Senin, 23 April 2012

Mau Tahu Amalan Yang Paling Dicintai oleh Allah SWT

dakwatuna.com - Ketika kita mengerjakan shalat fardhu (Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, & Isya), ternyata kita bisa mendapatkan suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT dibanding dengan amalan-amalan lain. Bayangkan amalan ini lebih dicintai oleh Allah SWT dibanding dengan Berjihad dijalan Allah dan Berbakti kepada orang tua. Subhanallah bukan?
Ya, amalan ini memang gampang-gampang sulit, tetapi ketika kita benar-benar bertekad dan meluruskan niat, insya Allah amalan yang satu ini sangat mudah dilaksanakan.
Ketika berbicara tentang waktu shalat, memang terkadang kita menganggap itu adalah sesuatu yang biasa-biasa saja, tetapi ternyata amalan yang kita bicarakan di atas adalah Shalat di awal waktu, seperti yang tertera dalam hadits nabi di bawah ini,
Abdullah (bin Mas’ud) RA berkata, “Saya bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’ (Dalam satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, ‘Shalat pada waktunya’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi’? Beliau bersabda, ‘Jihad (berjuang) di jalan Allah.”‘ Ia berkata, “Beliau menceritakan kepadaku. (Dalam satu riwayat: “Saya berdiam diri dari Rasulullah.”) Seandainya saya meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya.” (H.R. Bukhari, hadits Shahih dan terdapat di dalam Shahih Bukhari)
Kita mengetahui bahwa jihad di jalan Allah SWT[1] dan berbakti kepada orang tua jaminannya surga[2], maka bagaimana dengan Shalat di awal waktu yang statusnya itu adalah amalan yang paling dicintai Allah? Wah masalah balasan yang akan kita terima nanti itu hak Allah yang akan memberikan.
Setelah kita mengetahui semua ini, maka mulai saat ini juga, marilah kita berusaha untuk shalat di awal waktu. Shalat di awal waktu dan di akhir waktu lamanya waktu kita shalat gak bedanya kan? Dan juga biasanya kalau shalat di akhir waktu, biasanya kita sering kebablasan, atau terlupa. Untuk menghindari itu, maka shalatlah di awal waktu. Tidak ada ruginya bukan ketika kita shalat di awal waktu?
Semoga dengan melakukan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah SWT, kita bukan hanya mendapatkan ganjaran yang sangat besar tetapi juga Cinta dari Allah SWT.
Karena ketika kita menjadi kekasih Allah SWT, insya Allah kita akan selalu dijaga oleh-Nya (bayangkan, yang menjaga kita adalah zat yang menguasai alam ini), lalu apa yang kita minta pasti akan dikabulkan (betapa nikmatnya bukan?). Maka bersungguh-sungguhlah dalam meraih cinta Allah SWT dengan melakukan amalan-amalan yang dicintainya.
Wallahu a’lam Bishshawab.
Catatan kaki:
[1] Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)
[2] Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka. (HR. Bukhari)

