mendidik Anak bersama Nabi oleh Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Judul Asli: Manhaj At-Tarbiyyah An-Nabawiyyah lit-Thifl
3. Majalah Al Furqon Edisi: 8 Tahun V/Rabi'ul Awwal 1427/April 2006
ps : Idealisme normatif atau realistiskah ditengah kejamnya fitnah dunia ini, bagai buah simalakama
Kamis, 19 November 2009
Ibu, Ayo Membaca!
Guru
Suatu kali di sebuah ruangan majelis guru, beberapa orang ibu yang juga berprofesi sebagai guru mengatakan hal yang sama; mereka tidak mempunyai waktu untuk membaca. Padahal mereka adalah guru yang selayaknya harus menyempatkan diri untuk membaca, agar dapat menjadi sosok yang digugu dan ditiru.
Di ibu kota kecamatan tempat saya mengajar, sebuah toko buku sudah tutup karena kurang peminatnya. Padahal toko buku di sana hanya dua buah. Yang satu pun perkembangannya tidak terlalu menggembirakan. Berbanding terbalik dengan perkembangan toko-toko yang menjual handphone dengan segala aksesorisnya yang begitu cepat berkembang.
Fenomena di atas sekali lagi mengukuhkan bahwa masyarakat kita memang masyarakat yang tidak suka membaca. Padahal semua kita rasanya percaya dan yakin jika membaca adalah kegiatan yang sangat bermanfaat dan penting.
Keluarga merupakan faktor yang penting dalam menumbuhkan minat membaca. Orang-orang yang hobi membaca umumnya mempunyai ayah dan ibu yang juga suka membaca. Di sinilah pentingnya peranan orangtua, terutama ibu, tentu saja tanpa mengecilkan peran ayah. Mengapa? Karena secara umum ibulah yang banyak melewatkan waktu dengan anak-anaknya.
Untuk menumbuhkan minat baca pada anak tentu saja harus dimulai dari diri sang ibu sendiri. Ibu harus menyempatkan diri untuk membaca sesibuk apapun dirinya. Di sini dibutuhkan komitmen yang kuat dari ibu untuk membaca setiap hari, walaupun misalnya hanya 15 menit. Mulailah dengan membaca buku yang ringan dan disukai. Jangan dulu membaca buku yang berat dan butuh konsentrasi tinggi.
Ibu juga sebaiknya menyediakan anggaran untuk membeli buku. Tidak harus membeli buku setiap bulan, bisa jadi dua bulan sekali atau tiga bulan sekali, disesuaikan dengan keuangan keluarga. Hal ini tentu saja harus dibicarakan dulu dengan suami, sang kepala keluarga.
Selain itu, ibu juga dapat memanfaatkan taman bacaan yang ada di lingkungannya sebagai tempat meminjam ataupun membaca buku. Karena pada saat ini sudah banyak bermunculan taman bacaan swadaya masyarakat yang peduli terhadap pentingnya membaca. Jangan lupa, jika memungkinkan, bawa anak berkunjung ke taman bacaan. Biasanya anak-anak sangat menyukai aktivitas yang dilakukan secara beramai-ramai. Apalagi jika taman bacaan itu juga banyak didatangi teman-teman seusianya.
Dan yang terpenting, ajak anak membaca buku. Pilihlah buku yang punya gambar dan warna yang menarik. Bacakan cerita jika anak belum pandai membaca. Anak-anak akan suka. Lama-kelamaan, insya Allah, anak sendiri yang akan minta dibacakan buku. Suatu saat jika ia sudah pandai membaca, dia akan ketagihan membaca. Kelak, seiring pertumbuhan usianya, membaca akan menjadi kebutuhannya dan buku merupakan salah satu teman setianya.
Alangkah indahnya jika ibu-ibu Indonesia sama-sama berkomitmen untuk membudayakan membaca dari dirinya sendiri. Dari rumah tangganya sendiri. Suatu saat budaya ngobrol sambil menunggu antrian di tempat umum akan berubah dengan budaya lebih baik membaca daripada ngobrol yang tidak-tidak. Masyarakat kita pun akan lebih suka membeli buku yang ada manfaatnya dibanding barang-barang lain yang kadang belum terlalu dibutuhkan.
Rabu, 18 November 2009
Alhamdulillah.....
Ya, tampaknya kata itu lah yang pantas ku panjatkan pada-NYa
Di dini hari yang Sunyi ini aku ingin sekali berterima kasih pada-Nya..
Ya Rabb, terima kasih atas semua yang Kau berikan pada ku...
Kedua mata ini yang bisa melihat dengan jelas, meski kadang ku pergunakan untuk melihat yang seharusnya tidak kulihat.
Kedua telinga ini yang bisa mendengar dengan jelas, meski terkadang masih sering ku mendengar kata-kata yang sia-sia.
Lidah dan Bibir ini yang bisa berucap dengan lantangnya, meski terkadang lisan ini kurang terjaga, dan masih melukai saudaraku sendiri.
