Kamis, 03 April 2014

Kritik dan Baik Sangka

Pagi-pagi dapat tausiyah dari grup WA PisTim..Tausiyahnya dalem smg bisa dijdikan bahan renungan yaa..:-)

(1) Kita tidak bisa membaca hati manusia, apalagi hanya dari dunia maya.

(2) Belum tentu orang yang menuliskan rutinitas amalnya adalah riya'. Bisa jadi ia berniat menyemangati kawannya.

(3) Belum tentu orang yang mengabarkan rizqi yang diterimanya adalah berbangga-bangga dengan harta. Bisa jadi, ia ingin mensyiarkan syukur atas karunia-Nya.

(4) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

(5) Mereka yang menuliskan pengalamannya di socialmedia, belum tentu ingin menjadi selebritis dunia maya. Bisa jadi ada inspirasi yang hendak dibagikannya.

(6) Mereka yang mengabarkan sedang mengisi kultum entah di mana, belum tentu ingin dipuji amal dakwahnya. Bisa jadi ia ingin memberi harapan pada rekannya, bahwa di sana dakwah masih menyala.

(7) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

(8) Mereka yang menyampaikan secuplik ilmu yang diketahuinya, belum tentu ingin diakui banyak ilmunya. Bisa jadi ia terpanggil untuk menyampaikan sedikit yang ia punya.

(9) Mereka yang gemar mengkritisi kekeliruan yang dilihatnya, belum tentu merasa dirinya paling benar sedunia. Bisa jadi, itu karena ia sungguh mencintai saudaranya.

(10) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

(11) Mereka yang gemar menuliskan apapun yang dipikirkannya, belum tentu ingin diakui sebagai perenung berwibawa. Bisa jadi, ia adalah pelupa, dan mudah ingat dengan membagikannya.

(12) Mereka yang selalu merespon apa yang dilihatnya, belum tentu ingin eksis di dunia maya. Bisa jadi ia memang senang berbagi yang dia punya.

(13) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

(14) Tapi baik sangka, tak berarti membiarkan kawan-kawan melakukan sesuatu yang nampak keliru di mata kita.

(15) Baik sangka, harus disertai dengan saling mengingatkan agar tidak tergelincir niatnya, agar tidak terhapus pahala amalnya.

(16) Isi hati adalah misteri. Namun apa yang nampak keliru di mata kita, di situlah tugas kita untuk meluruskannya. Sebab kita saudara.

(17) Baik sangka itu menentramkan. Namun, saling mengingatkan juga merupakan kebutuhan.

(18) Baik sangka itu indah, tapi bukan berarti membiarkan saudara terlihat salah.

(19) Baik sangka, dan nasihat-nasihati adalah kewajiban persaudaraan.

(20) Semoga kita bisa senantiasa belajar bersama. Salam persaudaraan

Abay Abu Hamzah

Belajar dari Landak

Nasehat yg sangat berkesan..

Sesama Hewan Landak tidak mungkin saling merapat satu dengan lainnya.
Duri duri tajam yg mengitari tubuhnya adalah penghalang utama mereka untuk melakukan hal di atas. Bahkan kepada anak kandungnya sendiri....

Ketika musim dingin tiba, membawa hembusan badai salju susul menyusul, serta cuaca dingin yg menggigit tulang, dalam kondisi kritis seperti ini, para landak itu terpaksa saling merapat satu dengan lainnya, demi menghangatkan tubuh2 nya meski mereka harus berjuang menahan perih dan sakitnya duri2 landak lain yg menusuk,  melukai kulit2 mereka.

Jika sekawanan landak itu telah merasakan sedikit kehangatan, segera saja mereka saling menjauh, namun jika  rasa dingin kembali merasuk ke dalam tubuh mereka, mereka akan segera merapat lagi... dan demikianlah seterusnya.
sepanjang malam, landak2 itu disibukan oleh kegiatan saling menjauh dan saling mendekat.

Merapat terlalu lama akan menimpakan atas mereka benyak luka. Sementara jika mereka saling menjauh dalam waktu yg lama justru bisa saja rasa dingin menewaskan mereka.
Demikianlah keadaan kita manusia dalam hubungan interaksi sosial antara sesama kita dalam hidup ini, tentu tak seorang manusiapun terbebas dari duri2 (kesalahan2) yg mengitari dirinya, demikian halnya org lain...
Tentu mereka sama sekali tidak akan dapat merasakan kehangatan jika mereka tidak rela bersabar menanggung perihnya duri2 (kesalahan) org lain pada saat saling merapat.
Oleh karena itulah:
Siapa saja yg hendak mencari sahabat tanpa kesalahan, niscaya ia akan hidup sebatang kara.
Dan barang siapa yg ingin mencari pendamping hidup sempurna tanpa kekurangan, niscaya ia akan hidup membujang.
Dan barang siapa yg berusaha mencari saudara tanpa problema, niscaya ia akan hidup dalam pencarian yg tiada akhirnya.
Barang siapa yg hendak mencari kerabat yg ideal dan sempurna, niscaya ia akan lalui seluruh hidupnya dalam permusuhan.
Maka, bersabarlah menanggung perihnya kesalahan orang lain, agar kita dapat mengembalikan keseimbangan dalam hidup ini.
Camkanlah ....jika engkau ingin hidup bahagia, jangan menafsirkan segala sesuatu, jangan pula terlalu kritis pada segala hal, serta jangan terlalu jeli meneliti segala sesuatu.

Sebab jika seseorang jeli meneliti asal usul berlian, ia akan mendapti ternyata berlian itu bermula dari bongkahan batu hitam.
***