Rabu, 18 April 2012

Keyakinan dan Kesabaran


Gabungan antara keyakinan dan kesabaran akan menghasilkan semangat yang takkan pernah padam. Keberanian akan menjadi temannya, kesolehan akan menjadi pakaian mereka, kebeningan hati akan selalu mengisi hidup mereka, dan hasilnya… Karya-karya besar bagi peradaban akan tercipta dari segala bentuk usaha mereka. 
dakwatuna.com - Keyakinan, adalah kesederhanaan. Sebuah kesederhanaan yang lahir dari kuatnya jiwa dan karakter seseorang. Keyakinan juga yang membuat Rasulullah, tak pernah berhenti berdo’a untuk penduduk thaif meski lemparan batu, hinaan hingga penolakan terhadap beliau bersama risalahnya. Keyakinan juga yang menumbuhkan kecintaan yang membara seorang Khalid bin Walid dengan dinginnya malam ketika perang dibanding bermesraan bersama seorang gadis cantik. Keyakinan pula yang membuat Ali bin abi Thalib dengan berani menggantikan Rasulullah ketika beliau hendak dibunuh oleh kaum Quraisy. Keyakinan itu tumbuh.. kuat mengakar.. Lahir dari keluhuran budi, kokohnya karakter, dan bersumber dari dentuman cinta mengabadi yang tak pernah padam untuk Allah dan jihad di jalan-Nya.
Keyakinan adalah teman setianya gairah yang selalu bersumber dari cinta. Keyakinan adalah kekuatan yang takkan pernah habis untuk selalu memberi energi bagi jiwa untuk menunggu, “membangun”, menguatkan, hingga berbagai defenisi tindakan yang terkadang tak bisa diterima oleh akal. Keyakinan hadir seperti sumber cahaya, ia adalah sumbu lilin yang terus terbakar, ia adalah sumbu sinaran yang menjadi alat untuk memberikan ruang terangnya.
Jika keyakinan adalah alasan terbesar seseorang untuk bertahan. Maka pasangan jiwanya adalah kesabaran. Kesabaranlah yang membuat orang untuk terus bersama dengan keyakinannya. Jika keyakinan adalah sumbu untuk memberikan cahaya, maka kemampuan untuk menerangi selama mungkin adalah sebuah defenisi sederhana tentang kesabaran. Kesabaran selalu menghasilkan berjuta pesona bagi sejarah. Bagaimana Sayyid Qutb lebih memilih untuk bersabar bersama dengan siksaan penjara di zamannya, kesabarannya-lah yang membuat cerita jihad menggelora di dalam dada jutaan pejuang di seantero mayapada. Bagaimana Yusuf AS, yang lebih memilih penjara agar mampu terus mengenal-Nya. Bagaimana sumayyah meneladani semua wanita dengan semangat jiwanya untuk terus bersabar menahan siksaan kaum kafir hingga menjadi syuhada pertama dalam Islam. Mereka adalah karakter-karakter yang menyejarah.. selalu indah untuk dikenang.

Gabungan antara keyakinan dan kesabaran akan menghasilkan semangat yang takkan pernah padam. Keberanian akan menjadi temannya, kesolehan akan menjadi pakaian mereka, kebeningan hati akan selalu mengisi hidup mereka, dan hasilnya… Karya-karya besar bagi peradaban akan tercipta dari segala bentuk usaha mereka.

Yakinlah… bahwa Allah takkan pernah menyia-nyiakan segala usahamu.. Bersabarlah, hingga kelak… Ketika sabarmu telah habis masanya.. Perbahuilah terus ia dengan sebuah KEYAKINAN… Bahwa Allah takkan pernah membuatmu kecewa…

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank You for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank You for bringing me home
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.
-Maher Zain-
Taipei, 10 April 2010

Mari Memaknai Makna Kesabaran

 Like it this note very much ......

dakwatuna.com – “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. al-Baqarah [2]: 214)

Segala Puji Bagi Allah yang telah memberikan kita kelimpahan dan kecukupan rezeki, meski itu sering dikeluhkan olah manusia. Selawat teriring salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan mulia, Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarga, sahabat, serta seluruh pengikut beliau yang senantiasa menapaki jejaknya hingga yaumil akhir nanti. Aamiin.

Kehidupan adalah jalan lurus yang terhampar padanya duri-duri tajam lagi menyiksa. Pun yang terhias pernak-pernik kesenangan dan kemudahan yang melenakan. Juga segala olah rasa yang sering membuat raga tak kuasa menahan semua beban hidup yang ada, sehingga banyak manusia berusaha menghilangkan nyawanya. Serta butir-butir hikmah yang sejuknya terasa hingga jiwa, yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang selalu ingin mendekatkan dirinya dengan Sang Pemilik hikmah.
Adalah keindahan yang sempurna semua kejenuhan rutinitas yang ada, di mana manusia akan bisa belajar mewarnai monotonnya hari yang selalu dia lalui. Dengan begitu, kita secara tidak langsung diajarkan untuk ikut berlelah diri dalam mengisi umur yang telah diberi. Agar manisnya terkesan berarti, juga menyejarah hingga tua nanti. Dengan semua kepayahan yang kita usahakan, Allah tidak akan mendiamkan begitu saja. Allah pasti akan membalas dengan balasan yang terindah di setiap saatnya.