Kedua tangan ini yang masih dengan perkasanya dapat menggenggam, meski terkadang masih sering kugunakan untuk perbuatan sia-sia.
Kedua kaki ini yang masih dengan tegarnya menopang seluruh tubuh ini, meski terkadang kugunakan untuk menuju tempat yang tidak bermanfaat bagiku.
Belum lagi nikmat-nikmat lainnya yang takan pernah habis untuk aku sebutkan satu persatu...
"Fabiayyi aalaaaa iRabbikumaatukadzibaan"
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?"
Ya Rabb, ampuni hamba-Mu ini yang masih sering melalaikan perintah-Mu
Bimbinglah diri ini menuju jalan-Mu ya Rabb
dan jangan biarkan diri ini jatuh ke lubang yang sama untuk kesekian kalinya
Hanya padaMu lah hamba berserah diri.
Senin, 16 November 2009
Allah ♥ u.........always

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia....
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih....
Allah SWT sudah menghitung air matamu.
Ketika kau fikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berjalan begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.
Ketika kau berfikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT sudah punya jawabannya.
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.
Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelpon...
Allah SWT selalu berada disampingmu
Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang...
Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang lebih besar dari segalanya dan Dia telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.
Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang, namun kau tahu cintamu tak terbalas...
Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu dan Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.
Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan....
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan
Allah SWT sedang berbisik kepadamu
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur....
Allah SWT telah memberkahimu
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban....
Allah SWT telah tersenyum padamu.
Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi....
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu
Ingat dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap....
Allah SWT Maha Mengetahui.
* diambil dr note temen smg bisa dijdkan bahan perenungan ^_^
Mengapa ASI Eksklusif Harus 6 Bulan?
Semoga tulisan ini bermanfaat buat para ibu ataupun calon ibu ....silahkan...monggo :)
Penundaan pemberian makanan padat sampai bayi berusia 6 bulan berlaku bagi yang mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula.
1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan
ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi… Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. ” Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.
2. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit
Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, kekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+ faktor imunitas yang sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan+ mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. Probabilitas terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara signifikan berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya selama 15 minggu dan makanan pada tidak diberikan selama periode ini. (Wilson, 1998). Lebih banyak lagi studi yang juga mengaitkan tingkat eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor imunitas pada susu manusia dan Resiko pemberian makanan instan).
3. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem penernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang
Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dll). Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan terakhir jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa. Amilase, enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan. Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase belum mencapai level oranga dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan.
4. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik
Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat termasuk ::
- Bayi dapat duduk dengan baik tanpa dibantu.
- Reflek lidah bayi sudah hilang dan tidak secara otomatis mendorong makanan padat keluar dari mulutnya dengan lidah.
- Bayi sudah siap dan mau mengunyah.
- Bayi sudah bisa “menjumput”, dimana dia bisa memegang makanan atau benda lainnya dengan jempol dan telunjuknya. Menggunakan jari dan menggosokkan makanan ke telapak tangan tidak bisa menggantikan gerakan “menjumput”.
- Bayi kelihatan bersemangat untuk ikut serta pada saat makan dan mungkin akan mencoba untuk meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.
Sering kali kita mengatakan bahwa salah satu tanda bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat adalah bila bayi terus menerus ingin menyusu (kelihatan tidak puas setelah diberikan ASI/susu)-walaupun dia tidak sedang dalam keadaan sakit, akan tumbuh gigi , mengalami perubahan rutinitas atau mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba. Meskipun demikian, sulit untuk menentukan apakah peningkatan kebutuhan untuk menyusui itu berhubungan dengan kesiapan bayi untuk menerima makanan padat. Banyak (bahkan sebagian besar) bayi usia 6 bulan yang mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba, tumbuh gigi dan mengalami berbagai perkembangan – dalam satu waktu, yang pada akhirnya bisa menyebabkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui. Yakinkan bahwa anda melihat semua tanda-tanda kesiapan untuk menerima makanan padat sebagai suatu kesatuan, karena bila bayi hanya menunjukkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui, itu bukanlah tanda kesiapannya untuk menerima makanan padat.
5. Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan
Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI eksklusif mengakibatkan rendahnya angka insiden terjadinya alergi makanan (lihat Referensi alergi dan Resiko Pemberian Makanan Instan). Sejak lahir sampai usia antara empat sampai enam bulan, bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai “usus yang terbuka”. Ini berarti bahwa jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh, termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi hal ini juga berarti bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga. Dalam 4-6 bulan pertama usia bayi, saat usus masih “terbuka”, antibodi (slgA) dari ASI melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksi antibodi sendiri pada usia sekitar 6 bulan, dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.
6. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi
Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi, terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal. Dalam suatu studi (Pisacane, 1995), para peneliti menyimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 7 bulan (dan tidak diberikan suplemen zat besi atau sereal yang mengandung zat besi) menunjukkan level hemoglobin yang secara signifikan lebih tinggi dalam waktu satu tahun dibandingkan bayi yang mendapat ASI tapi menerima makanan padat pada usia kurang dari tujuh bulan. Para peneliti tidak berhasil menemukan adanya kasus anemia di tahun pertama pada bayi yang diberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan dan akhirnya menyimpulkan bahwa memberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan mengurangi resiko terjadinya anemia.
7. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya obesitas di masa datang
Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak. (Untuk contoh, lihat Wilson 1998, von Kries 1999, Kalies 2005)
8. Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk mejaga kesediaan ASI mereka
Berbagai studi menunjukkan bahwa pada bayi makanan padat akan menggantikan prosi susu dalam menunya – makanan tersebut tidak menambah total asupan pada bayi. Makin banyak makanan padat yang dimakan oleh bayi, maka makin sedikit susu yang dia serap dari ibunya, dan makin sedikit susu yang diserap dari ibu berarti produksi ASI juga makin sedikit. Bayi yang makan banyak makanan padat atau makan makanan padat pada umur yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.
9. Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi
Pemberian ASI biasanya sangat efektif dalam mencegah kehamilan terutama bila bayi anda mendapatkan ASI eksklusif dan semua kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi melalui ASI..
10. Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih mudah
Bayi yang mulai makan makanan padat pada usia yang lebih besar dapat makan sendiri dan lebih kecil kecendurangan untuk mengalami alergi terhadap makanan.
Sumber
- Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom .com/nutrition/ solids/delay- solids.html
- When Will My Baby Be Ready For Solid Foods? http://www.kellymom .com/nutrition/ solids/solids- when.html
Sebuah cerita di hari ahad kemarin :)

Pada saat qt mau pulang krn kami jg dah dari pagi disana, tiba2 saja ada anak usia sekitar kls 6 Sd,sebut saja namanya fadhil, berteriak. Kak q belum sholat dzuhur? spontan saja q kaget, knp? krn bisa dibilang jrg sekali anak usia segitu yg ingat akan sholat, krn setahuku usia segitu anak2 lebih ingat main,nonton tv ketimbang sholat terlebih lagi dizaman skrg. Walaupun ketika adzan zuhur berkumandang kita juga dah mengingatkan keanak-anak tuk ishoma, tapai dasarnya anak2 kalau dah keasyikan main suka agak menunda-nunda (sebenarnya ngga hy anak2 aja sih, terkadang yg dewasapun jg suka gitu, maksudnya nyindir diri sendiri nih xixixi) Lalu spontan q ajak anak tersebut ke musholah, lalu q ajak juga teman anakku, sebut saja namanya Hisyam, dia masih kls 1 sd. ketika q ty Hisyam sdh sholat belum? dia lgs mengangguk belum dan dia mau ketika q ajak ke musholah tuk sholat jg. Selama perjalanan kami ke musholah aq ngobrol dg Hisyam, dia q ty Hisyam mau sholat dzuhur? spontan dia menjawab iya lalu dia bergumam kalo ngga sholat kan kafir. Sekali lg q terkejut, ngga nyangka aja jawaban itu q dapatkan dr anak kecil yg baru kelas 1 sd....mendengar hal itu terharu juga q dibuatnya terpikir jg subhanallah kedua org tua mereka dalam mendidik anak2 ini. Krn tuk memndidik anak tuk sholat bukanlah pekerjaan yg mudah.. Subhanallah sekali lagi q dapat pelajaran berharga hari itu (Terima kasih ya Rabb... :))
Lalu merekapun berwudhu dan sholat. Selesai sholat fadhil berkata, "Kak, sholat ashar kapan? :) rupanya diapun dah tak sabar tuk segera menunaikan sholat ashar. Dan lucunya lagi si kecil Hisyam, selesai sholat dia berkata, " Habis ini sholat maghrib ya??" Hisyam...Hisyam...baru aja sholat dzuhur dah mau sholat maghrib :)
* Sebuah pelajaran berharga ketika q menjadi seorang ibu kelak. Semoga Q bisa menjadi Ibu yg bisa mengajarkan anak-anakku kelak tuk tho'at pada RabbNya dan mengajarkan mereka kesabaran dalam mengerjakan ketho'atan padaNya. Seperti nasihat yg disampaikan Lukmanul Hakim kpd anak2nya....Amiin Allahumma Amiin
Silaturahim
Sekilas ini adalah isi sms yg kuterima senin siang tgl 10 Agustus '09, tepatnya pukul 11.42 siang. Isi SMSnya memang terlihat biasa saja tapi q serasa mendapat teguran dari isi sms tersebut, yaa sekali lagi ttg silaturahim...
Walaupun kami tinggal dikota yang sama hy bedanya dia dipusat aku ditimur entah kenapa bisa dibilang sptnya susahhh sekali tuk saling bertemu, mungkin karena kedinamisan dr kota jakarta ini dan juga rutinitas kegiatan kita.
Semoga aq dan kamu senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah tuk dapat melakukan amalan silaturahim ini... Amiin :)