Karena kita makhluk sempurna, pasti akan selalu ada aral melintang yang menjadi penghalang. Di setiap nafas asa yang membara dalam dada, di kala bencana duka yang menyayat hati, pun masa ketika kita mencoba berusaha berbaik laku dan sangka pada alam sekitarnya. Itulah ujian keimanan yang kan mendewasakan batin dan pikiran kita. Dan sebaik-baik penangkalnya adalah kesabaran. Dari semua, suka duka, hinaan gunjingan, tekanan aturan juga kebutuhan hidup harian.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
““Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji`ûn” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah [2]: 155-157)
Salah satu kesabaran seorang anak manusia adalah ketegaran dari perlakuan zhalim yang dia terima. Ketika kehidupan bermasyarakat sudah mensyaratkan kasta-kasta, lalu ego manusiawi turut meramaikan pergolakan hati. Antara ambisi pribadi dan panggilan nurani yang ingin selalu memberi. Pun saat dunia kerja tak lagi mampu dipercaya. Kemudian tercipta kesenjangan antar golongan, pemimpin dengan bawahan, yang kaya dengan yang kurang berada.
Namun Allah Yang Esa, selalu mendampingi di tiap jerit pinta seorang hamba yang yakin sepenuh jiwa bahwa DIA pasti akan terus mengupayakan yang paling baik di antara yang terbaik yang manusia itu usahakan untuk dirinya.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (QS. Ar-Ra’d [13]: 11).
Keberhasilan hidup Anda sepenuhnya ada dalam tanggung-jawab Anda.
Janganlah lagi menunggu dibuat berhasil, dan jangan izinkan orang lain memperlambat keberhasilan Anda.
Kehidupan ini adalah kehidupan Anda. Maka keberhasilannya adalah keputusan penuh Anda!
Katakanlah, say it!
I am the boss of my life!
(Mario Teguh)
Seberat dan sebesar apapun kesusahan yang kita terima, baik itu di keluarga, masyarakat, pun tempat bekerja ketika pemimpin tak kuasa beri ruang pada tangga keberhasilan kita. Pasti selalu ada hikmah di dalamnya. Dan kala tuntutan hidup semakin tumbuh seiring perekonomian yang carut marut. Sebuah pesan indah pertarungan megah yang kan menghantarkan kita pada tepian samudera ketegaran. Saat itulah mungkin makna kesabaran kan terasa lezatnya.
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS. az-Zumar [39]:10)
Kesabaran yang tersandar pada kuatnya keyakinan pada Sang Maha Kuat, akan mampu melahirkan keberanian bersikap. Bukan berbuah pasrah yang rela tertindas dalam penguasaan orang lain. Namun terlebih pada penunjukan prinsip diri yang kokoh, yang tak mudah gentar hanya dengan gertakan duniawi semata.
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar”. (QS. Ali-Imran [3]:146)

Kesabaran bagaikan kayu bakar yang kan mampu membarakan semangat juang setiap insan. Namun kita masih memerlukan api penyulutnya, agar benar-benar bisa merasakan hangatnya kekuatan untuk melawan segala fitnah yang kan menghadang. Dan sebaik-baik api penyulut kesabaran adalah shalat. Karena mereka selalu disejajarkan sebagai senjata ampuh melawan kezhaliman.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. al-Baqarah [2]: 45-46)
“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (QS. Thaahaa [20]: 132)

Kesabaran manusia hanya akan berbuah kekecewaan bila tidak diikat dengan shalat. Karena shalat bukan hanya sebuah ritual semata, bukan pula penggugur kewajiban belaka. Shalat adalah bukti ketundukan dan kepatuhan kita pada Allah SWT, Pemilik segala kemudahan. Dan jangan sampai kita menjadi makhluk durhaka yang mengabaikan Tuhannya setelah DIA Yang Esa Memberikan semua nikmat-nikmat-Nya pada kita.
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” (QS. al-Maa’idah [5]: 55)

Sejarah pun mencatat perintah sabar dan shalat, yaitu ketika Lukman menasihati anaknya yang terabadikan dalam Al-Qur’an;
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Lukman [31]: 17)
Mutiara itu adalah kesabaran yang tersimpan di kedalaman lautan, dan penjaga agar kemilaunya tak pernah redup adalah shalat yang menutupinya bagaikan cangkang yang kokoh. Dan keduanya adalah permata yang amat berharga. Seperti itulah kiranya makna kesabaran yang terwarnai dengan konsistensi shalat yang harus kita miliki, teramat dalam menghujam hati sehingga tercipta sebagai identitas pribadi.

Mari kita belajar lebih memaknai kesabaran, agar hari-hari esok yang kan menantang bukan lagi jadi hambatan yang terlalu berarti.
“Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).” (QS. al-An’aam [6]: 104)